Lansia Cergas dan Mandiri

Beberapa hari yang lalu, saat dalam perjalanan ke swalayan, saya bertemu seorang teman. Kami sama-sama anggota Club lecture, klub buku yang dibentuk pemerintah daerah kota kami. Sudah lama juga kami tak jumpa. Meski rumahnya sebenarnya masih di quartier saya...

Teman?... Heu... Usianya sudah 70-an tahun. Baru belakangan saya memberanikan berbicara padanya menggunakan tutoyer seperti yang dimintanya berkali-kali. Tapi rasanya sungkan, untuk tidak ber-vouvoyer pada beliau yang lebih sepuh ketimbang ibu saya itu...

Melihatnya, membuat saya rindu pada rekan-rekan anggota Club lecture lainnya. Melihatnya, membuat saya teringat, betapa saya ingin menua seperti mereka... 😇

Lansia yang Cergas

Anggota Club lecture yang saya ikuti memang kebanyakan lansia. Ya mungkin karena waktu pertemuannya yang diambil saat jam kerja. Yang sempat datang hanya para pensiunan. Dan para pengangguran dan ibu rumah tangga seperti saya. Tentu, ada juga mereka yang aktif jika kebetulan bukan jadwal kerjanya...

Saat pertemuan klub diadakan daring karena pandemi, ada juga beberapa perempuan muda yang bergabung. Tapi setelah beberapa pertemuan, mereka menghilang. Sudah mulai kembali bekerja, kabarnya...

Para lansia anggota klub, masya Allah mengagumkan. Melihat nenek-nenek berusia 80 tahun yang berbicara dengan lancar, lugas, dan jelas terstruktur itu menyenangkan. Menyadari betapa luasnya wawasan mereka itu, membuat semangat belajar terbangkitkan...

Dari membahas satu buku, mereka bisa menghubungkan dengan buku lain. Entah berapa banyak buku yang sudah dan sedang mereka baca. Saya pun kadang mengkeret, karena menghabiskan buku untuk klub pun, hanya beberapa jam sebelum berangkat pertemuan...

Mereka juga suka menghubungkan buku bahasan dengan sejarah, latar belakang penulisnya, dan bahkan kota setting cerita. Memang selain membaca, mereka suka jalan-jalan juga. Ada di antara mereka yang sudah mengunjungi Indonesia, lebih luas ketimbang saya!

Dengan nada setengah bercanda mereka bilang, mau apa lagi kalau sudah tua begini. Harus menikmati hari ke hari, kan!?... 😉


Lansia yang Mandiri

Saat pertemuan Club lecture diadakan secara daring, barulah saya benar-benar menyadari bahwa sebagian anggota tinggal di rumah jompo. Terlihat dari bagaimana persiapan koneksi yang dibantu oleh personil tenaga kesehatan...

Kebanyakan yang lain masih tinggal di apartemen pribadi. Ada yang bersama pasangan mereka, ada pula yang sendiri. Tak satu pun bersama keluarga. Apalagi anak-cucu...

Di Prancis, begitu berkeluarga, memang kebanyakan berpisah tinggal dengan orang tua. Bahkan kadang jauh sebelum berkeluarga. Anak yang sudah dewasa, biasa hidup mandiri tak tergantung pada orang tua lagi. Dan orang tuanya pun harus demikian. Hidup tanpa bergantung pada anak. Baik secara moral, fisik, maupun finansial. Tapi bukan juga berarti lalu putus hubungan sama sekali, lho ya... 

Rekan-rekan klub saya tetap menjalin hubungan baik dengan anak-cucunya. Sering saya mendengar cerita bagaimana mereka bergantian saling mengunjugi di saat liburan. Siapa yang kangen, tak perlu saling menunggu. Angaran sudah mereka siapkan untuk itu. Atau sekali waktu, mereka juga pergi berlibur bersama keluarga besarnya ke kota atau negara lain...

Mereka memang terlihat sigap dan lincah. Seingat saya, hanya satu yang berjalan dengan bantuan tongkat. Yang lain, masih bisa jalan cepat. Beberapa malah aktif naik gunung! Dan saya pernah kewalahan karena kalah nafas, saat jalan pulang bersama dengan teman yang saya temui di awal cerita tadi. Memalukan sekaliii... 🙈

Jelita yang Bersiap

Ya. Saya ingin menua seperti rekan-rekan club lecture saya itu. Lansia yang cergas dan mandiri, yang tidak menyusahkan anak-anak kelak... 

Namun keaktifan, kecergasan, tentu dilandasi dengan kesehatan fisik. Menikmati hari ke hari dengan nyaman di masa tua, perlu ketersediaan finansial...

Sudah jelita begini, tidakkah terlambat untuk bersiap? Tak ada yang namanya terlambat. Mungkin memang harus ekstra usaha untuk mencapai tujuan, ketimbang mereka yang sudah bersiap sejak lebih awal...

Dan satu lagi, mencari lingkungan yang positif. Yang menyemangati. Seperti Club lecture yang saya ikuti. Atau seperti KLIP yang terus mengajak belajar tanpa henti (pesan sponsor 😜). Atau klub memasak, berkebun, olah raga, melukis, menyanyi, ... Pengajian, studi Alkitab, ... Apa saja asal positif. Agar kita terus terdorong untuk lebih baik lagi!...

Yuk ah semangat! Biar kelak bisa jadi lansia cergas dan mandiri, yang tentunya sehat jasmani dan rohani... 🙏



Comments

  1. Ah Alfi.. tulisanmu menginspirasi sekali! Iya semoga kita terus semangat ya untuk belajar dan berkarya sampai kita tua nanti. hugs hugs hugs

    ReplyDelete
  2. Teh Alfi ... arrikelnya aku share ke anakku no.2 yang lagi nyusun TA di Planologi temanya kawasan ramah lansia.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi