Saturdate

Watchlist yang saya buat saat Festival Cannes 2025 yang lalu adalah watchlist realistis. Realistis karena hanya memasukkan film-film di kompetisi paralel. Saya tak memasukkan film-film di seleksi resmi yang tak bisa diakses oleh rakyat jelata seperti saya.

Emang ada, film di seleksi resmi yang menarik?

Ada. Dan banyak! 

Di antaranya ada satu yang spesial: Renoir.

Saya ingin menonton Renoir bukan karena sutradara atau aktor-aktris yang berperan di dalamnya. Bukan pula karena penulis skenarionya. Renoir ingin saya tonton karena ada keterlibatan rumah produksi KawanKawan Media dari Indonesia di dalamnya.

Screenshot: Festival de Cannes

Sudah seperempat abad tinggal di Prancis, saya masih girang kalau melihat hawa Indonesia di tanah rantau ini. Masih semangat melihat ada "Indonesia" tertulis. Sempat menghubungi Yulia Evina Bhara—dan terhubung!—meski akhirnya tak sempat bertemu. Maklum, selain hadir sebagai co-produser, dia juga menjadi anggota dewan juri untuk kompetisi paralel La Semaine de la Critique. Dan ya: siapalah saya!

Karenanya, saat datang waktunya Renoir rilis untuk umum, saya tak mau melewatkannya. Saya sempat mau menonton premiernya Minggu 7 September yang lalu tetapi urung. Saya pun memilih Sabtu ini, biar sekalian ajak Paksu.

Pemilihan hari ini tentunya bukan tanpa alasan. Pertama tentunya karena hanya di akhir pekan Paksu bisa ikut nonton. Memang dia rumah saja, tapi kerja kan!? Nggak bisa lah, keluar ke bioskop meski hanya 2 km dari rumah.

Kedua, jadwal pemutaran pagi minggu ini hanya ada di hari Sabtu. Tak ada hari lain. Film pagi artinya tiket murah: hanya 5 euros dari harga normal 9,50 euros. Sebenarnya ada tiket pasangan juga sih, tiap weekend: hanya 8,50 euros berdua, untuk film dan jadwal yang sama, tentunya!

Ketiga, tak berani bertaruh dan menunggu minggu depan. Film yang kurang populer akan diberi jadwal penayangan yang tak panjang. Mengingat bagaimanapun juga film Festival kurang diminati penonton, bisa jadi minggu depan tak ada jadwal pemutaran lagi. Atau ada tapi di ruang yang lebih kecil. Kurang asik lah ya!

Karena itulah saya mengajak Paksu menonton dengan sedikit mengancam: kalau nggak ditemenin, saya mau nonton sendiri! Hehehe.

Yes! Akhirnya sukses Saturdate!

Kami turun ke kota berjalan kaki, berencana mampir sarapan di perjalanan. Eh, ternyata ada antrian panjang di kafe yang kami tuju. Kami pun lanjut ke kota. Tujuannya: pasar!

Sayangnya kami "salah" memilih ke arah "pasar sementara". Memang sejak Pasar Forville dalam renovasi, pasar dibagi menjadi dua bagian. Kami memilih bagian yang lebih dekat ke bioskop. 

Kami tahu bahwa tak banyak penjual makanan jadi di bagian ini. Namun tak menduga bahwa socca (semacam crepe dengan tepung kacang arab), kroket ikan, dan makanan spanyol tak terlihat. Tapi pissaladiere (semacam piza dengan tumisan bawang bombay di atasnya) enak juga. Kami memakannya di bangku yang tersedia banyak di Place de la Liberté itu.

Setelah menonton film, kami ke bagian pasar satu lagi untuk mencari makan siang. Kami membeli makanan Libanon-Syiria yang kami makan di alun-alun. Makan cepat, karena langit terlihat mulai berat. Kami tak mengecek sebelumnya, tapi ternyata diperkirakan hujan-petir datang di Sabtu siang.

Kenapa tak makan di rumah saja? Karena makanan dikemas untuk langsung dimakan. Gorengan ala libanon diposisikan berdiri di kotak plastik transparan, lalu ditambahkan sayuran serta saus di dasarnya. Sayang sekali saya tak sempat mengambil fotonya, keburu penasaran dengan rasanya. Hihihi. Sulit membawa-bawa makanannya, dan memang kami berniat makan di luar juga pada dasarnya.

Jaga-jaga resiko hujan, kami pulang naik bus. Hujan rintik mulai turun saat bus mulai berjalan. Tentu saja kami kena hujan. Rintik kecil saja, tak sampai perlu lari untuk pulang.

Eh lha terus, filmnya gimana?

Sudah kepanjangan tulisannya. Mungkin lain waktu saja. Hehehe.

Yang jelas, kami menunggu credits akhir sampai tuntas. Dan masih merasa bangga melihat KawanKawan Media, Yulia Evina Bhara, serta Amerta Kusuma terpampang di sana.


Comments

Popular posts from this blog

Foto Kelas

Menengok Ketentuan Pemberian Nama Anak di Prancis

Perjalanan Bela Bangsa