Posts

Showing posts from September, 2025

Mendefinisikan Keromantisan

Image
Fi, jadi lebih romantis nggak, tinggal di Prancis?   Begitu pertanyaan Mamah Shanty di grup Whatsapp Mamah Gajah Ngeblog. Memang Prancis lekat dengan predikat romantis. Coba cari-cari saja sendiri di Google, atau apalah, search engine kesukaan Anda: "Prancis negara romantis" (ya, dalam bahasa Indonesia!). Sudah ada banyak yang membahasnya. Prancis, Negeri Romantis? Dari hasil pencarian "Prancis romantis", akan banyak yang memunculkan hasil bertema "Paris romantis". Karena memang sebenarnya, untuk lebih tepatnya, Paris lah yang disebut sebagai kota romantis.  Paris ville de l'amour ....  Paris Kota Cinta.  Amour (dengan A kapital) atau amour ? Itu sudah bisa jadi bahan diskusi yang panjang. Yang jelas,  Prancis sebagai negaranya, ikut numpang romantis lah ya!  Pemerintah Prancis sendiri pun memanfaatkan predikat romantis ini untuk promosi pariwisatanya. Di website dinas pariwisata kita bisa melihat 20 spot romantis di Prancis , alternatif aktivitas r...

La Rentrée Cours Japonais

Image
Dan kursus bahasa Jepang pun dimulai lagi. Kali ini, saya memberanikan diri mendaftar ke level 3 (setara dengan B1). Bukan. Bukan sekedar untuk mengisi kuota seperti yang diminta sensei pada peserta level 2 (setara A1-2/A2) tahun ajaran lalu agar semua kelas tetap bisa diselenggarakan. Tetapi karena saya juga ingin mencobanya.  Memang setiap kelas kursus di Cannes Université ini ada kuota minimalnya. Harus ada paling tidak 12 pendaftar agar kelas tetap diselenggarakan.  Karena itulah dua tahun yang lalu, saat saya level 2, peserta digabung dengan level 3 untuk bisa memenuhi kuota. Namun cara ini tak selalu berhasil. Seperti kelas bahasa Cina-nya Paksu tahun ini. Tak ada cukup pendaftar untuk ketiga level yang dibuka, bahkan dengan menggabungkan ketiga level sekalipun. Akibatnya, kelas dibatalkan! Uang pendaftaran dikembalikan sih. Juga uang keanggotaan. Tapi sayang saja kan, Paksu jadi tak bisa melanjutkan belajar bahasa Cinanya, dan saya tak jadi punya teman pulang kursus ber...

Masalah Airbags Takata

Image
Sejak kembali dari Valenciennes ke Cannes, saya masih belum tenang. Bukan. Bukan karena Butet. Kami masih ber-video call setiap hari, dan dia tampak sudah beradaptasi dengan baik. Saya juga. Heu.... Kalau ada yang mengganjal, itu adalah masalah mobil! Saat masih di Valenciennes, Paksu yang kembali ke Cannes duluan mengabari bahwa ada avis de passage dari La Poste untuk saya. Tak jelas dari siapa, bahkan apakah itu surat atau paket. Meski penasaran, tapi saya menunggu Jumat untuk mengambilnya. Kebetulan prakiraan cuaca memang tidak bagus, minggu itu. Ternyata surat. Dari Volkswagen. Isinya pemberitahuan bahwa mobil kami masuk dalam daftar yang memiliki masalah dengan airbags-nya! Saya sudah sempat mendengar mengenai permasalahan airbags Takata itu sebelumnya. Dalam pengumuman di awal tahun itu, Volkswagen Polo tidak masuk dalam daftar. Namun ternyata program penggantian airbags ini diperluas pada akhir Juli, menyusul terjadinya kecelakaan mobil yang memakan korban jiwa. Saat itu saya ta...

Ketemuan yang Mundur Lagi!

Usaha mencicil utang ketemuan Kamis ini gagal. Bukaaan. Bukan karena adanya pemogokan besar yang terjadi magi di Prancis hari ini. Nggak ngaruh itu mah, ke kami. Meski memang hari ini Palmbus mengumumkan banyak gangguan jadwal. Kali ini pemogokan memang cukup berdampak bagi daerah kami. Kami toh nggak perlu ke mana-mana yang tak bisa diraih dengan jalan kaki juga. Demikian pula Butet di rantaunya yang hanya 500 meter dari kampusnya. Namun untuk Butet pemogokan terasa karena tutupnya kantin CROUS! Food truck yang ada terlalu mahal dan tidak menarik, Butet jadi harus menyiapkan makan siangnya sendiri. Tidak repot sih. Dia sudah biasa membuat stok makanan di kulkasnya. Tinggal mengepaknya saat diperlukan.  Siang tadi, Butet hanya membawa salad, katanya. Salad dengan croutons (roti bakar yang dipotong kecil-kecil) dan potongan filet ayam berbumbu kecap manis. Salad lebih praktis karena tak perlu harus bersabar mengantri microwave di area makan kampus untuk memanaskan bekalnya. Kembali...

Resep Flan Vanila

Image
Dua mingguan yang lalu, saat saya menawari Paksu untuk membuat dessert sendiri, dia meminta flan vanille alias custard tart . Saya lupa konteks tepatnya apa. Sepertinya saya gerah karena dia berulang bilang pengen dessert . Memang belakangan ini dia suka sok-sokan mengurangi makan secara drastis. Hasilnya lekas kelaparan dan malah kabita ga jelas, kan!? Hihihi. Boulangerie yang tinggal nyebrang jelas menggoda. Tapi pastri sudah jelas tak bisa lagi kami konsumsi dengan semena-mena. Seminggu 2 kali sepertinya cukup. Dan tiap kali 1 porsi saja! Lebih sehat untuk badan ... dan juga dompet! Hahaha. Saya langsung meminta Paksu menambahkan bahan untuk membuat flan rasa vanila ini dalam list belanjanya. Ya, Paksu memang masih mempertahankan kebiasaan belanja mingguan meski belakangan saya ikut banyak andil juga. Namun dengan berbagai peristiwa yang terjadi selama seminggu yang mengikuti — yang belum bisa saya tuliskan—flannya baru tereksekusi hari Minggu kemarin ini! Sudah lama sekali s...

Nikmati Saja Prosesnya!

Image
Tak terasa sudah tiga minggu si Butet tinggal sendiri di rantaunya. Saya pun  bergerak : membereskan tas bawaan yang belum dikosongkan juga sampai pagi tadi! Bukan karena melow sih. Tapi merasa tidak perlu saja. Tas pakaian itu dengan antengnya duduk di kursi makan yang sekarang kosong, tak ada yang menggunakan. Ya, lebih karena kemalasan. Yang tentu saja itu tidak lebih baik! Hehehe. Tapi tenang, pakaian yang belum saya keluarkan itu bersih semua kok! Kan saya sempat mencuci baju juga selama menemani Butet di asramanya tuh. Baju-baju kotor sudah saya keluarkan sejak sampai rumah. Dan sudah saya cuci semua. Yang tertinggal di dalam tas hanyalah beberapa helai baju Butet dan kaus kaki saya. Ya, saya pulang membawa baju Butet. Laci pakaiannya tak cukup menampung semua baju yang dibawanya. Gantungan pakaiannya pun tak besar. Karenanya, Butet meminta saya membawa tiga t-shirt dan satu sweater kembali ke Cannes. Memag sepertinya kami harus membeli gantungan baju lagi. Atau bahkan laci t...

Satu Utang Terlunasi

Jumat lalu, saat saya belanja di swalayan, saya bertemu dengan seorang teman. Dia adalah ibu dari adik kelas Butet yang tinggal tak jauh dari rumah kami. Kami sempat berbincang panjang di depan rak tisu kertas sebelum kemudian janjian ketemuan. Kami janjian jam 9 di boulangerie yang tak jauh dari rumah kami. Saya pikir, karena rumah kami searah, kenapa kami tak jalan bareng sekalian? Karenanya, 15 menit sebelum jamnya saya telepon dia. Dan kami pun punya ekstra 10 menit selama jalan santai ke lokasi tujuan. Teman saya itu mentraktir saya. Alasannya karena dia yang mengajak ngopi di luar. Padahal saya juga pengin ketemuan kan!? Dan saya bilang harusnya saya, yang lebih tua, yang mentraktirnya. Tapi dia bersikeras menolak. Saya jadi ingat saat pertama kenal dengannya. Wah, sudah lama sekali. Sudah belasan tahun. Saat itu anak-anak kami masih maternelle. Dia mengungkapkan.rasa senangnya berkenalan dengan perempuan seusianya. Karena si Butet hanya 2 tahun di atas anaknya, dia tak menyangka...

Ratu-ratu Queens: The Series

Image
Sabtu malam, saya susah tidur. Meski suhu secara garis besar sudah agak turun, suhu malam masih di atas 20°C. Masih belum nyaman untuk tidur. Sambil menunggu kantuk, saya melanjutkan menonton serial Ratu-ratu Queens yang sudah mulai saya tonton sehari sebelumnya di Netflix. Ya ya ya, itu bukan cara yang tepat untuk mencari kantuk. Dan memang saya tak berhasil tidur setelahnya! Kisah Perempuan Imigran  Menceritakan tentang Party yang  sudah beberapa waktu ditinggalkan oleh teman kontrakan apartemennya dan mencari teman kontrakan baru karena biaya sewa apartemennya yang terlalu besar untuk ditanggungnya sendiri. Setelah sekian lama mencari dan mewawancarai beberapa kandidat, Party bertemu dengan Ance, seorang perempuan Indonesia, dan Eva, putrinya. Selain karena kehilangan pekerjaan (yang saya tak menangkap pekerjaannya), Ance ingin pindah dari rumah yang sudah lama ditinggalinya untuk tidak terlalu terkenang dengan almarhum suaminya. Party kemudian menampung Chinta yang baru s...

Saturdate

Image
Watchlist yang saya buat saat Festival Cannes 2025 yang lalu adalah watchlist realistis. Realistis karena hanya memasukkan film-film di kompetisi paralel. Saya tak memasukkan film-film di seleksi resmi yang tak bisa diakses oleh rakyat jelata seperti saya. Emang ada, film di seleksi resmi yang menarik? Ada. Dan banyak!  Di antaranya ada satu yang spesial: Renoir . Saya ingin menonton Renoir bukan karena sutradara atau aktor-aktris yang berperan di dalamnya. Bukan pula karena penulis skenarionya. Renoir ingin saya tonton karena ada keterlibatan rumah produksi KawanKawan Media dari Indonesia di dalamnya. Screenshot: Festival de Cannes Sudah seperempat abad tinggal di Prancis, saya masih girang kalau melihat hawa Indonesia di tanah rantau ini. Masih semangat melihat ada "Indonesia" tertulis. Sempat menghubungi Yulia Evina Bhara—dan terhubung!—meski akhirnya tak sempat bertemu. Maklum, selain hadir sebagai co-produser, dia juga menjadi anggota dewan juri untuk kompetisi parale...

Utang Ketemuan

Image
Kamis pagi tadi, sedianya saya ada janji temu dengan seorang sahabat. Namun selumbari, dia membatalkannya. Ada urusan keluarga yang harus diselesaikan. Kami berencana mengundurnya ke Kamis depan. Pada dasarnya tidak masalah. Hanya saja, saya jadi harus menyusun ulang agenda bayangan karena sudah berniat ingin mencicil "utang" ketemuan dengan beberapa teman lain minggu depan nanti.  Yang pertama adalah dengan nenek dari salah satu kakak kelas Butet di primaire (SD). Ya, cukup jauh hubungannya. Saya juga tak menyangka saat suatu hari saat Butet—dan tentu juga cucunya— sudah lulus primaire,  si nenek yang sebelumnya hanya sekedar jalan bareng saat mengantar atau menjemput sekolah itu meninggalkan sepucuk surat di kotak surat kami. Dia menuliskan pesan ingin berbincang sesekali waktu. Dan kami bertemu beberapa kali setelahnya. Sudah lama sekali kami tak berkencan minum teh. Kuncitara dilanjutkan pasca kuncitara di mana Paksu wfh adalah salah satu alasannya. Lalu si nenek sangat s...

Mulai Kembali ke Rutinitas

Image
Setelah vakum selama periode libur sekolah musim panas, Rabu ini Majelis Pengajian Prancis memulai lagi Kajian Mingguan-nya. Kali ini tema yang diambil adalah mengenai Mencintai Dunia secara Berlebihan . Tema yang pas dengan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. Tak hanya soal orang-orang besar yang seakan tak puasnya dengan yang sudah mereka raih, baik dalam hal materi, kepopuleran, maupun kekuasaan. Namun juga saya pribadi yang sering terlena dengan kenikmatan duniawi. Ustaz mengingatkan untuk lebih banyak beribadah dan memperdalam ilmu agama, banyak berzikir agar tak lupa bahwa dunia ini fana. Teorinya mudah, prakteknya sering lupa. Duh! Rekaman kajian bisa disimak (ulang) di Youtube Pengajian Prancis Seperti biasa, saya bertugas menjadi operator Zoom selama tadarus dan kajian. Siangnya, saya mengedit rekaman dan mengunggahnya ke Youtube. Mulai kembali ke rutinitas lah!  Tak terasa, sudah 2 minggu berlalu sejak saya meninggalkan Butet di kota rantaunya. Butet yang mengingatkan,...

Hadiah Mention Très Bien Baccalaureat 2025 yang Diterima Butet

Image
Pagi ini kami mendapati ada pemasukan 300 euros ke rekening Butet. Hadiah dari Region Sud PACA untuk para peraih mention très bien  (predikat sangat baik, nilai di atas 16 dari maksimal 20) baccalaureat (ujian nasional tingkat SMU) 2025 sudah sampai. Alhamdulillah. Memang meraih mention TB ini selain menaikkan ego menjadi kepuasan pribadi (dan orang tua!), bisa menghasilkan juga. Ada hadiah dari mairie, département, dan region. Ada pula bank-bank yang memberikan bonus khusus. Mairie Setiap mairie (ini padanannya cukup sulit dijelaskan, tapi katakan saja kecamatan) memberikan hadiah yang berbeda nilainya. Untuk kota tempat tinggal kami, Le Cannet, hadiah untuk peraih mention TB ini adalah 200 euros. Screenshot: Mairie du Cannet Sampai saat menulis ini, saya belum sempat riset lebih dalam. Tidak semua mairie memberikan informasi yang jelas. Le Cannet sendiri tak memberikan informasi terbuka untuk umum. Besaran hadiah baru kami ketahui dari posel pemberitahuan dari mairie. Yang jela...

Butet "Sah" menjadi Mahasiswi

Image
Hari ini Butet mulai masuk kelas untuk belajar. Setelah melewati seminggu masa orientasi, rasanya hari ini Butet sudah bisa dikatakan "sah" untuk disebut sebagai mahasiswi. Kampus tidak memberi jadwal yang lengkap. Kabarnya sih setiap minggu bisa berubah. Entah apakah memang demikian, entah apakah hanya untuk kelas persiapan, atau hanya untuk awal-awal saja dan nantinya akan ada jadwal lebih stabil? Kita lihat saja. Yang jelas untuk minggu ini Butet akan belajar 6 jam per hari; 3 jam pagi dan 3 jam sesudah makan siang. Masing-masing hanya 1 mata pelajaran. Panjang ya!? Jam awal dan akhirnya tidak semua sama. Waktu istirahat makan siang jadi bervariasi, ada yang standar 1 jam, ada yang lebih panjang. Hari ini misalnya Butet baru mulai jam 10 pagi. Walhasil, istirahat makan siangnya bergeser ke jam 13—14. Masalahnya, ternyata di jam segitu sudah tak banyak makanan di kantin CROUS. Ditambah harus cepat-cepat ke kelas berikutnya—karena tentu saja tidak bisa langsung ke kantin jam...

Cerita dari Minggu Orientasi

Image
Jumat 5 September kemarin ini Butet menyelesaikan masa orientasinya sebagai mahasiswa baru. Minggu orientasi ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa kelas persiapan saja, tapi juga mereka yang masuk tingkat bachelor dan master. Semua mahasiswa yang baru masuk lah, ceritanya. Materi orientasi adalah tentang kehidupan bersosial: bagaimana lebih mengenali diri, berinteraksi dengan yang lain, dan saling menghormati hak orang lain. Di sini dibahas mengenai perundungan, pelecehan seksual, bagaimana bersikap terhadap mereka yang berkebutuhan khusus, serta bagaimana berlaku jika mahasiswa itu sendiri yang berkebutuhan khusus. Ya, tidak ada penataran P4, pengenalan jurusan dengan detil, atau  pemeloncoan  seperti yang saya alami dahulu sebagai mahasiswa baru. Perkenalan dengan para pengajar pun singkat saja. Kalau sempat berkenalan dengan perawat kampus, itu karena beliau mengisi salah satu materi orientasi. Petugas kantin? Kenalan sendiri saat makan siang. Kamis siang mahasiswa kelas p...

Tempat-tempat Butet Berbelanja Kebutuhan Sehari-hari

Image
Ya, Butet tak bisa makan yang tidak enak ... setelah merasakan yang enak sebelumnya! Butet tak suka sosis atau nugget seperti anak-anak pada umumnya. Dia lebih suka ayam apa adanya, bukan hasil olahan industrial. Perlu waktu lama sampai dia mau makan burger steak beku. Gara-garanya, pertama makan burger steak adalah di restoran: steak tartar a la carte yang digoreng sebentar karena Butet menolak ikan goreng panir yang ditawarkan dalam menu khusus untuk anak-anak! Selama berada di Valenciennes menemaninya beradaptasi dan mengenali lingkungan, Butet membuat kartu pelanggan di 3 jaringan swalayan: Lidl, Auchan, dan Carrefour. Banyak amat? Itupun karena Leclerc, swalayan langganan kami, terletak jauh dari asrama Butet. Jauh dan tak bisa diraih dengan kendaraan umum! Swalayan terdekat dari asrama Butet adalah Lidl Anzin. Kami pikir itu akan jadi andalan untuk berbelanja. Sayangnya ternyata produk yang dijual kebanyakan adalah merek Lidl sendiri. Jarang sekali merek besar nasional.  Bute...