Lupa Setoran

Kemarin saya lupa setor! Tepat di hitungan setoran yang ke sepuluh! Duh, sakitnya tu sampai di sini. Sini nih! Kelihatan nggak?... Hehehe...

Apa? Baru satu? Bukan! Sudah satu!... 

Jika saya hanya menargetkan badge good atau excellent, tentu tak apa. Baru satu. Masih banyak kesempatan. Tapi kali ini saya sudah membayangkan untuk meraih badge outstanding, setelah dua bulan kemarin tidak bisa meraihnya, susah menulis karena sedang liburan. Tentu saja saya kecewa melakukan kesalahan bodoh begini...

Kesalahan bodoh? Betul!...

Pasalnya, kemarin sebenarnya saya sudah menulis. Bulan ini saya sengaja mulai menulis di pagi hari, lalu posting dan setor agak sore, tapi tetap di hari yang sama dengan Waktu Indonesia Barat. Tidak curi start dan memanfaatkan perbedaan waktu, seperti yang sering saya lakukan sebelumnya...

Sabtu kemarin memang saya keluar rumah. Tak lama, sebenarnya. Hanya ke kota mengambil pesanan buku dan membeli perlengkapan sekolah untuk Butet. Sempat window shopping e beberapa toko pakaian dan pulangnya jalan kaki, memang...

Saya sudah menyengaja menyelesaikan tulisan sebelum tengah hari. Sadar kalau bisa jadi tak akan sempat mengedit sepulang dari kota. Sudah terpikir untuk posting dan setor sebelum pergi saja. Tapi kelupaan, karena saya sempat tertidur saat menunggu datangnya Dhuhur sesudah makan siang. Dibangunkan Butet untuk segera salat dan bersiap berangkat...

Kami sampai rumah jam 5 sore. Masih sempat panen telur di Tokopedia sambil berpikir kalau sudah dekat tengah malam di Indonesia. Tapi tak terpikir sama sekali akan deadline setoran tanggal 10! Baru ingat di rakaat terakhir salat Magrib. Untuk sekedar informasi, Magrib di daerah saya saat ini baru menjelang pukul 8 malam!...

Terlupa satu setoran, membuat saya jadi malas menulis. Harapan untuk mendapat badge emas hilang sudah! Tak ada toleransi di bulan 30 hari. Patah semangat, rasanya...

Kemarin saya tetap menyetorkan tulisan saya. Masih tanggal 10 di pewaktuan Prancis, tapi sudah tanggal 11 menurut WIB. Hari ini saya masih memaksakan diri. Menulis curahan kekecewaan hati. Tapi tak yakin akan tetap bisa menjaga konsistensi bulan ini...

Memang dari pengalaman mengikuti KLIP sejak Januari 2021, kalau sudah terputus menulis, semangat ikut terputus juga. Ah, nanti saja. Toh badge outstanding sudah tak mungkin teraih. Lalu berlanjut ke toh badge excellent sudah lewat. Begitu, pikiran menggoda...

Saya merasakan lebih mudah menulis setiap hari daripada menjadwalkan secara periodik saja. Ide? Pasti ada kok. Asal tak ambisius mau membuat tulisan sempurna...

Saya sendiri sebagai yang memproklamirkan diri sebagai blogger curcoler, merasa cukup bebas untuk menulis apa saja yang terlintas di kepala. Pasti beda dengan mereka yang sudah mantap dengan niche-nya. Harus menulis yang berkaitan dengan niche-nya di blognya...

Tapi menulis tak harus di blog, kan!? Menulis bisa saja di media sosial. Atau buat saja blog lain. Atau di google doc misalnya. Tulis draft dulu. Setelah mantap, baru diposting di blog...

Saya melihat beberapa anggota KLIP yang seakan hanya menyetorkan google doc. Bukan berarti mereka tak memiliki blog. Atau blog mereka kosong. Mereka memang memilih untuk memoles tulisan dulu sampai benar-benar cantik, dan baru posting ke blog sesudah puas dengan hasilnya...

Jelas tak perlu memaksa diri mengikuti blogger ini atau Klipers itu. Menulis saja. Menulis sesuai gayamu!...

Sepertinya saya akan kembali curi waktu saja. Menulis pagi dan menyetorkan malam waktu Prancis. Yang artinya jam setor saya akan pagi dini hari di Indonesia. Karena memang itu waktu ideal untuk saya. Meski mungkin isi tulisan saya jadi terasa terlambat sehari untuk pewaktuan Indonesia...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah