Swedia 2021 H2 : Visby

Kami bangun pagi untuk sarapan. Pagi. Jam 9, begitu. Pagi versi kami!... Memanfaatkan jadwal makan pagi yang berakhir cukup lambat, jam 10.30... 

Tempat sarapan tak terlalu rame. Sengaja kami tak mengambil awal-awal juga karena kami sempat melihat rombongan turis check in sepulang kami dari supermarket Ica malam sebelumnya...

Sarapan buffet sudah termasuk dalam tarif hotel yang mahal. Ya, memang Visby merupakan daerah wisata musim panas untuk orang Swedia. Seperti Bali, mungkin ya!?... Apalagi saat itu ada Medieval Week...

Kami langsung keluar jalan-jalan sesudah sarapan. Tujuannya keliling browsing. Tidak berkunjung memasuki suatu objek...

Pit stop pertama : Universitas Uppsala Campus Gotland, dong!...

Eh tapi kami tak melihat papan namanya! Hanya ada tulisan di tembok tinggi di bawah atap. Dan kok gedungnya kecil saja ya? Tetap ambil foto seadanya untuk kemudian berencana menanyakannya pada Ucok...

Kami lanjut menuju tepi laut. Niatnya menyusuri pantai. Terlihat awan hitam mulai datang. Guntur menggelegar. Dan hujan turun saat kami memasuki wilayah dalam benteng Visby...

Kami tetap sesuai rencana ingin menyusuri jalan kecil yang terkenal karena dihiasi pohon-pohon mawar. Tak banyak yang berbunga di bulan Agustus begini. Tetap indah, sebenarnya. Namun tentu saya tak berani mengeluarkan kamera di bawah hujan yang makin deras saja...

Tak ada tanda-tanda berhenti, kami berlari-lari mencari tempat berlindung. Dan menemukan terowongan pendek yang sudah dihuni beberapa orang tanpa perencanaan yang baik seperti kami!

Kami sendiri sempat melihat prakiraan cuaca sebelum pergi. Ternyata ramalannnya tepat sekali! Sudah disebutkan bahwa akan turun hujan pada pukul 11. Dan benar-benar turun pukul 11. Tapi kami tetap berharap bahwa hujan reda lebih cepat dari prakiraan yang satu jam setelahnya!...

Ternyata, sudut itu menarik juga. Ada dua reruntuhan gereja di dekatnya, dan ada dua gereja yang masih berfungsi di seberangnya. Entah apa bedanya, saya belum mencari infonya...

Saat hujan agak mereda, kami lanjut ke Stora Torget. Dengan beberapa kali berhenti berlindung karena hujan masih beberapa kali agak menderas juga...

Kami berlindung di reruntuhan Santa Katarina. Membuat foto. Jalan lagi ke katedral yang kali ini utuh dan indah. Kena rintik-rintik lagi. Naik ke tangga untuk menuju Osterporte, tempat pusat perbelanjaan untuk mencari jas hujan. Dan melihat pemandangan yang indah! Tepat saat hujan berhenti. Tepat jam 12 siang, sesuai prakiraan cuaca! Yah, meski awan hitam belum pergi...

Dari bukit di belakang katedral Visby, pemandangan 180° ke kota. Terlihat atap-atap rumah, reruntuhan gereja, hingga laut Baltik. Warna basah setelah hujan menimbulkan nuansa yang unik...

Kami melanjutkan perjalanan. Keluar melalui Osterport dan menuju pusat perbelanjaan. Tujuan : Flying Tiger!

Bukan... Flying Tiger bukan Swedia. Tapi Butet sudah memesan untuk mengunjungi semua gerainya selama di Swedia...

Di sana kami membeli payung! Kebetulan ada. Dan kami tak tahu juga harus mencari payung di mana kalau di Swedia...

Setelah itu kami menuju Stadium, toko alat-alat olah raga yang sudah direkomendasikan Ucok sebelumnya, kalau-kalau kami harus beli jaket jika kedinginan. Bukannya jaket hangat, ternyata kami perlu jas hujan!

Butet dan papanya menemukan jaket yang cocok. Saya tidak. Tak apa. Ada payung dari Flying Tiger itu...

Sudah waktunya makan siang, kami menuju Max. Jaringan fast food Swedia. Juga atas rekomendasi Ucok. Max menjual burger. Beberapa di antaranya pedas! Dan pedasnya benar-benar terasa. Tidak seperti pedas Prancis yang hanya aroma saja. Tapi jelas belum selevel pedasnya Indonesia!...

Sesudah makan, kami memutuskan untuk pulang istirahat ke hotel. Cuaca cerah. Jaket hujan baru tetap di tasnya. Kami jalan santai saja...

Saat santai istirahat, terdengar ada yang mengetuk pintu kamar. Ternyata cleaning service bekerja sekitar jam 2 siang begitu. Kami yang tak tahu, tak memasang tanda do not disturb...

Petugas cleaning service menyerahkan setumpuk handuk ke suami saya yang membuka pintu. Kami dengar dia bilang "handuk". Suami saya bertanya "excuse me?" tak mengerti. Tapi sepertinya petugas cleaning service tak mahir berbahasa Inggris. Ataupun Indonesia!...

Belakangan kami cari di Google translate, dan memang bahasa Swedianya handuk adalah handduk! Dengan pengucapan yang sama!... Tidak menyangka kan!?...

Sekitar jam 6an sore kami keluar mencari makan. Jam makan orang Swedia. Dan karena suami saya ingin menonton pertandingan sepak bola pukul 8 malam juga...

Suami sudah beride ingin makan di sebuah restoran barbeque. Dia sudah hendang membuat reservasi. Tapi saya malas sekali terikat waktu. Dan menurut Ucok, tak perlu membuat janji...

Ternyata restoran penuh. Mungkin karena sedang musim turis juga. Kami lihat sudah ada yang mau selesai. Kami sempatkan jalan-jalan melihat-lihat restoran lain, dan mencari butik suvenir...

Tak ada restoran yang menarik kami. Kembali ke restoran barbecue, kami keduluan keluarga lain. Malas jalan jauh, kami memilih membeli makan di fastfood Thai Thai yang searah ke hotel. Tapi tak menyesal. Karena masakannya enak, dan porsinya besaaar sekali!...

Sambil menunggu masakan, saya dan Butet ke supermarket Ica untuk membeli air mineral. Butet tak suka rasa air keran di hotel...

Kali membeli merk Loka yang sering terlihat. Ada bermacam dengan rasa buah. Satu bertuliskan natural dan bening saja. Kami beli dua karena ada promosi. Tapi ternyata airnya bersoda! Akhirnya Butet tetap meminum air keran juga!...

Saat papanya menonton bola, saya ajak Butet melihat matahari terbenam yang dijadwalkan pukul 20.34 hari itu dari reruntuhan benteng di depan hotel. Kami sampai di sana pada waktunya. Sempat menyaksikan turunnya bola api ke balik batas horison laut. Namun tak sempat mengabadikannya dalam kamera...

Tak apalah... Semua sudah terekam di dalam memori kami, kan!?... 😉



Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah