Spaghetti Alle Vongole

Jumat malam, seminggu yang lalu, saat saya dan suami kencan ke restoran berdua saja, memanfaatkan waktu selama Butet mengikuti soirée des 3e, suami memilihkan sebuah restoran masakan Italia...

Restoran kecil. Sebuah restoran lokal, yang cukup dikenal di kalangan masyarakat Cannes sendiri. Restaurant familiale, istilahnya kalau di Prancis untuk rumah makan yang biasanya dikelola oleh keluarga saja...

Ada banyak restoran masakan Italia di kota Cannes ini. Posisinya yang tak jauh dari perbatasan Italia, sejarahnya yang memang pernah diduduki Italia saat Perang Dunia II --tapi jangan tanya saya sejarah detilnya ya!--, membuat banyak sekali orang Italia yang tinggal di Cannes...

Italia menjadi salah satu bahasa asing pilihan wajib ke 2 mulai 5e (setingkat kelas 7). Dua pemilik apartemen yang kami sewa bernama Italia. Meski mungkin mereka sudah berkewarganegaraan Prancis...

Restoran yang kami pilih itu bukanlah restoran mewah. Harga masuk lah, di anggaran kami. Dan memang masakannya juga sederhana saja. Pizza, pasta, ... Masakan keluarga. Bukan tipe-tipe fine dining...

Kami memesan tempat melalui telepon di pagi hari untuk malamnya. Ternyata tidak sulit. Dan saat kami datang, di dalam ruangan restoran masih banyak meja kosong. Sepertinya orang-orang lebih memilih untuk makan di teras di luar. Kebetulan malam cerah dan suhu udara cukup menyenangkan...

Suami sudah sempat ke retoran itu sebelumnya bersama rekan-rekan kerjanya. Dia menyarankan saya makan risotto. Memang saya suka sekali Risotto Nero, risotto dengan tinta cumi-cumi. Namun saya menolak. Rasanya suhu udara membuat kurang berselera makan yang panas-panas...

Suami hafal, kalau ke restoran, saya tak mau memesan makanan yang bisa saya masak sendiri di rumah. Gitu doang, nggak ada istimewanya. Plus bete, kalau melihat harganya. Mana biasanya kuantitas terbatas, dan rasa belum tentu sesuai selera, kan!?... Hahaha... Pede amat yak!?...

Yang jelas, saya tak mau makan pasta-pastaan jenis-jenis spaghetti, linguine, tagliatelle, ... dan bahkan gnocchi pun saya juga malas. Ada merk gnocchi di swalayan yang menurut saya sudah cukup enak. Dan ada toko makanan Italia di Cannes yang memiliki produk pasta fait maison, buatan rumah. Buatan orang Italia asli yang sesuai selera kami...

Untuk pembukanya, kami berbagi Parmigiana yang berisi terung. Setahu saya, masakan ini mirip dengan lasagna, tapi tanpa lapisan pasta. Ternyata, yang dihidangkan adalah lempengan parmesan yang dipanggang selebar piring dan dibubuhi masakan terung di tengahnya. Renyahnya keju asin berpadu dengan terung-tomat yang asam-manis. Enak. Sayang saya lupa memfotonya...

Untuk makanan utama, saya memilih Ravioli Saint-Jacques yang dihidangkan dengan tumis sayur-sayuran. Suami memilih Linguine yang disajikan dengan saus tomat dan setengah lobster, yang ternyata porsinya besaaaaaaar sekali! Porsi pastanya. Lobsternya sih normal saja!...


Ravioli saya enak. Isinya hanya 6 buah, tapi cukup mengenyangkan. Pasta suami juga katanya enak. Tapi dia hanya mampu menghabiskan sepertiganya!...

Pelayan yang mengambil piring kami juga sepertinya maklum. Terlalu besar ya?... Dan sesudah kami, ada seorang ibu pembeli lain yang melakukan "kesalahan yang sama". Tentu saja piring yang disingkirkan berisi lebih banyak sisa ketimbang piring suami saya!...

Memang linguine-nya tidak habis, tapi suami saya tetap mau memesan dessert. Profiterol ala Italia! Saya bilang kalau mau icip-icip saja. Sudah cukup kenyang dengan hidangan pembuka dan utama...

Sambil menunggu, sepasang turis Asia yang tadinya makan di meja sebelah keluar dari restoran. Saya pun langsung menggosipkan ke suami. Bagaimana salah satu dari mereka saya lihat memesan Spaghetti Alle Vongole. Hidangan yang entah kenapa sangat populer di drama-drama Korea yang sempat saya tonton...

Untuk saya, spaghetti dengan kerang ini sama saja dengan spaghetti bolognese. Atau aglio olio. Makanan sehari-hari yang nggak ada istimewanya. Mending-mending bolognese yang ada usaha membuat sausnya. Berdaging dengan saus tomat pula. Agak ada rasanya lah. Kalau vongole atau aglio olio kan rasanya hambar saja. Makanya saya bisa mengerti jika di drama juga suka terlihat adegan makan spaghetti aglio olio-nya ditemani dengan kimchi!...

Suami saya ketawa-ketawa saja sambil menikmati profiterol yang menurut saya terlalu manis rasanya... 


Dua hari yang lalu, Butet memberi tahu saya bahwa IU mem-publish vlog tentang perjalanannya di Cannes di Youtube. Tapi dia tak mau menontonnya. Tidak mau kecewa kalau ternyata sebenarnya dia bisa berkesempatan bertemu IU di kota! Atau bahkan teryata kamu ada di latar videonya? Canda saya menggodanya. Hahaha...

Tapi malahan saya yang kecewa!...

Nggak kecewa sih. Tapi lebih ke kagum. Dan geli!...

Pasalnya, ternyata di vlog diperlihatkan (di menit 14:36) bahwa IU sempat makan di restoran Italia tempat saya dan suami makan malam itu! Tidak menyangka sama sekali. Secara masih banyak resoran Italia lain yang jauh lebih berkelas. Tapi katanya, dia ke sana berdasar rekomendasi dari orang lokal. Entah siapa...

Tidak disebutkan nama restorannya di dalam vlog. Tapi saya mengenali dekorasinya meskipun gambar videonya di-mirrored. Khas sekali dengan keju-keju super besarnya yang disimpan di sepanjang dinding di atas pintu...

Dan IU ke sana, karena dia ingin sekali makan Spaghetti Alle Vongole!

Duh!... 😅


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah