Cerita dari Minggu Orientasi
Jumat 5 September kemarin ini Butet menyelesaikan masa orientasinya sebagai mahasiswa baru. Minggu orientasi ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa kelas persiapan saja, tapi juga mereka yang masuk tingkat bachelor dan master. Semua mahasiswa yang baru masuk lah, ceritanya.
Materi orientasi adalah tentang kehidupan bersosial: bagaimana lebih mengenali diri, berinteraksi dengan yang lain, dan saling menghormati hak orang lain. Di sini dibahas mengenai perundungan, pelecehan seksual, bagaimana bersikap terhadap mereka yang berkebutuhan khusus, serta bagaimana berlaku jika mahasiswa itu sendiri yang berkebutuhan khusus.
Ya, tidak ada penataran P4, pengenalan jurusan dengan detil, atau pemeloncoan seperti yang saya alami dahulu sebagai mahasiswa baru. Perkenalan dengan para pengajar pun singkat saja. Kalau sempat berkenalan dengan perawat kampus, itu karena beliau mengisi salah satu materi orientasi. Petugas kantin? Kenalan sendiri saat makan siang.
Kamis siang mahasiswa kelas persiapan dibawa mengunjungi Museum Matisse di kota Le Cateau-Cambrésis, yang terletak 35 km dari Valenciennes. Perjalanan memakan waktu sekitar satu jam dengan bus khusus. Kata Butet, mereka disambut hujan deras yang tidak ada di Valenciennes baik saat pergi maupun pulangnya.
Hari Jumat, acara orientasi khusus diisi oleh Bureau des Etudiants (BDE). Semacam Keluarga Mahasiswa kalau di ITB lah. Acara diisi dengan perkenalan program-program, berbagai unit kegiatan yang ada, dan ditutup dengan permainan. Sebenarnya masih ada pesta selamat datang malam harinya. Namun Butet tak hadir karena Jumat sore itu hujan dan teman yang sedianya menjemputnya batal datang.
Pada dasarnya, Butet dan teman-teman dekatnya memang tak berniat hadir. Kebetulan teman yang satu asrama dengannya harus pergi Sabtu pagi-pagi sekali untuk suatu keperluan. Meski kampus hanya terletak 500 meter dari asrama, Butet tak mau pergi sendiri. Apalagi setelah mendengar cerita dari kakak-kakak angkatannya, betapa sudah banyak insiden yang terjadi di sekitar kampus! Insiden kecil seperti peminta-minta yang marah-marah karena tak diberi uang, orang yang (mungkin mabuk) dan memukul pejalan kaki, sampai yang mengkhawatirkan seperti mini van yang dicurigai mau menculik orang!
Alhamdulillah sampai saat ini tak ada korban. Semua terkendali dengan cepat. Dan semoga demikian seterusnya ya. Semoga tak akan ada insiden semacam itu lagi.
Memang daerah kampus cukup sepi. Cukup jauh dari perumahan. Tempat tnggal paling dekat adalah asrama Butet!
Saya sendiri sudah berpesan pada Butet untuk berusaha tidak keluar sendirian saat matahari sudah terbenam, gorden harus selalu tertutup saat jendela terbuka, rolling door harus ditutup saat sudah menyalakan lampu kamar, ... Cerewet amat?
Harap maklum, kamar Butet menghadap ke sebuah tempat terbuka yang sering jadi tempat nongkrong orang di sore hari. Jendelanya yang lebar, yang membuat kamarnya terang, menghadap ke halte tram yang kami lihat selalu saja ada yang duduk-duduk di sana sampai malam hari.
Cerita dari kakak kelas Butet membuat keder juga. Padahal saya pikir kami sudah mengalami semuanya. Dari keterlambatan TGV ke Paris saat keberangkatan, tramway yang berhenti beroperasi di hari pertama kami mengunjungi asrama Butet karena ada insiden entah apa dan membuat saya bersama Butet harus jalan kaki 3 km di bawah heatwave (Paksu sudah kembali duluan ke hotel karena ada meeting saat itu), hujan berupa semburan air saat kami tiba di Lille, bertemu orang mabuk yang tergeletak di dalam tram saat kami mau ke pusat kota—yang dikeluarkan oleh sopirnya dengan santainya seakan sudah terbiasa tetapi kemudian orang mabuk itu sempat masuk lagi ke tram kami di jalur pulangnya!
![]() |
Jalan kaki kami siang terik waktu itu yang sebenarnya dimulai 500-an meter sebelumnya |
Rasanya, kami sudah melihat semua. On a tout vu, kalau kata orang Prancis. Ternyata masih ada hal-hal tidak menyenangkan yang belum kami ketahui. Yang semoga tak akan kami alami dan tak akan terjadi lagi.
Dinamika daerah ya!? Yang sepi dan tak ribet karena terlalu padat memang nyaman. Namun di sisi lain jadi terasa seram dan ada kekhawatiran saat tetiba berhadapan dengan situasi yang tidak dikenal, kan!?
Mendengar ceritanya, saya ingatkan Butet untuk selalu waspada dan memohon penjagaan pada-Nya. Bismillah.
Comments
Post a Comment