Rentrée 2022

Hari ini rentrée scolaire. Hari pertama tahun ajaran baru. Butet memasuki jenjang lycée. SMA! Time indeed flies!...

Butet sudah menyiapkan gaun Ada-nya untuk la rentrée ini. Anak yang tak suka ribet itu mau memanfaatkan kesempatan. Mumpung masuk jam 10 dan selesai jam 13, katanya. Tidak terlalu lama di sekolah...

Tadinya, dia sudah berniat mau sekolah sendiri. Tapi akhirnya saya antar, sekalian mau belanja daging juga ke boucherie. Sudah seminggu hanya jajan, makan makanan frozen, atau lauk bekal dari Indonesia. Hanya sekali masak. Itupun ayam panggang di oven saja. Meski sebenarnya memang masih lelah dan tak ada ide mau masak apa, minimal kalau ada stok, siapa tau terdorong untuk memasak kan!?...

Sudah seminggu kembali ke rumah, rasanya masih lelah saja. Mungkin akumulasi beban moral yang tak boleh dirasakan selama di Indonesia. Harus terlihat kuat selama di sana. AlhamduliLlah berhasil. Tapi kelelahan itu nyata ada. Dan baru termanifestasi saat sudah berada jauh dari lokasi permasalahannya... 

Cuma memang seminggu ini cukup sibuk juga. Sampai rumah Rabu sore, Kamisnya sudah keluar cari makan. Jumat sudah mulai belanja perlengkapan sekolah. Sabtu harus belanja makanan meskipun bukan bahan mentah...

Hanya Minggu dan Senin seharian di rumah. Saya manfaatkan untuk menjuri Lomba Menulis yang diselenggarakan oleh Surat Dunia dalam rangka 17 Agustus. Membaca keseluruhan peserta yang tak disangka mencapai 57 orang jumlahnya. Menyortir dan mencatat yang sekira dinominasikan sebagai pemenang...

Selasa sudah kembali bergerak untuk memperbarui abonemen bus Butet, setelah berkali-kali mencoba melakukannya secara daring dan gagal memilih pembayaran bulanan...

Dari pusat kota Cannes, lanjut ke pusat kota Le Cannet untuk daftar ulang kursus pianonya. Sempat terjadi kekacauan karena jadwal Butet diberikan ke orang lain. Tapi karena reputasi Butet yang sudah bertahun-tahun kursus di sana, semua terselesaikan dengan baik...

Jadi terppikir bahwa saya belum mengontak guru piano Butet. Bukan cuma karena bahwa Butet sendiri makin tak antusias untuk melanjutkan, tapi juga karena saya tidak memiliki nomor teleponnya! Saya tak berhasil sinkronisasi contact saat berganti ponsel. Dan ponsel yang lama dibawa oleh suami saya sebagai modem karena ponselnya tidak bisa digunakan di Indonesia...

Selasa sore zoom untuk pertama kalinya setelah entah berapa lama. Ada rapat penjurian Lomba Menulis bersama Tim Redaksi Surat Dunia. Ya! Saya resmi masuk menjadi timnya!...

Rabu kembali berbelanja. Niat memasak salmon, tapi tak ada yang menjaga bagian ikan di swalayan. Akhirnya kembali ke frozen food saja. Kali ini hachis parmentier. Padahal Rabu malam suami akhirnya pulang. Setelah perjalanan panjang dan berlikunya...

Tapi saya sempat menyiapkan tiramisu kok. Lumayan. Meski menu utama hanya seadanya, hidangan penutupnya cukup menyenangkan...

Makanya pagi tadi saya ke boucherie. Beruntung jalanan lancar dan mendapatkan tempat parkir yang nyaman. Sayangnya, saya lupa membeli sesuatu yang mudah disiapkan untuk makan siang. Padahal saya sudah menyanggupi untuk mengirim posel pemberitahuan kepada para pemenang favorit lomba menulis. Akibatnya, hanya memasak tumis buncis dan udang saja. Yang buncis dan udangnya lagi-lagi frozen!...

Butet sudah pamit makan siang di luar bersama teman-temannya. Saat makan, dia mengirimkan pesan. Selain mengabarkan di mana dia makan, seperti yang dijanjikannya, dia juga cerita bahwa berada di kelas yang sama dengan sahabatnya. Mereka berada di kelas yang mengumpulkan siswa-siswi yang memilih Jerman sebagai bahasa asing ke dua. Hanya satu kelas saja. Memang tak banyak yang memilih Jerman di sekolahnya...

Jam 3 sore Butet sudah sampai rumah. Seperti biasa, dia minta saya duduk, mendengarkan cerita aktivitas sepanjang harinya. Atau lebih tepatnya, 5 jam di luar rumahnya. Seakan meresmikan hari yang mulai kembali lagi ke rutinitas!...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah