Seleksi Dual Diploma

Tahun ini Butet ingin kembali mengikuti kegiatan di luar sekolah. Setelah setahun hanya berkutat di pelajaran saja, dia merasakan perlunya pergantian suasana. Dan itu tak cukup hanya dengan menggambar atau main roller blades sendiri. Atau jalan santai mengobrol dengan mamanya...

Setahun tidak beraktifitas, juga bukannya karena dia tak mau. Akibat pandemi, banyak aktifitas yang dihentikan penyelenggaraannya. Dan tahun ajaran ini, perlahan dimulai lagi...

Namun kami tak bisa serta-merta mendaftarkannya. Pasalnya, Butet dijadwalkan mengikuti program Dual Diploma mulai Oktober nanti. Program untuk meraih ijazah SMA Amerika Serikat, bersamaan dengan ijazah Prancisnya kelak...

Program ini mungkin semacam ujian persamaan SMA, kalau di Indonesia ya!? Materi pelajaran diberikan secara online. Anak-anak diminta belajar secara mandiri. Dengan pantauan, tentunya. Hanya ada 3 kali pertemuan dengan guru. Itupun online juga, menggunakan media Skype...

Program ini bisa dimulai di kelas 9 atau kelas 10. Keduanya berujung di ujian akhir saat kelas 12, atau kelas 3 SMA nanti. Tentunya, jika baru dimulai di kelas 10, beban pelajarannya akan lebih besar...

Selasa kemarin, Butet mengikuti tes penempatan. Memang peserta dikelompokkan berdasar kemampuan berbaha Inggrisnya, meski semua akan selesai dalam waktu yang sama...

Saat saya menanyakan hasil tes yang langsung keluar itu, Butet terlihat agak terbagi. Antara senang, bingung, dan ada sedihnya. Senang karena lolos --ya, ternyata ada juga yang tak lolos--, bingung tak menyangka melihat nilainya, dan sedih karena sepertinya dia bakal terpisah kelas dengan teman-teman akrabnya...

Butet meraih skor lebih dari 90%! Dia tidak menyangka sama sekali. Apalagi sehari sebelumnya, salah satu teman akrabnya yang tidak sekelas dengannya dan sudah melakukan tes mendapatkan skor 85%. Padahal menurut Butet, kemampuan bahasa Inggris mereka berdua setara...

Teman-teman sekelas Butet yang lain mendapatkan skor 70an persen. Tapi tidak... Skor Butet bukan yang tertinggi di kelasnya. Ada minimal dua yang skornya diketahui lebih tinggi. Dan masih ada beberapa yang belum menyelesaikan tesnya saat Butet kemarin sudah keluar ruangan dan pulang...

Kami tak tahu passing grade-nya tepatnya berapa. Butet cerita bahwa pengawas ujian sempat memberitahukan bahwa harus minimal 70%. Meski lalu kemudian dia meralartnya menjadi 60%, sahabat sekelas Butet yang memiliki skor 69% pun tetap tidak tenang. Tapi bahkan ada yang skornya hanya 59%! 

Teman sekelas yang skornya 59% itu menurut Butet sebenarnya cukup kuat dalam pelajaran Bahasa Inggris. Dia yang paling semangat mengikuti program Dual Diploma ini. Sepanjang musim panas, dia mengerjakan semua contoh soal yang ada --yang bahkan inipun Butet hanya melihat sekilas saja. Dia benar-benar berusaha dengan banyak-banyak menonton film atau seri dalam bahasa Inggris, dan mempelajari lagu-lagu berbahasa Inggris. Sesuai yang disarankan sekolah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa para siswa...

Sepertinya justru teman Butet ini terlalu stress. Semua persiapan dan pengharapan membuatnya panik. Mungkin kepanikannya menjadikannya membuat kesalahan-kesalahan yang tidak perlu...

Saya sendiri, mengetahui tingkat kemampuan akademis kelas Butet, mengira bahwa semua anak akan lolos seleksi. Apalagi yang mengikuti seleksi adalah mereka yang juga berada dalam kelas europeenne anglais. Bukan kelas internasional, tapi kelas Eropa. Kelas yang menambahkan 2 jam pelajaran bahasa dan kebudayaan negara-negara yang berbahasa Inggris... 

Saya bilang ke Butet untuk tetap optimis. Bisa jadi, batasan prosentase kelulusan hanyalah patokan saja. Masih ada pertimbangan nilai harian di sekolah. Asal tak terlalu jauh dari batas bawah, mungkin teman sekelas Butet tadi masih bisa ikut program...

Yah, kita lihat saja. Kabarnya harus menunggu 1-2 minggu hingga pengumuman resminya. Plus pembagian kelasnya...

Meski sepertinya Butet harus mengesampingkan niatnya untuk ikut klub sepatu roda atau kembali ballet lagi --dia sudah tak mau belajar tap dance lagi--, saya sudah memesan jam kursus piano yang akan kembali dibuka, di bulan Oktober juga. Kalaupun bentrok dengan salah satu dari 3 pertemuan program Dual Diploma dalam satu semester, bolos kursus piano sekali-kali, tak apa lah ya... 😁

   

Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah