Butet Lulus SMP

Hari Senin adalah hari lahir saya. Eh tapi saya tak mau cerita soal itu sih...

Senin kemarin ini, Butet pulang sekolah membawa oleh-oleh rapor. Biasanya, rapor dikirim dalam bentuk digital ke email orang tua. Bisa diunduh juga di platform Pronote. Tapi rapor kali ini spesial, karena didampingi dengan tanda kelulusan collège (setingkat SMP). Butet dinyatakan bisa masuk ke lycée generale (setara SMU, bukan SMK)...

Lho? Kapan ujiannya?

Emang belum! Brevet, ujian akhir college, masih nanti 30 Juni dan 1 Juli. Tapi ujian ini tidak menentukan kelulusan siswa. Kelulusan tetap ditentukan oleh nilai rapor. Brevet justru hanya mendongkrak mereka yang agak ketinggalan...

Seleksi masuk SMA-nya?

Tidak ada seleksi untuk masuk SMA pada dasarnya. Asal nilai rapor kelas 3e (troisieme, setingkat kelas 9, kelas 3 SMP) mencukupi, dinyatakan layak naik ke SMA, sudah! Paling apakah nilainya cukup untuk masuk SMU atau SMK selektif, atau harus SMK non selektif...

Ya, jangan salah! Masuk SMK di Prancis tidak sembarangan. Beberapa SMK justru memiliki sistem seleksi yang lebih ketat dibanding masuk SMU favorit sekalipun. SMK ini biasanya adalah yang spesifik jurusan seni. Selain nilai rapor yang harus mencukupi, siswa diminta membuat portofolio hasil karya seninya juga...

Jadi, ada SMA dengan seleksi?

Semua anak usia sekolah wajib diterima di sekolah negeri sesuai tingkatnya. Standarnya, SMA negeri berdasar rayon, seperti TK, SD, dan SMP. Namun tidak semua SMA memiliki semua pilihan jurusan. Di sinilah kadang kala diperlukan seleksi... 

Kalau untuk sekolah sebelum SMA, hampir tidak mungkin pindah rayon kecuali dengan alasan kuat, misalnya tempat kerja wali murid yang tidak memungkinkan mengantar-jemput pada waktunya. Untuk SMA masih bisa pindah rayon dengan alasan jurusan ini. Bisa pindah rayon dengan memilih SMA-nya pula! 

Seleksi dilakukan bukan dengan ujian tertulis dan/atau wawancara seperti seleksi sekolah di Indonesia. Seleksi tetap berdasar nilai rapor. Dan seleksi ini bukan untuk memeringkatkan siswa; yang nilainya bagus masuk, yang lainnya gagal. Bukan!...

Negara wajib menyediakan pendidikan untuk anak. Namun tentu saja kapasitas kelas sering kali tak mencukupi. Seleksi dilakukan lebih untuk ini. Apakah siswa benar-benar harus memasuki jurusan tersebut? Bisa/maukah dia masuk jurusan lain? Konsekuensinya sudah banyak terlihat: kelas yang overload!...

Selain masalah kapasitas itu, ada SMU negeri dengan seleksi juga. Misalnya sekolah internasional, yang di seluruh departement kami hanya satu saja! Atau SMU dengan jurusan olah raga. Sekolah jalur bakat lah ya...

Butet sendiri, bagaimana?

Butet, dan juga abangnya dulu, bersekolah di sekolah swasta sejak college. Untuk lycee-nya, mereka melanjutkan di yayasan yang sama...

Sekolah swasta mengadakan sistem seleksi mereka sendiri. Biasanya, tetap dari nilai rapor. Diikuti dengan wawancara formalitas saja. Jadi tetap tak ada ujian seleksi formalnya...

Seleksi ini dilakukan untuk mereka yang pertama kali memasuki sekolah di yayasan yang bersangkutah. Seperti saat Ucok dan Butet masuk college, karena sebelumya dari primaire negeri. Kalau untuk lycee-nya, tak perlu seleksi lagi. Karena mereka dari college di yayasan yang sama!...

Heu... ini tadi mau ngomongin apa ya?...

Sebenarnya ingin ikut TTM minggu ini yang bertema Senin. Tapi malah jadi ke mana-mana. Ke mana-mana yang akhirnya nggak nyambung!...

Ya sudah lah. Setor aja dulu. Sudah waktunya bersiap hosting pengajian Rabu... 

 

Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah