Minions 2

Les Minions 2 : Il était une fois Gru alias Minions: The Rise of Gru dijadwalkan tayang resmi tanggal 6 Juli 2022. Hari Minggu 26 Juni kemarin, saya dan Butet berkesempatan menonton premier-nya di bioskop kota kami...

Di Cannes, premier Minions 2 diputar di dua bioskop. Satu di Cinema Olympia di tengah kota, satu lagi di Cineum, bioskop besar yang baru dibuka tahun 2021 lalu di daerah pertokoan agak di luar kota...

Kami menonton di kota. Lebih dekat, lebih praktis. Premier diputar dua kali; pukul 14 dan pukul 16. Kami memilih pukul 16. Biar santai sesudah makan siang...

Cerita tentang Gru

Kalau film Minions 1 berpusat pada petualangan Minions sendiri sampai akhirnya bertemu dengan Gru, di film Minions 2 ini cerita lebih berpusat pada Gru...

Gru yang mengagumi Vicious 6 ingin menjadi anggota gerombolan penjahat paling hebat itu saat salah satu anggotanya dinyatakan hilang. Gru dipanggil untuk wawancara, namun ditolak karena dia masih remaja. Gru yang kecewa, mencuri kalung keramat yang dimiliki Vicious 6 untuk menunjukkan bahwa dia layak bergabung dengan mereka!

Namun ternyata rencana Gru tidak berjalan seperti yang diperkirakannya. Vicious 6 justru marah dan memburunya. Gru pun harus mencari partner yang ternyata ditemukannya pada diri Will Karnage (Wild Knuckles), pendiri Vicious 6 yang disingkirkan oleh anggota-anggota lainnya, dan juga pada Minions yang tadinya ditinggalkannya untuk bisa bergabung dengan Vicious 6...

Versi Prancis

Premier yang kami tonton kemarin adalah yang dialih suarakan ke dalam bahasa Prancis. Biasanya memang kami hindari. Tapi masih bisa ditolerir lah, kalau untuk film animasi. Apalagi minions. Di film Minions 1 seingat kami tak banyak dialognya. Tapi kali ini ada banyak sekali!

Dengan fokus cerita ada di Gru, tetap saja kami berharap banyak peran Minions di dalamnya. Tetap banyak dialog dengan kalimat-kalimat aneh, campuran berbagai bahasa...

Pierre Coffin mengisi suara Minions dengan apiknya. Sayangnya, kami rasakan bahwa kreativitasnya dalam menciptakan bahasa agak berkurang dibanding Minions 1 ataupun Despicable Me 1 dan 2. Kami menangkap lebih banyak kata-kata, terutama dalam bahasa Spanyol dan Prancis... 

Saya pribadi merasakan kekurang mantapan pengisi suara Prancis. Kebanyakan pengisi suara serasa kurang menghayati perannya. Kecuali Gad Elmaleh yang pantas diacungi jempol sebagai pengisi suara Gru kecil, yang tetap mantap senada dengan suara Gru dewasa...

Cerita yang Kurang Dalam

Butet mengkritik dari segi cerita. Banyak unsur yang dikemukakan, tapi semua hanya permukaan saja. Tidak mendalam. Membuat penonton, heu... penonton seperti saya dan Butet saja mungkin ya?... Yah, membuat kami lah! Kami jadi masih bertanya-tanya tentang banyak hal...

Apakah sebenarnya kalung keramat itu? Dari mana asal-usulnya? Terdapat di mana gua yang menyimpannya? Di Amerika? Kenapa ada unsur Cinanya?

Kapan pembukaan pendaftaran anggota baru Vicious 6? Apa syarat pendaftarannya kok Gru bisa masuk tahap wawancara?

Banyak hal yang rasanya masih perlu diperjelas. Atau mungkin sengaja, untuk membuka peluang dibuatnya Minions 3? Seperti Wild Knuckles? Siapa dia? Kenapa tak ada di Despicable 1, 2,  ataupun 3? Atau saya yang sudah lupa?

Spin Off yang Kurang Mantap

Minions 1 masih bisa disandingkan dengan ketiga Despicable Me. Minions 2 ini agak mengecewakan kami. Kami mengharapkan film yang lebih mantap. Tapi mungkin jeda pandemi membuat penyelesaian film jadi terburu-buru?

Tapi ya lumayan lah, untuk hiburan selama liburan untuk anak-anak. Di atas 6 tahun kalau menurut rating Prancis. Dan saya setuju. Karena banyak sekali adegan kekerasan, dan juga perlu penjelasan mengenai kelakuan Minions yang sering kali cukup membahayakan...

Paling tidak, bisa jadi kegiatan mencoba menangkap kata dalam bahsa Indonesia apa saja yang muncul dalam film. Butet dan saya menangkap "nasi goreng" dan "kecap manis". Selain "terima kasih", tentu saja! Lalu saya menangkap kata "soto ayam" yang kata Butet tak ada. Apakah saya berhalusinasi?

Tulis di komentar kalau anda menemukannya ya!...

Atau tidak?...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah