Rabu yang Sibuk Sekali

Rabu kemarin saya sibuk sekali. Kegiatan tanpa henti dari pagi. Ingin kembali tidur sesudah Subuh pun tak bisa. Setengah delapan ada panggilan whatsapp. Pengontrak rumah saya di Solo, rupanya. Dia mengabarkan bahwa sudah bisa mulai membayar. Masih jauh dari nominal yang ditunggaknya. Tapi lumayan. Paling tidak menunjukkan itikad baiknya untuk tetap membayar...

Saya sempatkan menanyakan kabarnya. Kesehatan keluarganya. Kondisi usahanya. Katanya keluarga sehat, usaha tetap jalan meski lebih sepi ketimbang sebelum masa pandemi...

Zoom Pengajian

Sesudah pengontrak menelepon, saya tak bisa tidur. Saya sempatkan menelepon ibu untuk berkabar sekalian saja. Sudah lama juga saya tak menelepon. Tak hanya saya yang sibuk. Tapi ibu juga jarang di tempat...

Pengajian kemarin istimewa. Tim dakwah berhasil mendatangkan musisi Dwiki Dharmawan tanpa biaya. Memang pengajian kami bersifat kekeluargaan saja. Tak ada penggalangan dana yang dilakukan hingga saat ini, kecuali sekali saja...

Pengisi kajian rutin tiap Rabu sudah dijamin oleh ketua sekaligus pendiri pengajian. Pembelajaran Iqro' dilakukan secara sukarela oleh anggota yang bersedia. Penyelenggaraan kajian, dari persiapan, hari-h hingga dokumentasi pun demikian. Hanya berharap balasan dari-Nya yang sudah jelas jauh lebih berharga. Insya Allah...

Tepat saat nara sumber hadir, ada telepon masuk. Pengantar monitor komputer yang kami beli hari Minggu kemarin datang! Saya harus mengambil ke gerbang!... Lekas saya pamit sambil memulai rekaman. Berpikir bahwa lebih baik begitu dan memotongnya nanti sebelum diunggah...

Pengajian berjalan lancar. Belakangan, saya jadi belajar untuk tidak mengubah-ubah tampilan zoom agar video akhirnya tidak berantakan!... 😅

Tugas KBK

Zoom selesai jam 1, suami saya belum memesan makanan sesuai janjinya. Kelaparan, saya makan mi cup saja. Hari saya belum selesai. Masih banyak pekerjaan yang mengantri!

Sambil menunggu konversi video di zoom, saya sempatkan melihat file dokumentasi Klub Baca KLIP Senin lalu. Saya ditawari tugas untuk membuat podcast dari pertemuan KBK. Belum saya terima sepenuh hati. Saya ingin mencoba dulu...

Melihat panjangnya rekaman, saya pusing sendiri. Memang saya sudah panik saat dilangsungkannya KBK yang tak kunjung selesai juga. Tiga jam! Sampai-sampai saya sudah lelah untuk berbagi. Lagipula, buku yang saya bagi sudah sempat saya tuliskan di blog ini juga...

Tapi tetap juga saya coba garap. Buka audacity, ternyata file audio dari zoom tidak bisa dibuka. Harus menginstall library ekstra. Baiklah. Buka link lokasi download library, dikatakan bahwa library hanya bisa digunakan untuk versi audacity 3 ke atas. Milik kami masih versi 2! Baiklah...

Uninstall, download versi baru, install, coba lagi. Tetap memerlukan library ekstra. Kenapa audacity tak belajar dari kekurangannya? Saya tak mau mencari lebih jauh... Yang jelas semua berjalan lancar sesudah library diinstall... 

Tapi saya tak mampu bekerja banyak. Hanya bisa memisahkan satu porsi calon podcast saja. Lelah sekali. Saya ingin berbaring saja...

Istirahat? Nggak juga!

Baru berbaring sebentar, whatsapp bertubi-tubi. Ingin tak mengacuhkan, tak tenang juga. Sambil berbaring sambil menjawab pesan-pesan yang masuk... Sampai seorang teman datang!...

Dia memang sudah mengirimkan pesan sebelumnya. Berkabar kalau mau mengambil tivi tua yang sebenarnya sudah sempat saya coba dan ternyata rusak. Penasaran, mungkin, dia... Pagi tadi dia mengabarkan kalau memang tivinya dia buktikan sudah tidak bisa diapa-apakan lagi!...

Zoom Rapat

Akhirnya saya tak sempat istirahat sampai tiba saatnya rapat. Rapat yang dijadwalkan 17.30, molor santai entah sampai jam berapa. Saya sudah tak mampu untuk benar-benar berkonsentrasi. Sambil rapat, sambil saya cek perkembangan upload youtube yang lamanya minta ampun. Padahal belum editnya, pikir saya...

Belakangan, ternyata video sempat terpotong bagian depannya. Meski kebanyakan beberapa milidetik, saya sudah malas mengeditnya lagi, dan langsung saya publikasikan saja...

Rapat berlangsung lama. Bahasannya menarik juga sebenarnya. Tapi saya sudah tak ada tenaga. Belum lagi memikirkan waktu yang sudah memasuki jam makan malam. Meski saya sudah menyempatkan memasak nasi sebelum rapat...

Beberapa peserta sudah pamit sebelum rapat selesai. Tapi saya mengikuti sampai akhir. Banyak ilmu yang baru bsia saya cerna belakangan. Sampi hari ini...

Rapor KLIP

Paling tidak, Rabu itu ada berita yang cukup menyenangkan; saya lolos sesi ke dua KLIP 2021! Begitu saja senang? Tentu saja!... Hanya tinggal tersisa 79 peserta yang bisa melanjutkan ke sesi ke 3! Suatu pencapaian yang tak bisa diabaikan, kan!?...

Sekarang "tinggal" menjaga stamina. Masih 3 bulan lagi. Dan kuota minimal kata dinaikkan lagi menjadi 500 kata. Mingkin saya hanya akan bisa meraih badge good seperti Agustus kemarin. Apalagi, saking padatnya kegiatan, sudah tanggal 3 begini dan saya belum setor juga! Padahal tulisan ini sudah saya mulai sejak Rabu malam!...

Selain rapor setoran biasa, ada rapor Reading Challenge juga. Kembali saya meraih badge Read More Books saja. ¨Padahal sempat mengikuti reading challenge dari Gramedia Digital. Dari 10 buku yang dibaca, hanya sempat menulis 1 ulasan saja! Ditambah ulasan sebelumnya tentang Shadow and Bone, jadilah hanya dua ulasan. Padahal saya berniat mendapatkan badge lebih atas. Semoga sesi 3 ini bisa...

Itu Baru Mulai!

Rabu sore, ada pesan di wag KLIP bahwa untuk kelulusan tahun ini, peserta tidak hanya dinilai dari perolehan badge saja. Kriteria baru; pembuatan skripsi!

Setiap peserta harus mengumpulkan 10 tulisan terbaik selama mengikuti KLIP dalam bentuk buku fisik maupun digital. Dengan minimal 19000 kata! Deadline-nya 10 Desember!

Tambah pusing lah, saya...

Tapi pikirkan nanti dulu pelan-pelan. Apalagi ini sudah masuk tahun ajaran baru buat Butet. Ceritanya? Nanti lagi. Posting ini dulu sebelum terlewat lagi!... 😉 

 

Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah