Swedia 2021 H8 : Pulang!

Usai sudah delapan hari berlibur di Swedia. Biasanya saya merasa rugi jika pulang pagi. Tapi kali ini tidak!...

Pasalnya, kami membayar hotel 4 malam lebih murah ketimbang jika menginap 3 malam saja. Memang sedang ada promosi waktu itu. Karena tak banyak tamu selama pandemi, mungkin...

Jam setengah 10 pagi kami sudah siap. Hari hujan. Sembari suami mengurus check out, saya ajak Butet menyempatkan mencari suvenir untuk teman-temannya. Kebetulan ada toko suvenir tak jauh dari hotel yang sudah buka pagi-pagi begitu. Rata-rata toko di Stockholm baru buka jam 10. Seperti di Prancis saja...

Kami jalan cepat. Sempat salah belok dan hampir putus asa melihat semua masih tutup. Saat berbalik, baru kami lihat tokonya...

Kami hanya membeli gantungan kunci untuk teman-teman Butet. Saya sendiri tak membeli apa-apa. Memang tak bisa membawa oleh-oleh juga karena entah kapan ke Indonesia. Hanya Butet saja yang sudah memesan untuk membeli suvenir karena dia juga biasa menerima oleh-oleh dari teman-temannya kalau mereka jalan-jalan...

Karenanya, agak kesal juga saya saat Butet tak mengingatkan untuk membeli suvenir saat kami pulang dari Muji sehari sebelumnya. Daripada membeli di airport yang jelas bakal membengkakkan budget --dan itu terbukti kemudian saat kami melihat butik di airport-- kami belanja kilat di bawah hujan...

Kami berjalan kaki ke stasiun di bawah hujan. Menguji koper baru. Baik koper sedang yang dibeli di Stockholm maupun koper kabin kecil yang sengaja dibeli di Prancis sebelum berangkat. Terbukti koper plastik memang lebih membuat tenang membawanya melalui kubangan-kubangan air di saat hujan begitu!...

Sudah membeli tiket secara online sebelumnya, suami saya langsung menuju jalur Arlanda Express. Padahal saya ingin berhenti membeli sarapan dulu. Ingin beli Pricess Cake dari gerai Vette Katten di stasiun yang tak sempat saya kunjungi butik historiknya. Tapi suami jalan lurus tanpa menoleh. Padahal kereta berikutnya hanya 15 menit kemudian. Ya sudahlah...

Tak ada penomoran di dalam Arlanda Express. Hanya saja ada penjagaan jarak. Diselang-seling per dua tempat duduk dengan tulisan yes atau no. Beruntung kami mendapatkan tempat cukup berdekatan. Ada banyak penumpang juga pagi itu. Dan kebanyakan mengenakan masker!...

Perjalanan hanya memakan waktu 20 menit. Agak kepagian. Lekas check in saja mumpung sudah dibuka dan masih sepi. Dan antrian memanjang sesudah kami...

Kami langsung masuk ke bagian keberangkatan. Kami menyusur balik jalur kedatangan delapan hari sebelumnya. Melewati boulangerie yang sama. Rasanya masih malas makan meski belum sempat sarapan...

Tapi kami harus brunch karena penerbangan kami yang pukul 12 dan sampai Nice pukul 3 sore melewati jam makan siang. Dan kami tahu kalau di dalam pesawat hanya dijual sandwich keju atau pizza sebagai pilihan menu makan siangnya...

Sempat antri di Max --ya, untuk mengetes rasa lagi!-- tapi lalu keluar, melihat antrian panjang dan pelayanan yang kurang cepat. Kami memutuskan makan di gerai taco yang terlihat lebih sepi, mencari yang sekira lebih cepat... 

Saya memesan empanadas. Butet dan papanya memesan burger. Lah?... Nggak tahu tuh... Tapi tetap ada tortilla dan guacamolenya di setiap hidangan...

Sesudah makan yang cepat saja, kami langsung menuju pintu keberangkatan. Sudah banyak penumpang menunggu. Masih banyak yang belum mengenakan maskernya... Saya dan Butet menyempatkan ke toilet sebelum boarding. Hari masih hujan...

Pesawat berangkat di bawah hujan. Agak deg-degan. Tapi take off berjalan mulus. Pilot mengumumkan bahwa saat itu suhu 18°C di Stockholm, dan 28°C d Nice!...

Butet bisa tidur di nyaris sepanjang perjalanan. Padahal dia tak meminum obat anti mabuk. Saya dan suami sempat tidur juga lalu membaca...


Kami mendarat dengan lancar di bawah langit yang cerah. Agak sulit melihat pantai di saat proses pendaratan. Belakangan baru saya ketahui, ternyata karena asap kebakaran hebat di hutan...

Penumpang tak setertib waktu tiba di Arlanda. Prosedur tetap sama; dipersilakan duduk sampai dipanggil untuk keluar baris per baris. Tapi begitu pesawat berhenti, langsung ada saja yang berdiri mengambil bagasi kabinnya!... Selamat datang di Prancis! 🙄

Ya, selamat datang kembali di Prancis! Di mana semua orang di bandara mengenakan masker. Dan diingatkan pengumuman audio maupun poster di segala penjuru. Semua taat meski daerah Nice sedang mengalami heat wave sekalipun...

Suhu siang itu 32°C. Mulai terasa begitu keluar dari pesawat, namun lebih terasa saat kami mulai keluar dari gedung bandara. Udara panas serasa menampar saja... 

Tentu, kami sudah mengemas jaket yang kami kenakan saat keluat dari hotel ke dalam koper kabin. Payung malah sempat saya selipkan di dalam koper yang masuk bagasi...

Kami pulang dengan memesan uber yang cukup ajaib. Sopir bertanya apakah kami ingin dia pakai masker. Saya jawab dengan sesabar mungkin, tentu saja!... 

Plat nomornya yang Paris bisa jadi hanya karena pemiliknya membeli mobilnya di sana. Tapi ternyata memang pak sopir tak mengenal daerah kami!...

Dia salah keluar tolnya. Keluar satu pintu sebelum pintu standar ke daerah kami. Saya pikir dia akan mengubah rute, mengambil jalan yang lebih praktis. Ternyata tidak! Dia kembali ke jalur utama lagi!...

Ya sudah lah. Yang penting kami sampai rumah dengan selamat. Jelas kami tak memberi tips. Karena dengan diperpanjangnya rute, kami sudah harus bayar lebih mahal!...

Ya, kami sampai rumah. Sesudah meninggalkannya selama delapan hari. Rumah masih hangat menyambut kami. Agak terlalu panas, malah, dengan suhu minimal yang lebih tinggi ketimbang suhu maksimal tempat liburan kami... 😅

Home sweet home! 😉


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah