Kebiasaan Berbahasa

Sudah dua minggu ini iklim terasa memanas. Seakan musim panas datang terlalu cepat saja. Dan spesial dua hari ini panas sekali. Memang sudah diperkirakan oleh Meteo France, BMKG-nya Prancis, bahwa akan ada canicule, heat wave, gelombang panas. Masih akan berlanjut sampai besok, kabarnya. Semoga tidak lebih panjang lagi…

Uniknya, daerah kami yang biasanya merupakan terhangat di Prancis, justru termasuk yang suhu maksimalnya paling rendah, hari ini. Departement kami tidak termasuk yang dinyatakan alert rouge untuk canicule. Ya! Ada beberapa daerah yang dilabeli dengan tingkat waspada tertinggi!

Memang Prancis bagian timur terlihat hijau semua. Mungkin terbantukan oleh lindungan jajaran pegunungan Alpen. Tak urung, pemerintah tetap melayangkan kampanye kewaspadaan. Apalagi sudah beberapa kali terjadi kebakaran hutan belakangan ini…

Sudah beberapa hari, menu sarapan saya berubah! Biasanya teh manis panas. Berganti menjadi es krim!

Selasa lalu saya ke swalayan. Belanja tak banyak. Es krim saja. Karena kalau belanja di akhir pekan, stok es krim tak banyak pilihan. Bahkan pernah sampai kosong juga!

Di kasir, saya mengucap bonjour, dan bergegas ke ujung menangkap barang-barang untuk memasukkannya ke dalam tas yang sudah saya bawa dari rumah...

Selesai membayar, kasih menyerahkan struk sambil mengucapkan sesuatu...

"Pardon?" kata saya meminta dia mengulang karena saya tak mendengar dengan baik.

"Il y a des thunes dans votre carte. Vous le savez?" katanya.

Mungkin ada beberapa detik sebelum saya menjawab, "Ah ya, saya tahu kok," sambil tersenyum...

Beberapa detik jeda itu bukan karena saya tak jelas mendengar lagi. Bukan pula karena saya tak mengerti bahasa Prancis apa yang dia katakan. Tapi memang, kalimat yang diucapkan kasir muda itu tidak biasa digunakan pada percakapan ... heu ... antara kasir dan pembeli?

Bingung juga mengategorikannya. Kasir tadi menggunakan kata dari bahasa slang. Bahasa gaul. "Thune" adalah bahasa gaul dari uang. Kasir menanyakan apakah saya menyadari bahwa ada cukup banyak uang di kartu langganan swalayan saya…

Thune biasa digunakan dalam bahasa percakapan antar teman. Namanya juga bahasa gaul. Menurut saya, kasir swalayan sama sekali bukan tempatnya. Karena itulah saya tak langsung menangkap kalimat si kasir. Tidak pada konteksnya!... 

Di sini saya bertanya-tanya. Tak adakah pengarahan untuk para kasir --dan semua personil swalayan-- untuk berkomunikasi menggunakan bahasa formal?

Jadi teringat saat Butet pulang dari ujian orale de brevet Rabu lalu. Dia cerita soal seorang temannya yang keluar dari ruangan ujian dengan cepat. Lalu peserta ujian berikutnya dipanggil dalam jeda waktu yang agak lama…

Ceritanya, di ujian lisan itu, bisa diraba tanda-tanda tingkat kesuksesannya. Heu… Terutama ketidaksuksesannya, sih… 

Kalau keluar terlalu cepat, berarti presentasi tak menarik. Juri tidak tahu hendak menanyakan apa. Atau mungkin juri kesal karena peserta melakukan kesalahan yang cukup fatal. Dan ini apalagi kalau dikonfirmasi dengan lambatnya peserta berikutnya dipanggil. Itu artinya tim juri yang berjumlah dua orang harus berdiskusi panjang-lebar untuk menyepakati penilaian…

Teman Butet yang satu itu memenuhi kedua asumsi persyaratan. Dan menurut Butet, kemungkinan kesalahannya adalah dalam berbahasa. Baik secara lisan maupun bahasa tubuh…

Oh ya. Asumsi ini disusun oleh Butet dan teman-temannya saat menunggu giliran ujian...

Beberapa guru sudah mengingatkan tentang lebih berhati-hati dalam berbahasa ini untuk mempersiapkan para siswa menghadapi ujian lisan. Dan mereka lebih menekankan ke teman Butet yang satu ini. Anak yang sebenarnya pintar, tapi kurang disukai beberapa guru karena kekurang sponanannya. Kebetulan, dia mendapatkan juri salah satu guru ini!...

Butet dan saya pun jadi berdiskusi mengenai berbahasa ini. Betapa pentingnya cara berbahasa sebagai kesan pertama dengan lawan bicara kita. Bagaimana kebiasaan baik harus dipupuk sedini mungkin. Betapa kesalahan harus dikoreksi selekasnya, jangan sampai menjadi kebiasaan buruk…

Saya rasa kasir di swalayan sudah mendapatkan pembekalan mengenai cara berkomunikasi. Saya rasa, pada dasarnya dia akan berbincang dengan formal dengan konsumen. Namun kebiasaan bisa muncul tiba-tiba. Mungkin karena melihat saya yang seusia ibu atau tantenya ini, dia merasa akrab dengan saya?...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah