Resep Flan Vanila
Dua mingguan yang lalu, saat saya menawari Paksu untuk membuat dessert sendiri, dia meminta flan vanille alias custard tart. Saya lupa konteks tepatnya apa. Sepertinya saya gerah karena dia berulang bilang pengen dessert. Memang belakangan ini dia suka sok-sokan mengurangi makan secara drastis. Hasilnya lekas kelaparan dan malah kabita ga jelas, kan!? Hihihi.
Boulangerie yang tinggal nyebrang jelas menggoda. Tapi pastri sudah jelas tak bisa lagi kami konsumsi dengan semena-mena. Seminggu 2 kali sepertinya cukup. Dan tiap kali 1 porsi saja! Lebih sehat untuk badan ... dan juga dompet! Hahaha.
Saya langsung meminta Paksu menambahkan bahan untuk membuat flan rasa vanila ini dalam list belanjanya. Ya, Paksu memang masih mempertahankan kebiasaan belanja mingguan meski belakangan saya ikut banyak andil juga. Namun dengan berbagai peristiwa yang terjadi selama seminggu yang mengikuti—yang belum bisa saya tuliskan—flannya baru tereksekusi hari Minggu kemarin ini!
Sudah lama sekali saya tak membuat dessert yang juga dikenal dengan sebutan flan patissier atau flan parisien ini. Namun saya masih ingat di mana resep andalan saya: di website Marmiton!
Saya terjemahkan di sini ya, siapa tahu ada yang ingin mencoba juga.
Bahan-bahan:
- 1 shortcrust pastry (pate brisée)
- 1 liter susu
- 4 butir telur
- 150 gram gula kastor
- 90 gram maizena
- 1 saset (45 gram) vanili bubuk
Cara memasak:
- Didihkan susu dengan vanili
- Sambil menunggu, campur maizena (diayak lebih baik) dengan gula
- Tambahkan telur yang sudah dikocok. Campur semua bahan hingga rata
- Tambahkan susu, didihkan kembali dengan api kecil sambil diaduk terus selama kurang lebih 1 hingga 2 menit.
- Panaskan oven pada suhu 200°C. Alasi loyang persegi panjang atau bundar yang telah diolesi mentega dengan pastry. Tusuk-tusuk permukaannya dengan garpu.
- Tuang adonan susu, ratakan permukaannya
- Panggang selama 30—40 menit
- Dinginkan sebelum disajikan
Memasak flan tak bisa dadakan. Harus memperhitungkan persiapan, waktu memasak, dan pendinginan yang tak boleh dilewatkan. Custard dalam flan yang baru keluar dari oven masih panas dan lembek. Perlu didinginkan hingga mencapai suhu ruang untuk membuat custard memadat. Karenanya flan ini lebih enak lagi jika dimakan dingin setelah disimpan di kulkas.
Fotonya mana?
Kebetulan sekali potongan flan terakhir sudah dilahap tepat sebelum saya menulis ini. Sepertinya memang malah gara-gara ludesnya flan, saya jadi beride untuk mencatat resepnya sih! Hehehe. Mungkin akan saya tambahkan foto jika suatu saat nanti membuat lagi. Heu....
---
Di buku Nos Séparations yang baru saja saya selesaikan, ada tokoh bernama Iris yang merupakan seorang penulis novel. Di sana ada kalimat tentangnya yang kurang lebih artinya "saat penulis novel kehabisan ide cerita, dia akan mengambil ide dari kehidupannya sendiri".
Nah, karena saya penulis blog curcol, apa dong, solusinya kalau kehabisan cerita? Sepertinya mencatat resep ini lah, jawabannya! Hahahaha.
---
Teriring terima kasih untuk seorang kawan yang katanya juga suka menulis soal makanan kalau sedang kehabisan ide menulis, yang jadi mengingatkan saya akan solusi ampuh ini! Hihihi. Merciii....
Comments
Post a Comment