Paket yang Hilang

Naaah kaaan... Sudah ada rasa meluntur semangat nulisnya kan!? Sudah mulai beralasan tak tau mau nulis apa. Mulai berpikir ah ya sudah lah kalau tak nulis hari ini, toh sama saja 28 atau 29 setoran bakal dapat badge excellent juga...

Hadeuh...

Waktu itu bilang apa Fi, ke downline yang kemepetan setoran dan nggak bisa meraih badge? Tetep nulis ya? Biar otot nulisnya terjaga? Biar nambah statistik total di akhir tahun?...

Ayo semangat, semangaaat... Jangan omdo. Terapin pada diri sendiri yuk!...

Hahaha... Terbukti kalau ngomong doang itu gampang. Prakteknya tidak semudah itu...

Tapi ayo, mari kita coba. Menulis apa saja yang ada di kepala. Semoga bisa mencapai 500 kata...

Hari ini sudah Senin lagi. Tak terasa sudah seminggu, plus dua hari, Butet kembali ke sekolah. Hawa-hawa la rentrée masih lekat...

Sabtu kemarin, saat mau mengambil pesanan buku, toko baru mengirim email untuk samah satu paket dari dua paket pesanan. Masih belum mengirim email untuk satu paket berisi dua buku. Mumpung ke sana, sekalian saja saya tanyakan...

Rupanya ada masalah dengan pengiriman. Entah apa. Kalau dilihat dari sistem trackingnya, paket hanya dikirim dari ibukota kabupaten. Karenanya saya pede saja ke toko. Siapa tau sebenarnya sudah sampai tapi lupa update saja. Pernah, soalnya...

Penjaga toko meminta maaf. Mungkin Senin --hari ini-- sampai. Tapi saya tetap menginformasikannya bahwa paket yang terlambat itu jauh lebih penting ketimbang buku yang sudah sampai. Dan memang guru Butet sudah menagihnya sehari sesudah meminta siswanya membawa buku itu...

Tentu saja permintaan bu guru tidak wajar! Tidak biasanya guru meminta tambahan perlengkapan sekolah untuk minggu aktif yang sama. Selalu harus melewatkan akhir pekan untuk memberikan kesempatan pada siswa dan orang tuanya membelinya. Itupun belum tentu langsung tersedia kan!?

Saya sampai menawarkan pada Butet untuk mem-forward email konfirmasi pemesanan. Tapi Butet sendiri tegas bahwa itu tak masuk akal. Dan kebanyakan teman sekelasnya juga belum bisa mendapatkan buku yang sepertinya memang jarang itu...

Hari ini saya memantau email. Jam 2 saya memutuskan untuk mencoba mengirimkan pesan ke toko. Tapi chat yang seharusnya real time tidak jalan. Kontak facebook berujung ke "page n'est pas disponible". Twitter harus login dan saya tak punya akunnya dan tak berminat untuk membuatnya. Hanya telepon yang menunjukkan nomor yang bisa dihubungi...

Tapi saya malas menelepon. Menyebutkan nomor pemesanan secara lisan itu ribet. Ada yang tidak setuju? Karenanya saya mau menunggu saja dulu. Mungkin sampai besok pagi?...

Sambil iseng-iseng browsing saya dapati ada kolom chat real time yang muncul. Bukan di halaman kontak. Saya coba menulis saja di sana. Yang pertama gagal. Katanya coba lagi! Baiklah... Browsing-browsing lagi, keluar kolom chat baru. Saya menulis lagi. Tak ada pesan gagal! Dan kemudian muncul Sonya sang servis klien...

Seperti yang sudah saya perkirakan, Sonya tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi. Dia mengusulkan untuk mengajukan reklamasi keluhan secara resmi. Menanyakan apakah mau diganti uangnya atau dikirim ulang. Saya minta kirim ulang saja karena anak saya benar-benar membutuhkan bukunya...

Tak lama kemudian saya menerima email dari toko yang menyatakan bahwa saya mengajukan keluhan. Dikatakan bahwa pesanan saya hilang! Padahal saat chat, Sonya menyatakan bahwa tak ada masalah dengan paket saya!...

Yah, sudahlah. Kita tunggu saja kabar selanjutnya. Semoga segera ada kabar baik. Kalau kelamaan, ya saya batalkan saja. Cuma masalahnya, saya lihat di berbagai toko online, buku itu memang langka. Tak tersedia di mana-mana!

Tapi kalau memang begitu masalahnya, kenapa tidak bilang saja!? Biasanya juga kalau ada keterlambatan pasti ada informasi. Entah kenapa kali ini...

Yang jelas, ini membuat saya bete juga nih...

Untung sudah lewat 500 kata...

Eh?

Hehehehe...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah