Lokakarya Voila 2021

Hari ini pertemuan ke 3 dan terakhir dari Lokakarya Literasi Film In-Docs & Institut Ibu Profesional, Voila 2021

Pendaftaran

Sudah agak lambat saya mengetahui informasi mengenai workshop ini di wag KLIP. Sudah panjang diskusi mengenainya. Dan saya pikir ah sudahlah, tak usah ikut. Apalagi saat itu saya baru menerima tugas untuk mengurusi podcast KBK KLIP. Apalagi peserta terbatas 30 orang. Paling sudah penuh kuotanya...

Namun kemudian sore-sore, yang artinya sudah malam di Indonesia, saya iseng klik tautan ke formulir pendaftaran. Eh, masih buka. Coba saja iseng isi...

Saking tidak niatnya, sudah ada aturan untuk mengisi alamat email dengan gmail pun tetap saya isi dengan email yahoo! Isian yang harusnya berapa ratus karakter, saya isi singkat-singkat saja. Benar-benar iseng!

Tapi ternyata saya diterima! Kata panitia sih saya terseleksi. Karena tak semua pendaftar bisa masuk jadi peserta. Tentu saja saya tak iseng menanyakan kebenarannya. Justru deg-degan apakah sanggup menjalaninya dengan serius dan tidak mengambil hak mereka yang tak terseleksi...

Sesi Pertama

Sesi pertama diisi oleh mbak Amelia, yang dipromosikan sebagai salah satu calon juri Oscar untuk film dokumenter!

Di sesi pertama itu mbak Amelia menampilkan daftar film. Menanyakan pada peserta siapa yang sudah menontonnya. Dan saya satu-satunya yang sudah menonton semua! Tapi ternyata belum selesai!

Mbak Amelia menampilkan daftar film lagi. Ah, sepertinya saya baru nonton satu. Yang kebetulan malah belum banyak yang nonton...

Tapi saat kemudian diputar trailernya, saya baru ingat bahwa saya sudah nonton Karate Kids yang baru dan film Indonesia. Plus sebenarnya saya sudah menonton transformer saat bintangnya masih Shia Labeouf! 

Hmmm... Sepertinya saya pernah jadi cinephil ya!?...

Hari pertama itu kami mengulik tentang apa yang sebenarnya ditawarkan oleh pembuat film...

Sesi ke Dua

Sesi ini diisi oleh Mas Obe dari Doc. Materinya buanyaaak sekali! Sesi panjang sampai hampir jam 1 siang. Saya menutup zoom dengan kepala pening. Bukan hanya karena 3 jam zoom, namun juga istilah-istilah perfilman yang masih belum bisa saya cerna...

Kami belajar mengenai konsep dan konteks. Dan ada tugasnya. 3 tugas sekaligus! Tenggatnya sampai Rabu. Tapi ditolerir sampai Kamis...

Dengan (masih!) podcast dan Rabu yang pengajian, jelas saya agak kalang kabut. Ditambah ternyata saya sakit hari itu. Memang sudah merasa tidak enak badan sejak Jumat pagi...

Tapi ternyata dengan banyaknya pekerjaan, saya malah makin produktif. Tiga tugas terkirim dengan lancar. Bahkan dengan super niatnya, saya menulis 5 lembar detil di bagian tugas yang bertemakan konsep film!

Sesi ke Tiga

Pagi tadi panitia mengirimkan feedback atas tugas saya. Katanya terima kasih sudah mengerjakan dengan sangat-sangat detil. Puas! Hahahaha... Tapi kalau sampai dibilang kurang detil, mungkin saya kabur saja dari sesi ke tiga tadi. Pundung!

Tentu saja jawaban saya masih belum sempurna. Dan itu tujuan mengerjakan.tugas kan!? Saya jadi bisa dapat masukan dari nara sumber...

Sesi ke tiga sepi. Hanya ada 20an dari 33 peserta. Mungkin pada segan datang karena tak menyelesaikan tugas? Entahlah...

Yang jelas ada beberapa yang minta izin karena di daerah mereka sedang hujan lebat. Hujan berpetir yang tentu berbahaya bagi koneksi internet. Juga listrik yang jadi tak bisa diandalkan kestabilannya...

Sesi kali ini benar-benar abstrak. Tak ada contoh riil dan mendetil seperti sesi berikutnya...

Saat break up grup, kebetulan partner saya baru datang. Kami benar-benar pasangan yang linglung. Namun tetap saja saya coba kirimkan hasil kerja saya. Yang tentu saja jauuuh dari yang diminta!

Tapi lagi-lagi itulah prinsip saya: ingin mendapatkan feedback! Bagaimana kita mau mendapat masukan jika kita tak menunjukkan sebatas mana kita mengerti kan!?...

Kritikus Film?

Banyak ilmu yang saya dapat dari 3 sesi workshop ini. Senang juga meski ada episode desperate atas tugas yang segabruk. Buktinya saya mengerjakan semua, kan!?...

Panitia menyatakan bahwa kami sudah punya bekal yang cukup untuk menjadi kritikus film. Hmmm... Tapi sepertinya bekal saya masih ada di dalam tas, terbungkus rapi, pula!... 😁


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah