La totale ... et encore plus !

Nggak nulis kemarin? Kehilangan semangat?

Heu... Antara ya dan tidak. Pasalnya, kemarin saya kena pilek berat! Sepertinya masih ada kaitan dengan kaki yang lebam? Eits! Bukan karena kesandung trus jadi bikin pilek ya! Hahaha...

Ceritanya kemarin saya tetap mengantar Butet ke halte. Karena kaki masih terasa bengkak, saya tidak pede untuk mengenakan sepatu. Jadilah saya keluar bersandal jepit saja. Meski sebenarnya sih tali sandalnya yang menggesek kaki juga bikin sakit tuh...

Pulang dari antar Butet, saya ketemu dengan seorang tetangga yang menegur kok jalan saya terpincang. Dia langsung menebak kelingking ya? saat saya bilang bukan kesleo. Katanya istirahat aja, nggak usah diapa-apain nanti hilang sendiri...

Saya masih sempat menuntaskan publikasi podcast KBK sebelum kemudian saya merasakan kelelahan. Saya siapkan makan siang, lalu tiduran dengan tak lupa menempelkan kompres dingin di kaki...

Entah karena kompres dingin itu, entah karena saya keluar tak bersepatu, atau entah karena saya makan siang terlambat karena kelamaan menunggu suami yang tak kunjung selesai conference-nya, atau mungkin kombinasi semuanya, pilek berat datang mendera!

Lemas sesiangan tak jelas arahnya. Mau tidur tak bisa. Tapi menyanggupi undangan kajian dari teman SMA juga tak konsentrasi. Saya baru bisa tertidur setelah asar. Cuma sebentar. Karena tak lama kemudian Butet datang mengetuk pintu. Padahal dua sudah boleh dibilang lambat, sampai rumahnya...

Saya minta izin tak bisa memasak. Suami mengajak Butet ke swalayan membeli hachis parmentier frozen. Lumayan. Meski tetap saya yang harus memanaskannya...

Pagi tadi, suami saya yang mengantar Butet ke halte. Sebenarnya Butet sudah bilang bisa pergi sendiri. Tapi saya kurang tenang. Lagipula, suami saya juga akan keluar ke boulangerie membeli sarapan untuknya sendiri. Sekalian saja...

Sepagian saya selonjoran dengan kompres dingin di kaki. Kebetulan ada Ruang Berbagi KLIP. Saya mengikutinya dari youtube. Hanya satu jam. Setelah berdiri sebentar untuk menjalankan mesin cuci piring yang biasanya dijalankan dini hari tapi lupa, saya lanjutkan baringan dengan chatting dan browsing. Entah kenapa tidak membaca. Beberapa kali mencoba tidur tapi tak bisa. Sampai masuk jam makan siang...

Saya masih sempat mendengar sayup-sayup suara suami yang sedang tele conference di kamar. Saya masih berpikir tentang tinggal memanaskan nasi dan rendang bekal dari salah seorang bibi di Bandung. Masih tersirat ah, mesin cuci piring juga belum selesai. Lalu saya ketiduran!...

Suami membangunkan saya saat sudah hampir jam 3!!! Dia menawarkan apa mau delivery saja. Saya sampaikan rencana saya yang akhirnya dia eksekusi karena mungkin kasihan melihat saya masih setengah sadar. Untuk bonus terima kasih padanya, saya keluarkan dua butir telur asin terakhir dari Solo!... Satu-satu, tentu saja! Hehehehe...

Sesiangan saya berpikir apa mau menulis saja? Tapi kok rasanya tak semangat. Malas sekali bangkit ke laptop tapi tak mau juga mengetik di smartphone...

Ini saya tulis saat Butet kursus piano. Diantar papanya!...

Dari pagi saya sudah menyampaikan kalau saya mau memboloskan Butet saja karena saya tak bisa mengantar. Apalagi hari ini Butet pulang cukup lambat. Sekolah selesai setengah 5, tapi ada sedikit ekstra untuk pembagian tablet dari pemerintah provinsi untuk siswa-siswi SMA. Itu cerita lain lagi ya...

Tapi papanya mendesak mau mengantarkan. Tak baik menuruti keengganannya kursus. Dan memang Butet sudah malas sekali. Hanya saya agak mendorongnya mencoba dulu. Karenanya, setiap mau berangkat kursus adalah suatu drama tersendiri. Saya sudah sampaikan ke suami kalau dengan kondisi saya kurang sehat begini, saya memilih mengalah saja...

Dan benar saja. Drama sebelum keberangkatan. Yang membuat mereka terlambat sampai ke tempat kursus hingga guru pianonya mengirim pesan menanyakan ke saya!...

Yah, pengalaman buat suami menghadapi krisis remaja lah!...

Butet pulang dengan ceria. Langsung cerita panjang lebar seakan tak ada apa-apa sebelum keberangkatannya. Mungkin bahagia karena berhasil memaksakan untuk delivery menu makan malam yang biasa ditolak oleh papanya; ayam goreng tepung waralaba ternama dunia itu!...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah