Tulisan Memorable

Kamis 1 September kemarin, sepulang dari mengantar Butet di hari pertamanya sebagai lycéenne dan belanja daging ke boucherie, saya mendapatkan kabar gembira. Tulisan saya di Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Agustus mendapatkan 2 badge penghargaan; sebagai tulisan "Paling Memorable" dan "Populer"!

Bahwa mendapatkan predikat memorable, ke-3 pula!, itu mengharukan. Karena tulisan saya memang benar-benar memorable buat diri saya sendiri...

Bagaimana tidak?

Tulisan itu sudah saya susun sejak sepulang dari acara pertemuan keluarga. Sambil mengelus-elus Butet yang biduran, saya mulai mmencatat. Selagi detil-detil rasa masih segar di kepaladan kehangatan masih terasa lekat di hati...

Saat mulai menulis itu, saya berpikir baru akan menyelesaikannya saat sudah sampai Prancis saja. Kami dijadwalkan sampai rumah tanggal 24 Agustus. Sedangkan deadline-nya tanggal 25. Pas sekali, kan!?...

Pada akhirnya tulisan itu saya post tanggal 20. Di dalam kereta menuju Bandung...

Ada rasa ragu untuk menyetorkannya. Antara suasana hati yang tak nyaman, baik dalam diri sendiri maupun sehubungan dengan keluarga besar, terutama keluarga di Bandung. Tapi kapan lagi? Apakah saya akan membatalkan partisipasi saya pada tantangan padahal tulisan sudah cukup siap disetorkan? Apakah mau melupakan begitu saja kebahagiaan yang sempat saya rasakan, meski pada saat itu saya sedang berada dalam kesedihan?

Tanpa banyak edit, akhirnya saya putuskan untuk tayangkan. Lalu lekas saya daftarkan sebagai peserta tantangan. Tapi urung memasukkan dalam list blogwalking. Rasanya tak sampai hati juga...

Saya berpikir panjang sampai saat beberapa hari kemudian membagi link tulisan itu ke grup whatsapp persepupuan keluarga Solo. Namun saat dibuka vote, saya tak berani meminta mereka untuk voting. Padahal begitu dibagi, kunjungan ke tulisan saya itu langsung melesat, meningkat 30an klik!

Karenanya predikat populer ini cukup mengejutkan. Predikat yang diberikan pada voter di luar anggota MGN itu membanggakan. Secara murni didapatkan dari voter yang bukan saya geerakkan. Secara sebenarnya saya bisa meraih suara lebih banyak lagi...

Tapi anggota MGN lain juga mendapatkan tambahan vote dong ya, kalau saya menggerakkan sepupu-sepupu? Secara tiap alamat email harus memilih 3 tulisan?... Heu... Hehehehe...

Keluarga besar saya sangat baik. Mereka selalu mendukung dengan aktif siapapun yang ingin maju. Selain tertahan suasana yang masih berkabung, saya juga takut melibatkan mereka soal vote begini. Takut kalah! Takut kalah dan membuat mereka kecewa. Kalau saya sih, santai saja. Bisa menulis dengan runit saja sudah bahagia...

Di tantangan bulan Juli, saya tak meraih apapun. Karenanya, raihan bulan Agustus ini jelas membahagiakan. Dan tentu saja menaikkan semangat menulis. Meneguhkan hati untuk menulis apa saja yang ingin ditulis. Memosting apapun yang dirasa layak untuk dipublish. Tak perlu terlalu dalam memikirkan apa kata orang. Jangan sampai kehilangan momen...

Kalau saya batal posting waktu itu, misalnya, entah kapan saya mengungkapkan cinta saya pada keluarga saya, kan!?

Setelah posting dan setor waktu itu, saya menangis. Kebetulan Butet sudah tertidur nyenyak karena malam sebelumnya harus packing dan disambung harus bangun pagi padahal dia baru penyembuhan. Tangis saya mengeluarkan beberapa beban. Beban kehilangan, kelelahan, frustrasi, sekaligus perasaan bangga saya pada putri remaja saya itu. Betapa dia begitu kuat menghadapi perjalanan liburan kami yang sungguh berliku...

Sampai di Bandung, saya tidak menangis lagi. Hanya sempat berkaca-kaca beberapa kali saat menemani ibu mertua yang saya lihat perlu berbincang di waktu jeda menerima tamu. Mengeluarkan perasaannya, mengorek kenangannya. Saya harus tegar di hadapannya. Menahan semua di dalam kepala dan di relung hati. Baru boleh menangis lagi di dalam pesawat meninggalkan Jakarta. Sambil memandangi Butet yang tenang terlena...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah