Audisi Piano 2022

Lagi-lagi sudah lewat tengah hari dan belum nulis. Jauh lewat dari tengah hari, malahan!...

Sepagian santai-santai saja. Habis subuh enghabiskan semua jatah webtoon, lalu tidur lagi. Bangun sudah jam 9 lebih. Tapi malas beranjak. Mengecek telegram dan whatsapp masih berselimut dari sofa. Lalu menonton sedikit drama sebelum akhirnya harus bangun untuk menyiapkan makan siang. Sempat menyeduh teh tapi malah ditinggalkan, dan baru diminum sesudah dingin...

Kemarin cukup melelahkan. Memang sudah niat untuk sepagian mengejar targetan menyelesaikan edit kasar rekaman KBK untuk dijadikan podcast. Ternyata molor sampai lewat tengah hari. Sampai-sampai terlambat makan siang karena tetiba ingat belum menulis. Tapi puas, karena target tercapai!...

Usai makan, inginnya istirahat. Kebetulan Butet pulang cepat. Jam 3 sore sudah tiba di rumah. Tetiba ada pesan dari guru pianonya, bertanya apakah bisa datang jam 5, menggeser jam kursus biasanya...

Saya lelah. Belum menyiapkan makan malam sama sekali. Saya coba menawar apakah bisa datang setengah 7 saja. Atau sesudah jam 6 lah. Biar tak bolak-balik dan langsung ke acara audisi piano yang dijadwalkan mulai jam 19.30...

Bu guru lama bereaksi. Dan kemudian menjawab untuk datang kapan saja asal sebelum 18.45. Baiklah. Saya rasa beliau lelah juga...

Saya minta Butet untuk istirahat, sementara saya ingin memejamkan mata barang sejenak. Kami berencana berangkat sesudah Asar sekalian, biar tenang. Tapi dia malah berlatih. Ya sudah, terserah. Mainnya sudah bagus. Saya bisa menikmati mendengarkannya sambil memejamkan mata...

Saya bisa tertidur setengah jam. Lumayan. Bangun menjelang Asar langsung bersiap. Saat mau berangkat, baru ingat belum masak nasi! Ya sudahlah. Biasanya audisi cuma sejam. masih belum terlalu telat lah, untuk masak nasi sebentar. Musim panas ini...

Ternyata audisi piano digabungkan dengan pementasan teater anak-anak! Acara diperkirakan baru selesai pukul 9 malam!

Saya sempat protes. Mengapa tidak diberitahukan? Tapi ya protes tak ada gunanya. Saya lihat Butet santai-santai saja. Ya sudah lah, saya tak mau terlalu ngotot dan merusah suasana hatinya...

Saya tinggalkan Butet untuk berlatih. Duduk di depan centre sambil membaca. Saat Butet bisa keluar sebentar, saya tawari membeli camilan dari mesin otomatis. Mengganjal perut sampai ja 9 malam. Karena sebelum berangkat, dia tak sempat makan dulu, saking mengejar waktu...

Audisi berjalan lancar. Para siswa 2 kelas piano di Espace Loisirs maju bergilir bergantian. Bisa dilihat bahwa diurutkan dari yang paling pemula hingga yang paling senior. Butet masuk senior. Sudah 6 tahun terdaftar menjadi siswa di sana. Dengan setahun vakum tahun lalu karena pandemi...

Ada 20an siswa yang tampil. Dipotong menjadi dua bagian dengan pementasan teater anak. Ada beberapa sketch yang lumayan juga... Kemarahan saya akan jadwal yang berubah agak mereda, sampai akhirnya mereka selesai pentas dan bubar semua!

Ya! Para siswa teater bubar, keluar, membawa keluarga mereka! Tak banyak penonton tersisa! Dan ini didukung dengan dihidangkannya camilan di luar. Bukannya menunggu dulu sampai semua acara selesai!...

Tapi ya sudahlah. Lagi-lagi saya menarik nafas saja. Sudah terlalu lelah. Agak pening karena belum makan siang. Saya ta mau berdebat dengan pengurus centre...

Butet tampil ke tiga dari akhir. Sesudah Butet adalah seorang siswi yang sempat duet dengannya 3 tahun yang lalu. Selain kursus di centre, dia juga siswa konservatori. Mainnya tentu bagus sekali. Sepertinya memang diarahkan untuk serius bermain piano...

Yang tampil terakhir adalah seorang pemuda yang juga sudah lama jadi siswa centre. Biasanya dia main bagus sekali. Semalam, entah kenapa banyak kesalahan. Mungkin lelah menunggu. Mungkin tegang juga setelah penampilan dua gadis yang cukup bagus...

Ya! Penampilan Butet cukup memuaskan. Ada beberapa salah not, tapi dia mampu melanjutkannya dengan lancar. Padahal dia selalu takut kalau sampai salah not. Dia bilang tak akan mampu melanjutkan, harus mengulang dari awal. Ternyata kemarin meski ada salahnya, dia tetap lanjut saja!...

Usai acara, Butet menerima banyak pujian. Semoga itu menjadikannya tetap semangat untuk main piano ke depannya, meski hanya sebatas hobi saja...

Entah jam 9 lebih berapa saat kami sampai rumah. Butet memilih makan mi cup saja daripada menunggu nasi ditanak. Kami pun makan mi cup merk yang belum pernah kami coba sebelumnya, yang ternyata tidak enak. Tapi ya sudah lah. Untuk mengisi perut saja...

Kami tidur tengah malam sambil mengobrol, mencerna mi instan, dan menunggu papanya pulang. Papanya yang tak bisa menyaksikan audisi pianonya karena pesawatnya yang dijadwalkan Kamis di-cancel dan baru bisa pulang Jumat malam...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah