Sang Pemenang Berdiri Sendirian - Paulo Coelho

Sebenarnya, sebelum buku Lennon-nya David Foenkinos, saya sudah sempat menyelesaikan buku Laut Bercerita-nya Leila S. Chudori. Sudah sempat memulai menulis ulasan. Tak saya lanjutkan. Tak bisa menemukan kata-kata...

Saat Pertemuan KBK Selasa 28 Juni lalu, saya presentasikan buku itu. Niat isengnya untuk mengisi waktu karena sudah tak ada yang mau membawakan buku. Mau menjaga tradisi pertemuan 3 jam! Niat aslinya sih siapa tau jadi memotivasi untuk melanjutkan ulasan. Tapi ternyata tetap tak bisa...

Sesudah membahas Sang Alkemis bulan Mei lalu, saya mencoba membaca beberapa buku Paulo Coelho yang lain, yang direkomendasikan teman-teman KLIP. Hanya ada satu yang saya lanjutkan sampai akhir; Sang Pemenang Berdiri Sendirian...


Demi Cinta

Menceritakan tentang Igor yang ingin menaklukkan kembali Ewa. Igor ingin menunjukkan besar cintanya pada mantan istrinya itu, sampai-sampai dia siap untuk menghancurkan dunia...

Dunia, dalam hal ini bukan berarti bumi seutuhnya. Cukup kehancuran kehidupan seseorang saja...

Dengan pengetahuannya akan teknik-teknik pembunuhan yang sulit dideteksi, Igor membunuh seorang gadis pedagang kaki lima, seorang produser terkenal, dan seorang sutradara debutan. Namun Ewa seperti tak mengerti usahanya itu. Tak ada reaksi yang ditunggunya, padahal Igor sudah mengirimkan pesan petunjuk pada Ewa...

Igor memutuskan bahwa tak ada gunanya berusaha menarik perhatian Ewa. Ewa sudah bukan perempuan yang dikenalnya dulu...

Namun sebelum mengakhiri usahanya, Igor ingin bertemu dengan Ewa dulu di sebuah resepsi di Eden Roc, di daerah pantai Antibes...

Setting Festival Film

Tentu saja, settingnyalah yang menarik saya untuk membaca buku ini sampai akhir. Apalagi, saat saya mulai membacanya, Festival Internasional Film Cannes belum sebulan berlalu...

Asik rasanya membaca sambil membayangkan keramaian Boulevard de La Croisette saat Festival, daerah sekitar Hotel Martinez, jalanan yang macet, dan acara monter des marches di Palais des Festivals...

Membayangkan tokoh Gabriel alias Lisa yang menginap di apartemen kecil dengan tarif 3 kali lipat harga normalnya beramai-ramai dengan teman-teman sesama pencari peluang tenar. Suasana cafe dan jalanan yang penuh dengan orang bergaun pesta padahal bukan siapa-siapa. Dan bahkan banyak yang membawa karton bertuliskan "invitation please" atau judul film yang akan diputar malam itu karena mereka tak memiliki akreditasi...

Memang dengan setting tempat yang kita kenal, kita dengan lebih mudah berproyeksi ke suasana dalam novelnya...

Mau ke Mana?

Tapi setelah selesai membacanya, saya tak mengerti apa tujuan novel ini!

Setelah membaca Sang Alkemis yang penuh dengan kata mutiara, saya sempat mencoba membaca Manuskrip yang Ditemukan di Accra. Kata teman yang merekomendasikan, buku ini banyak yang bisa dikutip. Senada dengan Alkemis lah. Merasa tak bisa masuk setelah beberapa halaman, saya drop dan berganti haluan ke Sang Pemenang yang kata teman yang sama berbeda nada. Dan memang lebih berkisah, sesuai pendapatnya...

Buku ini lebih ke novel thriller. Masih banyak kutipan yang bisa diambil, tapi tetap saja nuansa suspense-nya lebih terasa ketimbang motivasi seperti Alkemis...

Bagi yang menyukai genre thriller, novel 476 halaman ini asik diikuti. Banyak intrik-intrik sampingan yang membuat penasaran. Apa hubungannya dengan intrik utama? Sebagian ada, sebagian lagi tak bisa saya lihat benang merahnya...

Mungkin memang penulis sengaja membuatnya senada dengan film-film Festival? Film-film seleksi yang bagus sinematografinya, kuat aktingnya, mantap skenarionya, seru intriknya, tapi tak jelas akhir ceritanya?... 😁


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah