Tempat-tempat Butet Berbelanja Kebutuhan Sehari-hari

Ya, Butet tak bisa makan yang tidak enak ... setelah merasakan yang enak sebelumnya!

Butet tak suka sosis atau nugget seperti anak-anak pada umumnya. Dia lebih suka ayam apa adanya, bukan hasil olahan industrial. Perlu waktu lama sampai dia mau makan burger steak beku. Gara-garanya, pertama makan burger steak adalah di restoran: steak tartar a la carte yang digoreng sebentar karena Butet menolak ikan goreng panir yang ditawarkan dalam menu khusus untuk anak-anak!

Selama berada di Valenciennes menemaninya beradaptasi dan mengenali lingkungan, Butet membuat kartu pelanggan di 3 jaringan swalayan: Lidl, Auchan, dan Carrefour. Banyak amat? Itupun karena Leclerc, swalayan langganan kami, terletak jauh dari asrama Butet. Jauh dan tak bisa diraih dengan kendaraan umum!

Swalayan terdekat dari asrama Butet adalah Lidl Anzin. Kami pikir itu akan jadi andalan untuk berbelanja. Sayangnya ternyata produk yang dijual kebanyakan adalah merek Lidl sendiri. Jarang sekali merek besar nasional. 

Butet tetap membuat kartu pelanggan karena bagaimanapun juga itu adalah swalayan terdekat. Praktis untuk membeli bahan makanan segar. Dan tentu untuk mengejar promosi barang bermerek nasional yang hanya berlaku untuk pemegang kartu.

Auchan yang terletak di zona perbelanjaan di kota Petit Foret masuk ke kriteria Hypermarket. Besar sekali. Ada berbagai merek nasional dijual di sana. Sayangnya, waktu kami ke sana sedang dalam renovasi. Agak sulit menemukan barang.

Kalau kartu Lidl dibuatnya sebelum kami pergi belanja, Butet membuat kartu pelanggan Auchan di saat sedang belanja. Tadinya tak ada niat mengingat hipermarket ini jauh juga dari asrama. Namun dia menemukan beberapa barang yang diinginkannya dalam promosi khusus untuk pemegang kartu.

Carrefour Market sudah sempat kami kunjungi sejak kami masih tinggal di hotel bertiga. Lokasinya yang di tengah kota membuatnya jadi tujuan mampir membeli camilan dan minuman setelah jalan-jalan. 

Tadinya saya menemani Butet ke sana untuk belanja tanpa terlalu banyak berharap. Namun akhirnya kami simpulkan bahwa Carrefour Market itu merupakan tempat belanja yang paling cocok dengan seleranya. Tak terlalu besar, tapi cukup lengkap. Dan menjual merek nasional yang biasa kami pakai.

Seperti saat di Auchan, Butet membuat kartu pelanggan sambil belanja. Setelah merasa yakin bahwa akan sering belanja di sana. Terutama karena kepraktisan lokasinya untuk Butet kalau mau sekalian mengisi akhir pekan.

Oh ya, untuk mendaftar jadi pelanggan, Butet terpaksa menaikkan umurnya. Pasalnya, semua jaringan meminta pelanggan dewasa, yang di Prancis adalah 18 tahun. Masih perlu beberapa bulan lagi untuk Butet mencapainya. Ya, Butet belum masuk usia dewasa untuk ukuran Prancis!

Dari 3 swalayan itu kami membeli sebagian besar perlengkapan kamar Butet. Jelas tak semua. Tak ada swalayan yang benar-benar lengkap sesuai selera.

Di pusat kota kami sempat belanja juga di Monoprix yang kecil dan terasa tak semewah di Cannes. Kebetulan kalau Monoprix sih kartu pelanggannya bisa pakai punya saya. Lalu ada Normal di mana kami menemukan beberapa merek nasional dengan harga diskon.

Butet sempat membeli beberapa pernak-pernik dan buku tulis di Hema. Dari Fnac kami belanja buku resep, buku gambar, dan rice cooker!

Saat kami jalan-jalan ke Lille Butet menyempatkan masul Carrefour dan menemukan sandal rumah serta payung lipat otomatis. Kami belanja produk Asia juga di toko Asia di Lille. Baru belakangan kami ke toko Asia di Valenciennes yang ternyata cukup lengkap. Hanya sayang, tak ada kecap manis Indonesia!

Kami sempat mengunjungi dua toko daging halal yang tak jauh dari asrama. Toko yg lebih dekat (sekitar 700 m) lebih cocok disebut toko barang kelontong. Bagian dagingnya tidak besar. Butet kurang suka karena berantakan. Tapi di sanalah kami menemukan spatula kayu dan talenan bambu, menambah peralatan plastik yang tersedia di kamar asrama.

Boucherie halal yang terletak 1 km dari asrama lebih kecil. Lebih fokus menjual daging dan produk makanan. Namun tokonya terlihat lebih bersih dan rapi.

Untuk daging halal sendiri sebenarnya tak perlu khusus belanja di boucherie halal sih. Karena di tiga swalayan tersedia produk halal juga!

Sejak saya tinggalkan, Butet belum belanja daging-dagingan selain untuk membuat sandwich. Memang sebelum pergi, kami sempat belanja. Dan saya sempat menyetokkan sayap ayam kecap dan balado terung sesuai permintaannya. 

Selain itu saya pantau Butet makan ayam panir dan salad-saladan. Dan dia tak menolak makan sandwich dari kantin Crous. Tapi bukan sandwich ayam karena katanya bumbu karinya sangat terasa sintetis! Heu....

Akhir pekan ini seharusnya Butet mulai belanja, mengatur stok makanannya sendiri. Ayam kecap favoritnya sudah habis, dimakan bersama temannya yang ternyata sangat menyukai masakan Indonesia antigagal itu. Semoga lancar-lancar manajemen dapurnya ya!


Comments

  1. Di Kaldi coffee, toko yang jual kopi dan produk luar negeri juga udah gak jual kecap manis Indonesia lagi. Waktu kutanya, katanya ada bahan yang dilarang masuk Jepang. Oh no!!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu kmrn yang ga ada di Valenciennes. Kami dah sempat beli di Lille. Semoga terus ada krn kecap manis Indonesia itu blm bisa diganti sama yg lain. Blm ada yg menyamai rasanya! Ayam kecap bakal kurang mantap tanpanya

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Foto Kelas

Menengok Ketentuan Pemberian Nama Anak di Prancis

Perjalanan Bela Bangsa