Pasca Lockdown, Hari Ke Dua Puluh Empat

Rabu ini pengajian dipindah ke pagi. Pasalnya, jam 15 ada pertemuan zoom yang diadakan KJRI Marseille, mengundang para WNI di Prancis selatan...


Tadinya sudah berniat ikut pengajian secara pasif saja. Bersiap sedia jika sewaktu-waktu Butet membutuhkan bantuan selama jam sekolahnya. Tidak nyaman juga jika saat giliran mengaji, suami pas ada call untuk urusan kantor. Lagipula insya Allah menyimak tadarus pun sudah berpahala kan!?... 😇


Tapi ternyata salah satu dari dua sahabat yang biasa mendampingi dan membantu bacaan tadarus kami tidak bisa hadir pengajian pagi tadi. Yang satu lagi berada di Indonesia. Teteh ketua pengajian meminta saya untuk menjadi pendamping cadangan selama sahabat yang berada di Indonesia menunggu waktu sholat Asar…


Jadilah saya berpartisipasi aktif dalam tadarus, meski tetap menolak diberi bagian membaca, takut interferensi dengan conference lain di rumah. Saya bahkan sempat mengajukan pertanyaan yang sudah lama tertunda kepada ustadz pembimbing kami…


Jam 14, Butet mengikuti Concours Geophile. Perlombaan pelajaran sejarah dan geografi ini akhirya juga diadakan online. Meski tidak menggunakan banyak effort. Soal-soal dikirim via mail, dan peserta diminta mengirim jawabannya via mail juga. Tidak ada website khusus untuk mengerjakan persoalan secara online seperti saat Kangourou des maths atau Big Challege...


Seperti dua perlombaan sebelumnya, Butet mengerjakan dengan jujur. Tidak mau mencontek atau mencari jawaban via google search. Padahal peluang jelas ada. Iming-iming hadiah bagi para juara juga cukup menggoda. Tapi saya mendukungnya. Untuk apa kalau akhirnya hanya menjadi ajang lomba web searching?...


Siang ini kami menerima paket buku untuk Butet. Hadiah Lebaran. Agak spesial karena dia berhasil puasa sebulan penuh. Satu paket lengkap 13 buku A Series of Unfortunate Events. Sekalian persiapan bahan bacaan untuk minggu depan saat istirahat di sekolah yang tak boleh bebas bergerak seperti biasa… 😉


Conference zoom bersama KJRI Marseille dimulai agak telat dari jadwalnya. Hanya ada 25 peserta. Saya catat maksimal 26, tapi tak lama. Padahal menarik juga bahasan mengenai prosedur untuk balik ke Indonesia di saat-saat ini. Namun bapak konsul tetap menyarankan untuk sedapat mungkin bersabar dan menunda kepulangan kalau memang tidak benar-benar perlu sekali...


Semoga semua tetap bersabar, selalu lancar, aman, terkendali, dan kehidupan segera kembali nyaman tanpa kekhawatiran… 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah