Swedia 2021 H4 : Visby - Stockholm

Tak terasa sudah hari terakhir di Visby. Ferry kami dijadwalkan jam 4 sore. Tapi kami sudah harus check out paling lambat jam 11...

Kami memutuskan check out sesudah sarapan dan jalan-jalan, makan siang, kemudian langsung ke pelabuhan saja. Kami titipkan bagasi di hotel untuk diambil sebelum ke pelabuhan...

Lagipula hotel memang berada dalam jalur perjalanan dari kota ke pelabuhan. Dan kami sudah menjanjikan membeli boneka kambing khas Gotland yang dijual di hotel...

Kami janjian dengan Ucok di pusat perbelanjaan di Osterport. Dia minta dibelikan blender-mixer saat saya tawari mau dibelikan apa sebagai pertanda kepindahannya...

Dulu sih impian saya, kalau anak-anak pindah untuk tinggal pisah rumah, saya ingin mengantarkannya dengan membawakan bantal dan selimut. Impian gagal karena pandemi. Ucok beli bantal dan selimut sendiri. Piring, gelas, dan perlengkapan memasak pun sudah dibelinya...

Katanya, dia belum punya teko buat memasak air. Tapi dia tak mau saya belikan itu. Katanya untuk memasak air, dia masih bisa menggunakan panci...

Ucok ingin dibelikan blender-mixer saja. Biar bisa membuat smoothie, katanya. Biar bisa membuat tiramisu juga. Atau mousse au chocolat. Karena untuk membuat kue-kue, tak ada oven di kamarnya...

Dari Cals Ohlson kami ke daerah Stora Torget untuk makan siang. Malam sebelumnya kami sudah menawari Ucok untuk memilih restoran sesuai keinginannya. Dan memesan tempat, kalau perlu. Namun ternyata Backfikan tidak menerima pemesanan tempat...

Retoran ini mendapatkan review yang sangat bagus. Buka jam 11, kami menuju ke sana. Terlihat masih kosong dan memang belum lapar, kami memutuskan naik ke bukit di belakang katedral yang memang tidak jauh. Berfoto sebentar, lalu turun lagi. Lekas ke restoran. Dan memang restoran sudah mulai penuh. Padahal belum jam 12 siang!...

Anak-anak memilih duduk di dalam. Memang agak berangin siang itu. Angin dingin... Tak mau duduk di luar meski disediakan selimut yang memang terlihat digunakan oleh pembeli lain...

Menu makanan di Backfikan besar sekali. Kami salah langkah, membeli starter. Saya yang berbagi dengan Butet pun masih kewalahan. Tapi tetap saja saya dan Ucok memesan Saffranpankaka untuk mengobati penasaran...

Ternyata yang disebut pancake saffron a la gotland itu lebih mirip riz au lait. Rasanya justru seperti nasi paella. Aneh buat lidah kami. Untung cuma pesan satu untuk berdua. Berempat, malahan! Biar bsia mencicipi semua!...

Sesudah makan, sambil berjalan ke arah hotel, Ucok membawa kami melewati gedung-gedung Campus Gotland yang lain. Ternyata ada banyak yang tersebar di seluruh kota. Termasuk salah satunya sempat kami lewatis ehari sebelumnya adalah gedung baru jurusan Game Design yang harus pindah gedung karena perkembangan jumlah mahasiswanya... 

Singkat saja di hotel. Hanya mengambil koper dan membeli boneka kambing yang kami janjikan ke Butet. Kami sempatkan membeli boneka landak juga untuk keponakan kami di Uppsala...

Pelabuhan tak jauh dari hotel. Ucok memilihkan jalur perjalanan melewati hutan, bukannya lewat pinggir jalan besar. Kami jadi makin melihat bagaimana asrinya Visby...

Kami sempat menunggu di depan pelabuhan. Baru teringat betapa kami lupa membeli air minum dan camilan untuk bekal. Meski di atas ferry ada restorasi, tapi tetap saja perjalanan masih lama lagi...

Ucok ikut mengantar kami sampai depan pintu masuk terminal di dalam pelabuhan. Sampai jumpa Desember, insya Allah. Atau bahkan Juni tahun depan, kalau Desember dia banyak tugas...

Tak ada pengecekan identitas, apalagi Covid Certificate saat memasuki pintu terminal. Kebanyakan penumpang tidak mengenakan masker... 

Begitu masuk, kami check in bagasi. Bebas saja. Langsung memasukkan ke ban berjalan. Dengan terbelih dulu mengaitkan label tanda kepemilikan, tentunya...

Dari situ kami memasuki ruang tunggu. Kapan kami baru saja datang. Terlihat penumpang yang turun dan mobil-mobil yang keluar dari ferry... 

Jam 4 lebih kami baru bisa naik ferry. Terkagum saya melihat kapal yang sangat besar sekali itu. Luas, dan bertingkat. Lokasi untuk penumpang duduk dan tidur dimulai dari lantai 7. Kami yang memesan tempat duduk mendapatkan lantai 8. Masih ada lantai 9 dan 10. Ada satu ruang khusus untuk mereka yang membawa hewan kesayangannya...

Saat berangkat, terdengar pengumuman bahwa ferry membawa 1179 penumpang! Saya tahu memang ferrry sangat besar, tapi tak menyangka juga bahwa penumpangnya sebanyak itu!...

Ternyata naik ferry nyaman juga. Stabil, tak terasa. Kecuali kalau melihat ke luar. Apalagi kalau melihat dalam posisi membelakangi. Saya sempat mengajak Butet yang merasa nggak nyaman untuk ke luar membeli air minum dan jalan-jalan, tapi malah pusing sendiri...

Untung Butet bisa tidur selama perjalanan. Saya dan suami sempat tidur sejenak, lalu membunuh waktu dengan membaca saja. Rata-rata penumpang lain asik makan. Bahkan sejak kapal mulai menjauh dari pelabuhan pun mereka sudah mulai makan. Padahal baru jam 5 sore. kami belum lapar sama sekali!... 

Empat jam perjalanan tak terasa. Untuk turun dari ferry, dilakukan pergliran. Beberapa orang dari lantai 7, tutup, lalu dari lantai 8, bergantian. Tapi lancar. Tertib. Kami mengambil bagasi yang juga cepat saja, lalu keluar menuju pemberhentian bus yang tetap di depan pintu masuk...

Jadwal bus memang disesuaian dengan kedatangan ferry. Kami sudah membeli tiket bus saat di dalam ferry sebelumnya, karena kami lupa membeli tiket bus sekaligus saat membeli tiket ferry...

Perjalanan bus tak sampai satu jam. Melewati perkampungan Swedia yang hijau, luas, dan sepi. Kami sempat melewati kabut rendah juga. Aneh. Tapi menyenangkan!...

Sampai di Stockholm, kami sempat terjebak dengan jalanan Stockholm yang bertingkat. Rasanya sudah mengikuti GPS, sudah benar, tapi ternyata jalan ke arah hotel ada di bawah! Untung ada tangga turun tak jauh dari sana. Tepat di sebelah McD!

Kami sempatkan sekalian membeli makan malam. Rasanya akan malas untuk keluar lagi. Dan kami lihat, toko-toko sudah tutup. Entah apakah ada tempat makan yang masih buka nantinya. Karena ingat : jam makan malam orang Swedia jauh lebih awal!...

McD sendiri bahkan menutup pintunya setelah kami. Padahal belum jam 9 malam! Ada beberapa orang yang datang mengetuk pintu dan ditolak. Kami keluar dengan pengawalan petugas yang membukakan pi,tu spesial untuk kami... 

Meskipun duduk saja di ferry, kelelahan tetap ada. Sesudah check in dan masuk kamar, kami lekas makan, sholat, mandi, lalu tidur saja. Dan sudah waktunya juga kan!?... 😉


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah