Pasca Lockdown, Hari Ke Dua Puluh

Hari Sabtu santai. Pagi cerah, namun siang diramalkan hujan berpetir. Sudah beberapa hari ini vigilance jaune hujan-petir. Tapi kami tidak merasakannya. Paling hujan saja. Seperti hari ini. Menjelang malam baru turun hujan. AlhamduliLlaah sih ya...


Suami saya masih sempat ke boulangerie membeli dessert sekitar jam 4 sore sebelum geledek mulai bersahutan mengiringi turunnya hujan. Sudah beberapa lama ingin membeli patisserie. Namun toko yang kami tuju tutup, dan baru minggu ini mulai buka lagi…


Masalahnya kami bukannya benar-benar ingin makan kue dari toko itu. Kami cuma ingin memanfaatkan tiket makan siang suami saya yang menumpuk sejak awal dia bekerja di kantornya yang baru akhir Maret lalu. Tiketnya sendiri baru dikirim setelah menumpuk satu bulan lebih. Sayangnya, hanya tempat-tempat tertentu yang menerimanya, dan ada batasan maksimal 19 euros per hari pemakaiannya. Sepertinya kami bakal sering makan patisserie, setelah ini… 🤔😋


Hari ini saya mulai memasak ketupat. Atau lontong. Atau apalah, terserah. Dengan cara memasak selama 2 jam, berat sachet-an yang biasa dijual di Prancis. Masak hari ini untuk makan siang besok. Agar sempat didinginkan sempurna, padat dan mudah dipotong-potong saat makan nantinya…


Saya masak rendang juga untuk makan malam ditemani nasi, dan disisakan untuk besok siang. Agak khawatir apakah cukup. Tapi toh besok masih akan ditambah opor ayam dan balado terong… 😋


Semoga semua tetap bersabar, selalu lancar, aman, terkendali, dan kehidupan segera kembali nyaman tanpa kekhawatiran… 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah