Paris H—2: Wawancara Tiga ENSA

Kami memulai hari cukup pagi ... untuk ukuran jalan-jalan standar. Tapi ini kan memang bukan jalan-jalan liburan standar ya!? Dan hari ini, kami harus "keliling" Paris. Dua ENSA yang berlokasi di selatan dan utara, lalu berlanjut ke Versailles. 

Belum jam 9 kami sudah check out dan keluar hotel. 

Tujuan pertama: ENSA Paris Val de Seine. 

Butet mendapatkan jadwal wawancara jam 9.45. Peserta diminta hadir 15 menit sebelumnya.

Kami berangkat berjalan kaki. Jaraknya 1,5 km saja dari hotel. Sampai lokasi, terlihat ada banyak orang berkumpul di depan gerbang. Kebanyakan orang tua yang menemani anak-anak mereka. Memang, dengan total 800an peserta, tahap wawancara sudah dimulai sejak jam 9.

Butet diminta menunggu oleh petugas keamanan di gerbang saat hendak langsung masuk. Ternyata sebentar kemudian, Butet sudah masuk. Praktis pukul 9.15 saya dan Paksu meninggalkan lokasi untuk ke boulangerie terdekat, yang berlokasi 500 meter dari sana. Tapi tak rugi kok, karena cappuccino dan coklat panasnya enak! Hahaha.

Sudah menghabiskan minuman kami, saya menerima SMS dari Butet yang mengabarkan bahwa wawancaranya agak terlambat. Ada beberapa peserta yang lambat datang. Di grup lain, pengujinya yang terlambat karena terlalu banyak bicara. Lah?

Butet akhirnya keluar pukul 10.15. Paksu memutuskan untuk memanggil Uber saja untuk melanjutkan perjalanan kami. Memang cukup jauh, dan transport publik cukup rumit untuk menuju tujuan ke dua.

Tujuan kedua: ENSA Paris Belleville.

Kami sampai lokasi belum jam 11. Padahal wawancara dijadwalkan 11.40. Sempat keliling mencari toilet umum Butet yang tak terpikir mampir ke toilet dulu setelah wawancara pertama. Dengan petunjuk Google Map, kami menemukan dua. Dua-duanya dalam perbaikan! Akhirnya pasrah, kembali ke depan kampus saja.

Butet sudah dipanggil masuk pukul 11.30. Dia langsung menanyakan lokasi toilet yang ditunjukkan oleh petugas dengan ramah. Kali ini, saya dan Paksu menunggu saja di depan kampus. Masih kenyang dari sarapan, dan tak menemukan tempat yang menarik untuk makan siang juga.

Saya dan Paksu menemukan kembali beberapa peserta dan orang tua dari wawancara di ENSA Val de Seine. Mungkin ada lagi yang lain yang tak kami kenali. Siapa tahu kan!? Pasti ada banyak yang berminat kuliah arsitektur dan mencoba masuk ke beberapa sekolah arsitektur.

Butet keluar pukul 12.15-an. Lagi-lagi kami merasa bahwa cukup repot menggunakan transportasi umum, apalagi dengan membawa koper, meskipun hanya koper kabin. Kami pun memutuskan kembali memanggil Uber untuk menuju ke tujuan ketiga.

Tujuan ketiga: ENSA Versailles.

Wawancara dijadwalkan pukul 16, alternatif paling lambat yang bisa ditemukan Butet saat itu. Dengan jalanan yang macet, kami baru tiba di Versaille setengah 2an siang. Kami check in terlebih dahulu di hotel, meletakkan barang-barang, makan siang di brasserie tak jauh dari hotel, dan kembali lagi untuk istirahat sejenak. Benar-benar hanya sejenak. Kami harus segera berangkat ke lokasi wawancara.

ENSA Versailles terletak di depan Chateau de Versailles, 2 km dari hotel. Kami memilih ke sana dengan bus. Dari bus, kami sempat kebingungan mencari jalan masuk ke ENSA karena petunjuk dari Google Map tidak sesuai. Saking panik karena memang sudah mepet jadwal—karena bus datang terlambat, kami tidak memasukkan alamat yang dicantumkan di undangan wawancara.

Tapi Butet tak terlambat. Saat kami sampai, masih terlihat antrian di depan pintu masuk kampus. Meski memang, ternyata yang mengantri bukan hanya kandidat ENSAV, tapi juga pengunjung pameran Biennale Architecture Paysage (dua tahunan arsitektur lanskap) yang sedang diadakan di lingkungan Petite Ecurie yang merupakan lokasi ENSAV.

Butet dipanggil masuk pukul 15.45. Saya dan Paksu menunggu saja di depan kampus. Ada kafe tak jauh, sebenarnya. Tapi kami kan baru saja selesai makan siang, tuh!

Saat menunggu, kami melihat seorang bapak yang sudah kami temui di Val de Seine dan Belleville. Beberapa saat kemudian, kami melihat seorang peserta laki-laki yang juga ada di Belleville. Hafal, karena tidak banyak kandidat lelaki. Sekolah arsitektur Prancis memang dikenal didominasi oleh mahasiswi!

Butet keluar setengah 5-an sore. Demikian berakhir maraton wawancara hari ini. Berakhir juga rangkaian prosedur pendaftaran perguruan tinggi Butet. Sekarang tinggal menunggu hasilnya. Dan menunggu keputusan Butet mau pilih ke mana.

Kami kembali ke hotel berjalan kaki santai. Lumayan lelah juga, ternyata. Sampai-sampai Paksu kelaparan dan memesan antar makan malam padahal baru jam 6 dan kami makan siang cukup lambat.

Bagus juga sih. Dengan begitu kami bisa keluar lagi jam setengah 8 malam untuk berangkat lagi ke pusat kota, memanfaatkan kunjungan gratis ke museum patung dalam rangka Nuit des Musées, dan sudah bisa kembali ke hotel sebelum jam 10. Karena kami harus istirahat. Karena Minggu pagi-pagi sekali sudah harus berangkat ke stasiun kereta di Paris untuk pulang ke Cannes. Lebih pagi daripada Sabtu ini tadi!


Comments

Popular posts from this blog

Menengok Ketentuan Pemberian Nama Anak di Prancis

Perjalanan Bela Bangsa

Foto Kelas