Summer 2022: Louna H18

Hari ini seharusnya adalah hari terakhir liburan Louna di rumah kami. Ini juga sudah bonus. Tadinya, Louna hanya mau dititipkan sampai Jumat atau Sabtu saja...

Ceritanya, sahabat saya mengunjungi orang tuanya di kota lain sampai hari Jumat. Balik mengambil Louna di rumah, lalu berangkat menonton konser di Paris hari Minggu. Pulang lagi Senin. Mereka berencana meninggalkan Louna di rumah sendiri selama dua malam kalau tak ada yang bisa menjaganya...

Memang tadinya saya menyatakan hanya bisa menjaga Louna sampai Sabtu atau Minggu saja. Pikir saya, biar masih ada tenaga untuk menjamu. Kalau mepet-mepet kan pasti hectic tuh. Itu saya ungkapkan sebelum tahu rencana mereka...

Tapi saat mendengar agenda mereka, kami tawarkan untuk menjaga Louna hingga mereka kembali dari Paris sekalian saja. Senin malam, atau bahkan Selasa pagi juga tak masalah, asal sebelum saatnya kami beerangkat. Dengan pesan, harap maklum tak akan menjamu saat mereka menjemput si kucing...

Kami pikir, tentu Louna lebih senang saat ada teman. Dan kami sendiri pasti kepikiran kalau Louna sendirian dirumahnya. Plus tentu, ekstra hari bersama Louna adalah bonus yang menyenangkan...

Louna menyambut saya bangun pagi ini. Banyak mengeong. Rupanya suami belum membuka pintu ke balkon. Tumben...

Louna manja sekali. Minta dielus sesudah kami selesai Subuh. Seakan tahu kalau hari ini adalah hari terakhir liburan musim panasnya. Saya yang ingin kembali tidur jadi tertunda. Saat akhirnya bisa tertidur, rupanya Louna tidur juga di bawah tempat tidur kami...

Louna baru keluar dari kolong saat Butet bangun. Dia senang di luar, di bawah jemuran. Apalagi hari ini saya ada cucian terakhir sebelum berangkat liburan. Pasti kering dengan matahari yang panas menyala...

Heat wave masih melanda. Masih vigilance orange. Saya menyetrika dan menyiapkan bagasi bermandi peluh...

Tadinya mau membawa satu koper saja. Cukup, sebenarnya. Tapi berat sekali. Akhirnya kami mengeluarkan koper ke dua. Agak ragu karena saat ini sebagian besar koper berisi oleh-oleh. Itupun tak penuh. Masih sangat longgar karena kami tak sempat melengkapi oleh-oleh sesuai rencana. Kalau berangkat saja tak penuh, pulang nanti bakal lebih kosong lagi dong ya!?...

Entah apakah kami bisa belanja sebebas biasanya. Dengan pengeluaran kami saat ini yang sudah banyak, inflasi di Indonesia yang biasanya suka mengagetkan, plus kondisi moral yang tidak menyenangkan...

Yang jelas saya sudah berencana membeli beberapa buku. Sebagian bisa jadi isi koper yang dibawa pulang suami lebih dulu. Biar nggak kosong-kosong amat. Karena dia biasanya menolak membawa makanan. Padahal itu oleh-oleh paling menyenangkan dari kampung halaman...

Pesawat sahabat kami, pemilik Louna, terlambat. Dia ragu, mau menjemput malam ini atau besok pagi saja. Saya bilang terserah, tidak masalah untuk kami. Dan saya tambahkan toh kami tak bisa beres-beres rumah juga...

Kalau musim panas, kami tidur malam. Bukan hanya karena panasnya suhu udara. Bukan pula hanya karena liburan. Tapi juga karena waktu Isya baru masuk setengah 11 malam. Karenanya, tak masalah jika sahabat kami harus pulang dulu mengambil mobil, lalu baru ke rumah menjemput Louna...

Kami minta sahabat untuk mengabari saja sebelum ke rumah. Agar kami bersiap menutup pintu ke kamar-kamar dan ke balkon, untuk tidak memberi kesempatan pada Louna kabur sembunyi, dan biar lebih mudah ditangkapnya...

Lama juga sebelum sahabat kembali berkabar. Katanya lelah sekali saat sampai rumah. Kami pun janjian untuk besok saja menjemput Louna. Jadilah tambah bonus semalam lagi, Louna di rumah kami...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah