Ayam Cabe Hijau

Senin kemarin, saya pikir saya bisa santai saja. Setelah seminggu yang lalu yang sibuk itu, ingin juga agak mengendorkan ketegangan. Mungkin bisa menyelesaikan 2-3 file audio yang nantinya dijadikan podcast dengan tenang. Podcast? Bukan... Bukan podcast personal saya...

Ceritanya, saya sedang dalam masa percobaan untuk menangani pembuatan podcast di Klub Baca Klip. Podcast dibuat dari rekaman zoom KBK. Dipecah-pecah per buku, lalu dijadikan podcast...

Saat ini, tugas saya "baru" memecah file per buku. Dan ini tidak sederhana!... Saya harus menghapus bagian-bagian yang tidak perlu. Seperti obrolan yang di luar bahasan buku, celetukan-celetukan iseng, atau kalimat yang tak ada hubungannya dengan KBK. Maklum, kebanyakan adalah ibu-ibu. Ada saja gangguan dari anak atau sekedar bel pintu!...

Tapi ternyata, ada zoom meeting dadakan untuk jam 2 siang. Rapat pengurus pengajian. Ya, grup pengajian kami berbenah. Dengan makin banyaknya anggota, kami perlu lebih menata. Menata ke dalam, juga menyiapkan ide-ide baru. Plus realisasinya, tentunya...

Tidak cuma wag dan pengajian rutin saja. Sekarang kami punya grup di Facebook, channel Youtube, dan juga akun Instagram. Kami makin sering mengadakan kajian umum yang terbuka bagi semua, anggota maupun non anggota, muslimah maupun muslim, bahkan non muslim, jika tertarik...

Karena itu dibentuklah struktur kepengurusan. Agar lebih jelas penanggung jawab atas suatu bagian... Diadakan rapat secara berkala. Selain saling menyapa meski online saja, mempermantap apa yang sudah dibicarakan di dalam wag...

Pas saat saya matikan zoom setelah 2 jam rapat, terdengar bunyi notifikasi hangout. Lekas saya periksa... Saya hanya menggunakan hangout dengan keluarga kecil saya. Selain mereka? Whatsapp saja. Hangout jadi aplikasi eksklusif keluarga...

Karenanya, begitu ada notifikasi, saya langsung bisa menebak kalau itu suami atau Ucok. Tak mungkin Butet. Butet tak ada di rumah. Dia biasa konek ke internet jika ada wifi. Di luar rumah masih jarang wifi gratisan. Dan saya sudah mengingatkan dia untuk berhati-hari menggunakan koneksi gratisan...

Si luar rumah, Butet praktis memakai ponselnya hanya untuk telepon dan SMS saja. Abonemen teleponnya seperti milik saya. Jatah internet yang hanya 50Mb per bulan tak digunakannya. Takut melewati batas, katanya. Meski sebenarnya cukup untuk whatsapp tekstual, saya benarkan kehati-hatiannya...

Suami bukannya wfh? Memang!... Tapi justru karena sedang bekerja itulah, kami suka berkomunikasi dengan hangout jika diperlukan. Jadi tak memotong meetingnya kan!? Kalau tidak meeting, kami berbincang langsung lah ya. Kan hanya terpisah pintu saja!...

Tapi tadi Ucok yang mengirim pesan. Menanyakan resep Ayam Cabe Hijau. Katanya, dia tak bisa menemukan di internet. Kata kunci yang dimasukkannya adalah poulet pimentée! Jelas saja!...

Saya pun membagi resep ala saya. Resep ala ala. Bukan resep Ayam Lado Mudo yang sesungguhnya. Entah berapa persen keaslian yang masih saya jaga dalam resep andalan yang saya gunakan sampai saat ini. Yang jelas, itu sudah membuat anak mahasiswa perantau saya kangen dan ingin memasaknya sendiri kan!?...

Rupanya Ucok sudah belanja hampir semua bahannya. Berdasar ingatan saja. Hanya sereh yang tidak dia punya. Bahkan belum terbayang di mana mencarinya...

Memang resep saya sederhana saja. Saya hanya menggunakan bawang merah dan bawang putih saja sebagai bumbunya. Bumbu dalam bentuk bubuk, tentunya! Menambahkan kacang mete cincang, andalan saya untuk menggantikan kemiri, meski sebenarnya belakangan sudah bisa lebih mudah menemukannya...

Saya masukkan daun jeruk untuk mengharumkan masakan. Plus sereh yang digeprek dan disimpulkan. Tak lupa garam dan merica. Juga cabe hijaunya, tentunya! Cabe hijau segar! Bukan bubuk!...

Saya tak menambahkan tomat. Sulit menemukan tomat hijau di swalayan. Sudah beberapa kali berencana menanam tomat sendiri, tapi tak terealisasi juga. Dan tanpa tomat juga sudah enak kok... Enak, untuk selera kami, tentu. Tak boleh asal klaim kan ya!?...

Semalam Ucok laporan bahwa masakannya sukses. Saya masih menunggu fotonya. Entah apakah dia sempat membuatnya. Sambil merasa bangga terharu bahwa masakan saya dikangeninya... 😊


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah