Terlambat Bangun Sahur

Ramadan hari ke 23. Setelah 22 hari lancar-lancar saja, hari ini saya terlambat bangun untuk sahur! Baru terjaga 15 menit sebelum adzan Subuh. Padahal masih harus memasak karena tak ada lauk...

Saat alarm berbunyi pukul 3.25, saya terbangun, mematikannya, tidur lagi sambil berdo'a ya Allah, bangunkan saya 5 atau 10 menit lagi. Biasanya berhasil. Karenanya, saat terbangun dan melihat jam 4.31 (saya ingat betul), kepala mengantuk saya menangkap bahwa cuma 5 menit tertidur. Dan saya tidur lagi. Padahal ada pikiran bahwa rasanya kok saya enak sekali tidur selama 5 menit itu...

Saat kemudian terbangun 4.46, saya santai mengambil wudhu. Menggelar sajadah, mengenakan mukena untuk sholat malam dan tilawah. Entah mengapa, dan untunglah, menengok jam dinding yang dipercepat 15 menit ... Lho??? Sudah menjelang jam 5!!!...

Lekas saya lepaskan mukena dan tinggalkan semuanya. Panik memanaskan nasi di microwave. Tetap berusaha memasak burger steak permintaan Butet yang mau puasa hari ini. Menyadarkan suami kalau Subuh tinggal 15 menit lagi. Membangunkan Butet meski hampir yakin tak akan sempat makan dengan layak...

Burger steak beku harus dimasak minimal 10 menit. Ragu tak akan mengejar waktu, saya ceplok telur. Alarm tanda 5 menit menjelang Subuh sudah berbunyi. Burger steak belum matang. Setelah nasi panas, saya gunakan microwave untuk memanaskan karaage beku. Butet membantu menyiapkan meja. Saya sempatkan minum segelas air. Rasanya sudah menyerah saja...

Lekas saya makan seiris lapis legit. Kok ya pas kurma pun tak ada... Denting microwave yang menandakan bahwa karaage matang terdengar bersamaan dengan adzan Subuh dari smartphone. Butet memelas memandang saya, aku nggak puasa saja hari ini ya? katanya di hadapan nasi yang sudah tersendok ke piringnya. Dan saya mengiyakan saja, tak tega...

Cepat-cepat saya menghirup symbicort dan minum air. Tarik nafas dalam-dalam, berusaha menghilangkan debar-debar yang belum mereda...

Sungguh sesak di dada memikirkan bagaimana saya membuang kesempatan Butet untuk bisa berpuasa hari ini. Hari Rabu yang sekolah hanya sampai tengah hari. Dan anaknya pun semangat mengerjakannya. Walaupun masih dengan alasan simpel untuk tidak perlu menggantinya di lain hari...

Sepertinya saya diingatkan karena sudah sombong. Kemarin saya tilawah cukup banyak. Sudah menjelang juz 29. Tinggal dua surat untuk mencapainya. Saya sempat berpikir, tak bangun pagi sebelum sahur juga tak apa. Masih bisa terkejar khatam kalau cuma 2 juz untuk satu minggu sampai akhir Ramadan...

AstaghfiruLlaah...

Selesai sholat Subuh, Butet yang sudah terlanjur bangun tetap makan jatah burger steak-nya. Sekalian sarapan saja. Jatah saya dan papanya disantap sebagai makan siang... 

AlhamduliLlaah puasa saya lancar sampai Maghrib. Namun beban di dada masih ada. Karena tak cuma saya yang tak bisa sahur sempurna, namun juga Butet yang masih belajar menjadi muslimah seutuhnya jadi terganggu puasanya...

Semoga seminggu terakhir Ramadan ke depan ini tak ada halangan lagi. Dan kami bisa puasa dengan lancar. Aamiin... 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah