Berbagai Jalan Mengaktualisasi Diri

November ini cukup istimewa. Saya mencoba menyelami lagi dua impian lama. Impian selain berkecimpung dalam dunia mobile programming dan jadi tukang kue. Yaitu menjadi editor atau penerjemah...

Kurang Kreatif

Orang bilang, tulisan saya enak dibaca. Mereka mendorong saya untuk menjadi penulis. Kebanyakan hanya sebatas menyuruh. Beberapa sampai tahap memberikan jalan...

Tak harus sampai terwujud menjadi buku, seperti Meniti Cahaya dulu. Mengajak berpartisipasi dalam tantangan menulis, ikut komunitas, atau pelatihan pun sudah cukup menyemangati saya...

Tapi saya sadar akan keterbatasan. Saya tidak kreatif. Tidak bisa menulis fiksi. Menulis pengalaman diri? Rasanya masih belum cukup mumpuni. Apalah saya ini, kan!? Menulis di blog begini sudah cukup lah...

Editor

Saya rasa, editor cocok menjadi pilihan. Saya suka membaca. Dan saya suka mencari kesalahan orang lain. Eh? Hahaha... Bukaaan... Saya cukup teliti. Cukup cermat melihat anomali...

Saya suka menulis. Koleksi kosa kata saya cukup banyak, pengetahuan saya akan struktur juga lumayan. Apalagi saya suka belajar. Kalau ragu, ada panduan KBBI dan EYD V-nya Kemdikbud yang saya ubek-ubek hampir tiap hari untuk sekedar setoran harian KLIP saja. Meski tak selalu saya terapkan juga...

Niatan menjadi editor agak surut saat mengikuti Ruang Berbagi KLIP yang diisi oleh mbak Wika tahun lalu. Ternyata pekerjaan editor tidak hanya sebatas mengoreksi teks saja! Mana mampu, saya mencari naskah apalagi promosi segala?!...

Tapi tetap saja saya mengambil kesempatan untuk ikut pelatihan edit naskah yang diadakan Amateur Writer Indonesia (AWI) secara daring melalui grup Whatsapp, pertemuan via Zoom setiap hari Minggu malam WIB atau siang CET. Cocok dengan jadwal keseharian saya... 

Kelas berbayar ini menawarkan peluang untuk menjadi editor di penerbit Peach Media bagi peserta terpilihnya. Pertemuan terakhir dijadwalkan 27 November. Namun kelas baru akan ditutup secara resmi pada Januari 2023 nanti. Jadi, untuk hasilnya, tunggu nanti yaaa... 

Penerjemah

Seperti editor, penerjemah merupakan profesi yang menurut saya menarik untuk diselami. Selain masih berkaitan dengan hobi membaca dan menulis, editor dan penerjemah bisa bekerja jarak jauh. Tak perlu meninggalkan rumah...

Saya belum berani menyeriusi untuk meraihnya sampai tahun lalu, saat Badan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan membuka lowongan untuk penerjemah Prancis-Indonesia. Saya kirimkan lamaran yang dilampiri data diri dan tes penerjemahan... 

Namun saya gagal direkrut. Pasalnya, saya tak bisa menyanggupi untuk menghadiri pelatihan di Jakarta. Panitia mengirim posel untuk memastikan itu. Dan itu saja sudah membuat saya berbesar hati. Artinya, berkas saya diperhatikan, kan!?...

Sayang sekali tahun ini panitia perekrutan Badan Bahasa lebih rinci. Hanya menerima mereka yang bersedia mengikuti pembekalan. Tak mau buang waktu dengan kandidat seperti saya, sepertinya, ya!?...

Secara kebetulan saja bulan Oktober lalu saya melihat lowongan penerjemah yang dibuka oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Penerjemah Prancis-Indonesia. Saya coba lagi mengirimkan lamaran. Panitia lalu membalas dengan mengirimkan tes penerjemahan yang harus saya kerjakan dalam waktu terbatas...

Penerjemahan sudah saya kirimkan. Sekarang, menunggu kabar lagi. Bersambung juga ini, ceritanya...

Banyak Jalan Mengaktualisasi Diri

Setelah lama tak ada kontak, awal November tiba-tiba ada undangan mengikuti lokakarya BIPA Bisnis dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris. Lokakarya diadakan daring pada tanggal 23 nanti. Ini adalah program baru Atdikbud --yang juga baru-- yang ditujukan untuk para pengusaha, investor, tenaga kerja asing yang ingin berbisnis di Indonesia...

Apakah cita-cita saya menjadi guru Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing masih ada harapan berlanjut terlaksana? Atau jalan editor yang terbuka? Atau malah penerjemah?...

Entahlah... Saya mengikuti aliran nasib saja. AlhamduliLlaah sampai saat ini tidak ada urgensi untuk mencari nafkah dan saya masih bisa mengaktualisasi diri dengan berbagai jalan, tak harus melalui jalan profesi...




Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi