Rapor KLIP Mei 2022

Tentang rapor lagi. Kali ini rapor saya sendiri. Rapor KLIP bulan Mei...

AlhamduliLlaah masih terpegang badge outstanding dengan full menulis selama 31 hari! Suatu kepuasan tersendiri. Apalagi seperti bulan lalu, bulan ini pun hanya 7 orang yang mendapatkan badge emas!...

Dari 216 peserta KLIP bulan Mei, hanya ada 168 yang tersisa, lanjut ke Juni. 48 orang gugur. Termasuk salah satu downline saya!...

Dia yang bergabung ke KLIP atas inisiatif sendiri, ternyata gugur juga. Dia yang saya kenal sejak sama-sama mengikuti tantangan menulis lain, ternyata tak bisa bertahan. Kendala ada di kuota internet, katanya. Padahal sudah saya sarankan untuk menulis offline di google doc dan share link-nya saja. Mungkin masih belum familiar...

Tahun depan, insya Allah akan saya ajak lagi. Akan saya colek juga dua downline yang sudah gugur terlebih dahulu. Saya tawarkan juga ke beberapa teman lain yang kemarin belum sempat saya rangkul...

Saat ini, tinggal satu downline yang bertahan. Sepupu saya sendiri. Yang saya agak ragu apa bisa bertahan mengingat kesibukan profesinya. Tapi ternyata dia bisa! Mau tak mau, saya jadi semangat juga melihatnya!...

Semoga sepupu saya itu tetap bertahan sampai akhir. Mengingat tak hanya kesibukan profesi, saat ini sedang diberi amanah mengandung anak ke tiga pula!... Semoga semua sehat-sehat dan lancar-lancar selalu. Baik kehamilannya, maupun setorannya... Eh? Hehehehe...

Saya sendiri mulai berdebar, tak yakin bisa tetap emas untuk bulan-bulan ke depan. Ada rasa jenuh yang datang. Perasaan kekurangan ide, atau justru too much information. Tapi kembali ke tujuan utama menulis: self healing! 

Tapi tak bisa dipungkiri bahwa cobaan besar menjelang: saat libur panjang ke Indonesia!

Bukan... Bukan masalah koneksi yang saya ragukan. Mungkin ada gangguan untuk koneksi sepanjang perjalanan. Saya sudah siap merelakan badge emas Juli dan Agustus untuk menanggung konsekuensinya...

Saya lebih ragu lagi pada mood menulis. Waktu, mustinya bisa dicari. Apalagi saya berada di pewaktuan yang sama dengan timeline form setoran KLIP. Mustinya lebih nyaman. Tapi apakah pikiran dan hati saya bisa menulis? Apakah fisik saya memungkinkan untuk menulis?...

Pulang kampung ke Indonesia, bukanlah liburan! Itu saya sadar betul! Jarang sekali, saya punya waktu untuk diri saya sendiri. Menyempatkan diri pun, seringkali diganggu oleh pesan pertanyaan ada di mana, pulang jam berapa, dijemput atau tidak, dan sebagainya. Mungkin maksudnya perhatian, tapi mau tak mau harus diakui kalau itu memberatkan...

Mulut bisa bilang cuek, nggak terlalu memedulikan. Tapi bawah sadar sering kali membuktikan sebaliknya. Kelelahan yang menerpa hingga sakit merupakan ekspresi nyatanya...

Terus... Terus belajar meyakinkan diri bahwa kebahagiaan diri dan keluarga kecil adalah yang utama. Tak mungkin menyenangkan setiap orang, begitu nasihat ibu saya...

Apakah saya bisa lebih menerapkannya?

Kita lihat saja. Tulisan di blog ini akan menjadi saksinya!...


Comments

  1. justru kalau mudik/jalan-jalan itu ada banyak yang bisa diceritakan, tapi kadang2 energinya yang habis buat menulis hahaha. kayak cerita jalan-jalan ke bangkok, ditunda sekian lama sampai hampir lupa kalau masih perlu dituliskan biar ga makin lupa di kemudian hari.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget! Taun lalu ke Swedia juga cuma sempat nyatet poin2nya aja. Pulang liburan br bener2 bisa nulis. Itupun cepet2 post dan blm sempat mindahin foto dari kamera saking takut keburu lupanya... 😅

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah