Lima Film Karya Sutradara Koreeda Hirokazu

Sejak menonton Broker awal Desember lalu, saya memang terjangkit Koreeda mania! Sepanjang Desember, ada lima film karya Koreeda Hirokazu yang saya tonton. LIMA! Eh, enam, kalau ditambah Broker!

Ceritanya, selesai menonton Broker di bioskop waktu itu, saya ditegur oleh seseorang. Ternyata teman peserta Club Lecture. Dia berbicara panjang lebar bagaimana film Broker itu sesuai dengan harapannya. Katanya sih sejalan dengan film-film Koreeda lain yang sudah ditontonnya.

Saya yang tak mengerti, manggut-manggut saja. Sampai rumah, saya mencari filmnya di berbagai platform streaming yang saya punya. Ternyata tersedia 5 film di Amazon Prime, tapi di opsi Filmo yang berbayar ekstra. Yang opsi itu terbuka karena suami saya sempat coba-coba dan lupa unsubscribe saat masa percobaan gratisnya selesai!

Saat dicek, kalaupun unsubscribe pertengahan Desember itu, masa efektifnya baru akan berlaku 5 Januari. Ya sudah, saya manfaatkan saja menonton di platform Filmo itu!

Shoplifters

Tentu saja, yang pertama saya tonton adalah Une Affaire de Famille. Film ini meraih Palme d'Or pada Festival Internationale Film de Cannes tahun 2018.

Film ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang hidup pas-pasan. Mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengutil. Terutama ayah dan anak laki-lakinya.

Suatu malam, sepulang mengutil, mereka bertemu dengan seorang anak perempuan kecil yang terlihat sendirian. Karena kasihan, mereka membawanya pulang. Mereka mendapati bahwa anak ini menerima kekerasan fisik. Mereka pun memutuskan untuk menjaganya, dan tidak mengembalikannya ke keluarganya.

Like Father, Like Son

Yang kedua saya tonton adalah Tel Père, Tel Fils yang meraih Prix du Jury Festival de Cannes 2013, runner-up-nya Palme d'Or.

Film ini diilhami kejadian nyata tentang tertukarnya bayi di sebuah klinik. Kasus ini baru terungkap saat si anak sudah berusia 6 tahun. Saat hendak masuk sekolah, didapati ternyata si anak memiliki golongan darah yang tak sama dengan orang tuanya.

Apakah anak-anak itu harus dikembalikan ke keluarga yang sesungguhnya? Apakah sebenarnya definisi "keluarga yang sesungguhnya"?

Our Little Sister

Tadinya target saya cuma menonton dua film saja. Dua yang mendapatkan penghargaan. Namun, karena ternyata keduanya memikat saya, dan waktu masih banyak, saya lanjutkan dengan Notre Petite Soeur. Film ini masuk dalam Selection Officielle Festival Cannes 2015, meski tak meraih penghargaan.

Film ini merupakan adaptasi dari manga Umimachi Diary karya Akimi Yoshida. Bercerita tentang Suzu, seorang gadis remaja piatu yang diajak tinggal bersama tiga kakak tirinya yang sudah dewasa, setelah ayah mereka meninggal dunia. 

Ketiga kakak ini sudah lama tak bertemu dengan ayah mereka. Sang ayah pergi untuk hidup bersama ibu Suzu saat mereka masih kecil-kecil. Ibu mereka meninggalkan rumah tak lama sesudahnya.

After The Storm

Masih ada waktu, marathon Koreeda dilanjutkan dengan Apres la Tempete. Film ini masuk dalam seleksi Un Certain Regard pada Festival de Cannes 2016.

Film ini bercerita tentang Ryota, seorang novelis yang pernah best seller tapi tak terinspirasi lagi. Dia menghabiskan penghasilannya sebagai detektif swasta untuk berjudi. Istrinya memilih berpisah dengan membawa satu-satunya anak mereka.

Suatu hari, saat berkunjung ke rumah ibu Ryota, mereka bertiga terpaksa menginap karena terjebak taifun. Ryota mencoba merekatkan kembali hubungan dengan anak dan mantan istrinya.

The Third Murder

Film ini mulanya tidak masuk perhitungan saya. Tak masuk Festival Cannes! Hehehe. Tapi saya tonton juga. Karena tinggal ini film karya Koreeda yang tersedia di Filmo, dan saya masih ada waktu!

Menceritakan tentang seorang pengacara yang bertugas membela seorang terdakwa pembunuhan. Kemungkinan menangnya kecil, karena selain mengakui tuduhan, terdakwa juga sudah sempat dihukum untuk kasus pembunuhan sebelumnya.

Semakin dalam menyelidiki, semakin banyak fakta yang terungkap. Dan sang pengacara pun makin ragu akan kesalahan terdakwa.

Koreeda Mania

Semua film yang saya tonton tersebut mengusung tema keluarga. Seperti juga serial The Makanai yang baru saja saya selesaikan belum lama ini. Keluarga dalam arti luas. Yang tak hanya terjalin oleh ikatan darah saja.

Beberapa film Koreeda lain tersedia di Amazon Prime. Tapi di opsi berbayar lain lagi. Ah, lagipula lima film sudah cukup juga lah ya. Meski jelas, saya tak menolak kalau suatu waktu mendapat akses ke film atau serial karya Koreeda yang lain!

Jadi praktis, sepanjang Desember saya menonton enam film karya Koreeda. Satu di bioskop, lima di Filmo. Lalu ditambah serial di awal Januari. Layak disebut terjangkit Koreeda mania, kan!?

Memang akibatnya, selama Desember itu, boleh dibilang saya tak membaca buku. Yah, sekali-kali lah ya. Masa liburan itu juga kan!? Sekalian biar kalau ditanya sama guru kursus bahasa Jepang, "Belajar nggak selama liburan?", saya bisa jawab, "Belajar dengan menonton film dalam bahasa Jepang, Bu!" ... Hehehe. 

Karena memang selain Broker yang bersettng dan berbahasa Korea, semua film tadi bersetting dan berbahasa Jepang. Meski tentu saja saya menonton dengan membaca subtitle-nya!


Comments

  1. Wah... Kepo juga ya sama film2 yang masuk festival ini. Cuma biasanya aku ngga cocok nonton pilihan film Cannes, hihi, suka terlalu absurd. Tapi ngga tau apa itu film2 yg aku pilih tonton aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di antara 5 film itu kl ga salah inget cuma Shoplifter aja yg ada adegan agak2 bikin eneg. Ga lama. The Third Murder juga ada adegan sadis. Pembahasannya berat. Yg lain aman sih. Semuanya ada nilai2 yg bikin mikir. Nggak absurd, meski mungkin yah, gitu aja, kayak nggak ada ceritanya 😁

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi