Perpustakaan Kota Kami

Libur sekolah pertama sejak tahun ajaran baru tiba. Secara tradisi masih disebut sebagai vacances Toussaints, karena bertepatan dengan perayaan Toussaints pada tanggal 1 November meski belakangan sudah tidak benar-benar dirayakan. Saya suka menerjemahkannya sebagai libur musim gugur untuk memudahkan penjelasannya pada teman dan keluarga di Indonesia...

Rencana liburan dibatalkan, kami akan banyak di rumah saja. Tak masalah. Sudah biasa. Yang berbeda tentunya berkurangnya kegiatan di luar rumah yang bisa kami lakukan...

Meski pandemi sudah mereda di Prancis, kami tetap memilih membatasi saling berkunjung. Di bioskop tidak ada film yang benar-benar menarik. Museum kebetulan tutup untuk pergantian pameran. Hanya jalan-jalan di kota yang masih bisa suka-suka. Karena perpustakaan pun masih belum kembali buka...

Perpustakaan memang jadi salah satu alternatif menarik di saat libur sekolah. Selain untuk membawa Butet meminjam buku, dia suka menemani saya saat pertemuan Club lecture di masa dia liburan. Saya ke pertemuan, Butet asik berlama-lama di ruang khusus anak...

Perpustakaan Kota Kecil

Perpustakaan di kota kami ada dua. Keduanya kecil saja. Sekecil kotanya yang hanya berpenduduk 45 ribu jiwa. Karenanya, kalau ada cerita tentang perpustakaan luar negeri yang luas, bagus, dan penuh fasilitas, ya saya senyum-senyum saja. Karena saya rasa, perpustakaan di ibukota propinsi bahkan kabupaten/kotamadya di Indonesia juga sudah bagus-bagus, kan!?...

Awal saya berkenalan dengan perpustakaan daerah, dimulai dengan perpustakaan anak. Si Ucok yang mengajak saya ke sana setelah kunjungannya bersama kelas école maternelle (TK)-nya. Saat itu, koleksi buku anak terpisah dari perpustakaan pusat...


Perpustakaan anak terletak di sebuah bangunan satu ruangan seukuran kamar tidur, di kompleks taman bermain. Jam bukanya yang sore setelah bubaran sekolah dan Rabu pagi yang tidak ada sekolah, memang praktis untuk kegiatan anak-anak. Kami biasa mengisi Rabu pagi dengan ke perpustakaan meminjam buku, lalu lanjut bermain-main di taman hingga waktunya makan siang...

Ternyata, bahkan sampai saatnya Butet ke perpustakaan anak pun, masih banyak orang tua murid yang tidak mengenal keberadaannya. Padahal mereka mengajak anak-anaknya bermain di tamannya!...

Koleksi buku anak-anak digabungkan ke perpustakaan pusat beberapa tahun yang lalu. Menempati sebuah ruang yang kecil juga. Tapi tak menghalangi kebahagiaan Butet tiap kali ke sana... Dan saya pun lebih ikhlas mengantarnya karena bisa sekalian mencari buku untuk saya di tempat dan waktu yang sama...

Kecil Tapi Lengkap

Memang meski perpustakaan yang biasa kami kunjungi--yang tak jauh dari rumah--tidak besar, tapi koleksinya cukup lengkap dan terbarui. Buku anak-anak kecil dengan ilustrasi yang indah, berbagai novel anak-anak dengan berbagai tingkat kesulitan bahasanya, juga berbagai komik tersedia...


Saking rutinnya ke perpustakaan, saya dan suami sempat membuat blog untuk mencatat buku-buku yang dipinjam Ucok. Sempat mandeg saat saya hamil besar si Butet, lanjut saat Butet mulai ke perpustakaan, lalu mandeg lagi. Karena toh hanya saya yang menulis di blog itu, saya pun mencoba membuat blog baru saat ingin merutinkan menulis lagi. Tapi sayangnya mandeg lagi saat adanya perubahan kurikulum yang membuat Rabu ada sekolah, yang membuat kami sulit ke perpustakaan. Dan tidak dilanjutkan lagi sampai sekarang...

Ke perpustakaannya sendiri sih masih berlanjut. Seiring besarnya Butet, kami lihat buku remaja yang kurang koleksinya. Memang selama bolak-balik ke sana, hampir tak pernah bertemu dengan remaja. Kebanyakan yang datang adalah para lansia, atau bapak-ibu muda dengan anak-anaknya yang masih usia TK atau SD. Entah karena kurangnya remaja yang membuat koleksinya tak banyak, atau justru karena tak lengkapnya koleksi membuat remaja enggan ke perpustakaan?...

Koleksi buku dewasa jelas yang paling lengkap. Buku yang baru terbit, langsung tersedia untuk dipinjam. Waktu pinjam yang standarnya bisa sampai dua minggu, untuk buku baru dibatasi hanya satu minggu saja!... Kalau terlambat, bakal ditelepon petugas. Karena biasanya sudah banyak yang mengantri...

Selain buku, komik, dan majalah, perpustakaan juga menyediakan peminjaman CD dan DVD. Lumayan juga kan!? Apalagi pendaftaran gratis untuk bisa meminjam satu buku atau CD atau DVD plus satu majalah atau komik. Kalau mau menambah, cukup membayar abonemen 1,5 euros per tahun, per tambahan!...

Itu untuk dewasa. Untuk anak-anak dan remaja hingga 15 tahun diperbolehkan meminjam sampai tiga buku secara gratis!...

Tak Hanya Pinjam-Meminjam Buku

Perpustakaan daerah kami tak hanya menyediakan peminjaman buku saja. Secara rutin diadakan berbagai acara. Sebulan sekali ada Heure du contes atau pembacaan cerita bagi anak-anak, dan Club lecture alias klub buku yang sempat saya ceritakan seminggu yang lalu untuk para dewasa...


Beberapa tahun terakhir ini juga diadakan Atelier écriture alias pelatihan kepenulisan secara rutin setahun sekali. DI masa pademi ini, Atelier écriture sempat diadakan daring dengan menggunakan zoom...

Secara berkala diadakan juga pertemuan dengan penulis. Membahas bukunya, lalu sesi tanda tangan, tentunya...

Perpustakaan di Masa Pandemi

Perpustakaan sempat tutup di awal pandemi. Saya ingat saat itu, saya sedang meminjam DVD adaptasi dari buku yang menjadi pembahasan Club lecture bulan Maret. Pertemuan club dibatalkan, dan saya menyimpan DVD selama berbulan-bulan...


Sampai saat ini, perpustakaan kota kami belum benar-benar kembali dibuka. Untuk meminjam buku, kita harus menelepon memesan bukunya, dan membuat janji temu untuk mengambilnya. Tidak bisa memilih sendiri di raknya seperti dulu. Demikian juga untuk pengembaliannya. Jika tidak bisa keluar rumah, perpustakaan menyediakan layanan pesan antar... 

Ditawarkan juga layanan menonton film secara streaming. Semua itu gratis. Dibayar dengan pajak penduduk, tentunya...

Memang sempat diadakan Club lecture secara daring. Tapi tentu saja berbeda jika bisa bertemu muka langsung. Meski di dalam ruangan kadang panas bukan kepalang, atau sebaliknya kita kedinginan karena kebagian duduk tepat di depan AC, tetap saja saya kangen dengan suasana perpustakaan dengan aroma buku-buku tuanya... 



Comments

  1. Mungil amat perpus anaknya Fi! Tapi emang gitu ya, kita suka nggak ngeh sendiri sama banyaknya fasilitas. Sampe2 udah ditaruh di taman bermain anak eh banyak yang gak tahu juga heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emang ortunya kurang tertarik ke sana sih, kurasa. Soalnya sebenernya kunjungan ke perpustakaan itu jadi kegiatan rutin di maternelle. Dan aku sendiri dapet infonya kan dari situ...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi