Summer 2022: Louna H11

Pagi ini, lagi-lagi Louna tidak menyambut saya di depan kamar. Tapi dia sudah menghampiri dan minta dielus sebelum saya masuk kamar mandi. Menyambut Butet juga saat mau wudhu. Tapi sesudah itu asyik sendiri...

Tapi hari ini Louna cukup bandel ... eh, kreatif! Dia membawa kado untuk kami; seekor belalang!...

Butet sempat bertanya-tanya saat Louna masuk rumah membawa sesuatu. Bawa sampahkah? Bawa daun kering dari luar... Saat benda yang dibawanya bergerak, Butet langsung teriak! Apa itu???...

Saat saya datang, Louna sedang memainkan belalangnya. Masih hidup. Tapi sepertinya luka kakinya... Louna sulit sekali dijauhkan. Berputar-putar mengelilingi mangsanya...

Agak lama sampai saya bisa memungut si belalang dengan tisu. Saya "buang" si belalang di pekarangan gedung apartemen. Semoga dia bisa selamat. Yang jelas masih aktif saat berada di tangan saya juga...

Boleh dibilang baru hari ini Butet resmi libur sekolah. Sudah tenang, sejak kemarin menerima hasil ujian brevet-nya. Tenang, karena target mention tres bien-nya tercapai, tentu saja...

Butet tidur lama sesudah Subuh. Kemarin entah jam berapa dia tidur. Baru mulai membaca sesudah lewat tengah malam. Saya sudah mengantuk, tertidur meski dia berbaring di perut saya... 

Pagi tadi saya tak bisa tidur. Padahal ingin merem sejenak sesudah Subuh. Tapi ya sudahlah. Saya langsung bersiap untuk ke kantor pos saja...

Dua minggu yang lalu, ada yang mengebel rumah. Hanya sekali. Jadi tidak kami bukakan karena kami tidak menunggu paket atau tamu. Biasanya, tukang pos mengebel dua kali. Tapi ternyata saat mengecek kotak surat beberapa hari kemudian, ada tanda panggilan untuk mengambil surat tercatat!

Kami duga kuat bahwa surat itu adalah tagihan biaya perawatan gedung apartemen. Karenanya, jelas malas sekali khusus ke kantor pos untuk mengambilnya. Apalagi suhu udara yang saat ini panas. Jalan ke kantor pos menanjak, pula!... Tapi kalau ditunggu-tunggu, nanti malah masalah lagi. Baiklah saya niatkan pagi tadi buat mengambilnya...

Tentu saja, saya ke kantor pos tidak hanya untuk mengambil surat. Tapi diniatkan sekalian mengirim surat. Surat meminta penggantian pembayaran pembuatan sol sepatu spesial ke securité sociale... Yang sebenarnya surat ini bisa dikirimkan dari kotak pos manapun karena sudah saya tempeli perangko...

Jalan menanjak di suhu udara 27° itu berat. Padahal cuma 1km...

Apa? 27°C mah enak? Ya sih, sebenernya ya... Apalagi udara bersih... Tapi tetap saja melelahkan. Tak terlalu keringatan karena sempat "istirahat" sejenak saat jalan datar di daerah pasar Selasa yang rutin diadakan di lapangan di tengah kota dekat kantor pos... 

Sengaja saya lewat tengah-tengahnya untuk memotong jalan. Tak banyak yang jualan. Tak sebanyak sebelum pandemi. Tak ada yang berjualan bahan makanan, keju-kejuan, ikan, ... Hanya penjual pakaian, aksesoris, dan barang kelontong saja yang terbagi di dua lorong. Plus satu penjual tanaman bunga-bungaan...

Cepat saja saya di kantor pos. Tak ada yang mengantri. Saya mengambil surat dulu, baru keluar untuk memasukkan surat ke kotak yang berada di depan kantor pos. Memang begitu prosedurnya; meski sudah di kantor pos, tetap saja untuk mengirim surat harus memasukkannya ke kotak pos!... 

Saya pulang lewat pasar Selasa lagi. Kali ini lewat lorong yang satunya lagi. Ada penjual kerudung di sana!... Sayangnya hanya ada tipe bergo dan pashmina. Kerudung segiempat ada juga tapi tak banyak dan motifnya saya kurang suka. Lagipula seminggu lagi ke Indonesia. Ngapain juga belanja kerudung ya?...

Melewati penjual bunga, saya tertarik pada mawar mininya. Bagus-bagus, banyak bunganya, dan hanya 3 euro saja!...

Saya tanyakan kepada si penjual apakah bisa ditaruh di dalam ruangan. Katanya bisa! Kebetulan sudah beberapa lama Butet ingin memiliki tanaman di dalam kamarnya. Dan ada bunga mawar warna merah jambu. Warna kesukaannya saat ini...

Tentu, saya ingat benar bahwa kami mau berlibur panjang. Saya sempat tanyakan pada penjual bagaimana solusinya. Katanya mawar ini cukup disiram seminggu sekali. Jadi asal diberi cadangan air, mustinya tak masalah...

Jelas, saya ingat ada Louna di rumah. Yang ini memang saya nekat. Karenanya, sampai rumah, bunga mawar saya simpan di dapur. Menunggu Butet mencari tempat yang cukup aman. Meski tentu tak ada jaminan...

Saat ini, si mawar sudah mendapatkan tempat di atas rak buku di kamar Butet. Semoga saja aman sampai Louna kembali ke rumahnya, dan si bunga bisa diletakkan di atas meja belajar, sesuai bayangan ideal Butet...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah