Kembali ke Cannes

Demi tiket murah, kami mengambil kereta jam 8.21. Dengan pengalaman menuju Versailles yang cukup macet di Sabtu siang, kami mengalokasikan ekstra waktu untuk perjalanan menuju Gare de Lyon. Standarnya saja sudah memakan waktu 30an menit. Dan pada kenyataannya, dari 32 menit yang diprediksi pak sopir Uber berdasar GPS-nya saat berangkat, kami baru benar-benar tiba di stasiun dalam waktu 45an menit.

Peripherique (semacam jalan lingkar) Paris, pada hari Minggu jam 7 pagi pun sudah banyak mobil. Tak sepenuh Sabtu siang, tapi cukup memperlambat laju kendaraan. Suasana peripherique mengingatkan saya pada Jakarta ... di jalan tol dalam kota!

Masih ada waktu untuk membeli sarapan sebelum kami naik kereta. Sekalian bekal makan siang, karena kami dijadwalkan tiba di Cannes pukul 13.29. Kami makan setengah 12 karena lapar setelah alhamdulillah bisa tidur, membayar kekurangan istirahat malam kami.

Kereta tiba tepat waktu. Seperti yang saya duga, banyak penumpang turun di Cannes. Memang pembicaraan penumpang di depan kami tak jauh dari soal perfilman. Seorang penumpang di baris seberang tempat duduk saya terlihat mengerjakan sesuatu dengan photoshop. Apa hubungannya? Entahlah. Saya hanya merasa bahwa dia pasti akan ke Cannes. Dan benar! Hahaha.

Kami beruntung mendapatkan bus B tak lama sesudah kami mencapai halte. Memang bus ini tak sampai halte dekat rumah kami. Tapi lumayan lah, jalan satu halte, ketimbang harus menunggu bus nomer 1 yang tak jelas kapan datangnya di masa Festival begini.

Butet dan papanya bisa tidur lagi tak lama sesampai di rumah. Mulanya saya tak bisa. Namun saya terlena sesudah salat zuhur dan Butet berangkat ke pusat kota, ada janji dengan temannya. 

Setelah melewatkan tiga wawancara sekolah arsitektur kemarin, Butet praktis tinggal menunggu baccalaureat saja. Sudah tidak ada evaluasi. Penilaian dihentikan tanggal 22 Mei nanti. Kecuali pelajaran olah raga!

Di trimester ketiga ini, olah raga Butet adalah senam lantai. Dari semua rangkaian gerakan yang harus dilakukannya, Butet merasa kurang menguasai meroda (la roue, cartwheel). Karena tak mungkin latihan di rumah, dia meminta temannya untuk membantu memperbaiki posturnya dengan berlatih di taman kota. Sebelumnya, Butet juga pernah berlatih di pantai. Namun pasir pantai tidak stabil, kurang mendukung gerakannya.

Boleh memilih rangkaian gerakan maju seperti Butet

Semangat sekali ya, dia!? Saya sudah ingatkan dia untuk tidak terlalu memaksakan diri. Apalagi saya lihat standar penilaiannya sudah seperti atlet prifesional saja. Tapi demi meraih mention dan hadiah dari pemda, katanya! Hahaha. 

Atau rangkaian gerakan mundur

Ujian tertulis bac akan dilaksanakan tanggal 16-18 Juni nanti. Untuk Grand Oral, Butet mendapatkan jadwal 26 Juni. Pengumuman Parcoursup mulai 2 Juni. Jadi selain persiapan menghadapi bac, ada persiapan juga untuk perguruan tingginya, terutama dalam hal akomodasi karena pilihan-pilihan utama Butet terletak di luar Cannes.

Yang jelas sekarang saatnya istirahat dulu. Menghimpun tenaga untuk memulai minggu baru.

Bismillah. 


Comments

Popular posts from this blog

Menengok Ketentuan Pemberian Nama Anak di Prancis

Perjalanan Bela Bangsa

Foto Kelas