La totale!

Sudah beberapa hari ini rasanya gusar. Ya! Karena masalah paket buku itu. Keluhan sudah tertulis di website, tapi Selasa tak ada perkembangan. Mandeg begitu saja. Sementara tentu saja bu guru sudah menagih-nagih. Apalagi katanya tinggal Butet yang belum punya bukunya!

Bu guru bilang kalau beliau sudah memesan buku itu di sebuah toko di luar kota. Yang benar saja!!! Kenapa juga harus pesan ke toko sejauh itu sementara di kota ada toko buku yang berjarak kurang dari 1,5 km dari sekolah. Ada dua, pula! Satu jaringan besar, satu lagi toko independen. Kenapa harus jauh-jauh?...

Masalahnya lagi, saat saya cek di website toko di luar kota itu, buku yang diperlukan disebutkan tidak tersedia. Terus terang saya malas jauh-jauh ke sana untuk mendapati bahwa bukunya tak ada. Karenanya, bukan pertama kalinya saya memesan dulu secara daring untuk kemudian tinggal mengambilnya ke toko...

Tapi bukan hanya karena malas pergi jauh ke pusat komersial di akhir pekan kalau saya memilih membeli di toko buku di kota. Toko buku di kota menjanjikan barang tersedia sehari kemudian. Eh kok ya kebetulan kali ini kecelakaan! Barang entah ada di mana padahal menurut tracking pengantaran sudah dikirimkan!...

Selasa sore saya pusing luar biasa. Bingung, langkah apa yang harus kami ambil. Saya mendiskusikannya dengan Butet dan memutuskan untuk ke kota hari ini. Mencoba menanyakan kembali ke toko buku dan berencana memesan ulang kalau masih tak ada juga...

Seharusnya saya memesan ulang sendiri sejak mengajukan keluhan. Tapi saya berharap service client yang melakukannya. Kalau saya langsung memesan ulang waktu itu, mungkin buku sudah ada di tangan saat ini. Mungkin...

Karena sebenarnya meminta ganti uang di toko itu mudah. Ada waktu 15 hari untuk melakukannya. Memang harus ada usaha untuk ke toko atau mengembalikannya lewat pos. Tapi yah, penyesalan selalu datang belakangan kan ya!?...

Saat mengantar Butet ke halte tadi pagi, langit terlihat mendung. Hujan turun pukul 8 lebih. Memang hari ini diramalkan hujan berpetir. Vigilance jaune. Semoga Butet sudah sempat sampai sekolah sebelum hujan turun di daerah kota sana...

Saya langsung menyiapkan dua payung sambil tetap berharap semoga hujan reda saat Butet keluar sekolah jam 11. Kami berkencan di swalayan di kota. Saya sudah meminta izin pada teman-teman grup pengajian bahwa saya hanya mengikuti tadarus, tidak mengikuti kajian, dan menyerahkan tugas operator zoom ke rekan lain...

Saya menyimak tadarus sambil pikel telegrup KLIP sekaligus mengecek perkembangan kabar keluhan saya ke toko buku. Menjelang berakhirnya tadarus, saat saya sedang berpikir apakah akan berangkat cepat meski hujan sudah reda, saya dapati ada update. Pesanan saya akan dikirim ulang!...

Masalahnya, perkiraan waktu sampainya adalah Sabtu atau Senin. Bukannya sehari sampai, yang artinya besok siang. Atau paling tidak Jumat lah!... Sabtu? Oke. Senin? Aduh... Tambah sehari lagi Butet harus menerima omelan gurunya?...

Tak konsen saya mengikuti awal kajian yang sudah dimulai. Saya mencari-cari versi digital dari buku yang diperlukan. Tak ada. Mengecek berbagai toko buku online. Tak ada yang bisa mengirimkan secepat perkiraan kiriman ulang tadi...

Saya pun memutuskan untuk tak pergi ke kota saja. Toh sudha jelas bahwa bukunya akan dikirim ulang. Saya akan menawarkan pada Butet untuk ke toko buku di luar kota sorenya. Tak lupa saya mengirimkan SMS ke Butet saat sudah jamnya keluar dari sekolah...

Meski tak jadi pergi, saya tetap minta izin berhenti bertugas. Tanpa memberikan penjelasan, saya tak mematikan zoom dan tetap menyimak kajian sambil tiduran. Dengan pikiran yang terpecah, jelas!...

Saat Butet pulang, saya sampaikan tawaran tadi. Namun saya mengajukan satu persyaratan; bahwa dia yang berbincang dengan petugas di toko nantinya. Karena kabarnya, buku dipesan khusus buat siswa-siswi bu guru. "Kode rahasia"-nya adalah nama bu guru!...

Butet menolak. Begitu pemalunya dia sampai lebih memilih ditegur sama guru ketimbang harus berbincang dengan orang!!!...

Bref, saya juga tak mau menyerah. Dan akhirnya kami tak pergi...

Tak urung saya menelepon toko buku independen yang tak jauh dari rumah untuk menanyakan apakah mereka memiliki buku yang diperlukan. Pemilik toko mengatakan bahwa buku tak tersedia dan kami harus memesan. Dan di toko kecil itu, saya tahu, memakan waktu lebih lama untuk mendapatkan bukunya ketimbang toko besar dengan jaringan yang tersebar di segala penjuru negara...

Sesudah makan siang, kaki saya menyandung kursi. Pas di jari kelingking, tentu saja! Kali ini parah. Sampai bengkak. Untuk menapakkan kaki pun saya kesakitan!...

Jam 2an, saat yang saya rencanakan untuk pergi, hujan mulai turun lagi...

Sambil bersiap asar, saya lihat kaki dekat kelingking yang tersandung tadi membiru...

Ya sudah! Laisse tomber!...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah