Silaturahmi Virtual

Sampai juga di ujung jembatan pont yang menghubungkan antara hari libur nasional Ascension, Kenaikan Isa Al Masih, dengan hari Minggu. Usai sudah libur Lebaran spesial selama empat hari. Besok, kami kembali lagi ke aktivitas normal seperti semula... Normal. New normal. Kembali ke sekolah bermasker. Kembali bekerja … dari rumah saja! Ibu rumah tangga? Harus beradaptasi dengan semuanya... Butet mulai panik dengan tugas-tugasnya. Setelah empat hari libur banyak bersantai saja. Tak ada masalah untuk tugas yang deadline-nya besok. Justru tugas-tugas yang diberikan sejak lama, dengan deadline masih lama lah yang saya lihat bermasalah. Tidak ada kemajuan. Padahal banyak yang harus dikerjakan. Tapi tetap saja dia menyempatkan membaca buku hadiah lebarannya... Setelah selama bulan Ramadan mengandalkan delivery, siang ini kami ke boucherie untuk belanja daging mingguan. Dua mingguan, lebih tepatnya. Tanpa Ucok, konsumsi daging kami memang berkurang. Saya dan suami sendiri juga berusaha mengurangi konsumsi daging. Tapi entah sejauh mana efeknya pada kuantitas belanja kami... Sebelum belanja, kami mengikuti silaturahmi keluarga besar sekali. Tingkatan kakek-nenek buyut suami saya. Jelas saya tak hafal dengan semuanya. Menghafal level kakek-nenek saja sudah kewalahan. Apalagi level kakek-nenek buyut. Harus diingat bahwa saya praktis langsung merantau setelah menikah. Tak sempat benar-benar berkenalan dengan keluarga super besar... Silaturahmi diadakan melalui zoom. Sudah tahun ke dua begini. Ini jelas hikmah positif dari pandemi untuk kami-kami yang merantau. Kalau tak ada pandemi, silaturahmi keluarga besar yang diadakan offline tak bisa kami ikuti, kan!? Dari silaturahmi zoom, kami mendapatkan update kabar-kabar keluarga. Siapa yang wisuda, yang menikah, yang melahirkan, ... Yang tentu membuat kami harus menambah hafalan nama ponakan baru yang makin banyak saja. Juga nama orang tuanya! Karena saking banyaknya, beberapa nama sudah mulai berulang... Sayangnya tentu tak hanya kabar bahagia, namun ada kabar duka juga tentang saudara-saudara yang meninggal dunia setahun belakangan ini... Keluarga pihak saya sendiri tidak mengadakan zoom besar-besaran. Hanya video chat di whatsapp di level kakek-nenek saja di tanggal 2 Syawal yang lalu. Kakek-nenek dari jalur ibu. Seperti zoom keluarga sangat besar hari ini yang juga kakek-nenek dari jalur ibu mertua. Keluarga jalur bapak dan bapak mertua? Chat di wag sepertinya sudah dirasa cukup...

Hari ini adalah hari ulang tahun almarhum bapak yang ke 68. Jadi membayangkan apa komentarnya tentang pandemi, tentang tak bisa mudiknya kami, dan tentang kemajuan teknologi. Pasti akan menjadi obrolan yang menyenangkan. Seperti asiknya obrolan kami 24 tahun yang lalu... Al Fatihah... 😇 Berharap semoga pandemi lekas berlalu, kita semua diberi panjang umur dalam kesehatan, demikian juga keluarga besar yang sedang berada dikejauhan, sehingga bisa dipertemukan kembali. Aamiin... 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah