Mati Listrik

Kemarin, Rabu, jadwal pengajian seperti biasa. Saya masuk pas saat tadarus akan dimulai. Langsung mendapat tugas co-host. Menunggu giliran, menyimak bacaan teman-teman, sambil co-hosting zoom, dan memantau grup whatsapp pengajian...

Mendekati giliran saya ngaji, saya siap-siap. Duduk nyaman, memastikan tablet yang saya gunakan untuk membaca Al Quran tak mengganggu mic. Giliran sebelum saya selesai. Saya menegakkan duduk. Tiba-tiba freeze. Tak ada suara! Internet saya putus!

Panik, lekas kirim pesan ke wag menggunakan sambungan 4G saya yang minimalis. Cepat mengecek internet box yang sepertinya baik-baik saja. Tapi tetap tak ada akses wifi baik dari laptop maupun smartphone...

Tablet? Dalam kondisi normal saja suka ngadat sambungan wifinya. Jadi, tak usah diandalkan saja...

Lekas saya restart wifi. Sambil menunggu, sambil saya update ke whatsapp di mana beberapa teman menanyakan. Ternyata ada seorang teman lagi yang juga bermasalah internetnya. Saking paniknya, hampir mau menanyakan apakah dia menggunakan provider internet yang sama. Padahal dia ada di Semarang!!!...

Restart tak lama. Lekas saya masuk ke zoom lagi. Tentu saja giliran ngaji saya sudah lewat. Saya dilempar ke paling belakang. Tak masalah. Sambil menarik nafas juga. Lagipula sudah di akhir...

Ngaji lancar. Lalu kajian yang merupakan sesi sharing. Anggota dipersilakan bercerita. Kali ini fokusnya tentang rezeki...

Tiba-tiba freeze. Internet mati lagi!!!

Memang kemarin ada vigilance jaune untuk orage di departement kami. Tapi daerah saya hanya mendung berat saja. Sesekali hujan rintik-rintik. Namun mungkin saja di daerah perbukitan hujan deras berpetir seperti yang diumumkan Meteo France...

Hujan berpetir memang riskan pada saluran internet. Karenanya refleks pertama langsung mengecek koneksi, kemudian melihat ke internet box untuk restart lagi. Sesudah mengirim pesan ke wag lagi, tentu saja!...

Tapi ternyata box mati! Wah, kenapa ini?

Perlu beberapa detik untuk menyambungkan otak saya ke kemungkinan mati listrik!

Di Prancis sini, mati listrik adalah kejadian yang jarang terjadi. Apalagi kalau matinya bukan lokal saja. Dan kemarin, setelah saya cek, mati listrik bukan di rumah saya saja. Terlihat toko kue dan pizzeria di depan rumah juga gelap tak berlampu...

Mati listrik yang jarang terjadi itu biasanya disebabkan karena cuaca sangat buruk, yang mengakibatkan petir menyambar gardu listrik, misalnya. Atau tiang listrik yang tumbang dan menyebabkan kabel terputus. Dan di daerah kami, ada satu penyebab lagi kemungkinan mati listrik di musim panas, yaitu kebakaran hutan!

Kebakaran hutan biasanya disebabkan kelalaian manusia yang membuang puntung rokok sembarangan. Ada juga yang tak memastikan api bekas panggang-panggangannya benar-benar padam sebelum meninggalkan tempat piknik. Panasnya cuaca, keringnya iklim, plus angin yang rajin bertiup, mempercepat persebaran api...

Tahun ini saja, sudah berapa kasus kebakaran besar terjadi. Padahal masih bulan Juni. Baru resmi masuk musim panas tanggal 21 kemarin...

Karenanya, saya tak langsung menyimpulkan penyebab mati listrik kemarin. Bisa jadi karena hujan berpetir, bisa juga karena kebakaran hutan. Sampai saat saya menulis ini, saya belum menemukan informasi penyebabnya...

Yang jelas kemarin agak panik juga. Tak cuma karena saya sedang berada di tengah-tengah pertemuan zoom, tapi juga karena sudah menjelang jam makan siang. Memikirkan segala es krim dan stok daging yang baru kami beli hari Minggu kemarin...

Dimasak? Bagaimana caranya? Semua alat di rumah kami bekerja dengan listrik. Termasuk kompor! Mau memanaskan makanan saja perlu micro wave...

Saat saya cerita ke teman di Indonesia tentang mati listrik, komentarnya langsung "panas dong!"

Saya pun tertawa. Rata-rata rumah di Eropa tidak menggunakan AC. AC memakan listrik yang banyak sekali. Sedangkan tarif listrik di Prancis tak bersubsidi. Alias kalau pakai AC, rekening bakal membengkak sekali!...

Jadi, nggak ngefek kalau soal panas mah...

"Air gimana?" itu pertanyaan ke dua. Heu...

Kami pun jadi mengobrol soal perbedaan efek mati listrik di Prancis dan di Indonesia. Seru juga. Untung baterai smartphone saya penuh... 

Teman saya cerita di mana dia pernah mengalami mati listri selama 3 hari! Wah, sudah ada kerusuhan kalau itu terjadi di Prancis deh! Kemarin saja, baru 15 menit, orang sudah banyak bergerombol di depan boulangerie mengeluh berjamaah. Saya dengar ada anak kecil yang teriak-teriak berkali-kali "pas d'électricité, pas d'internet!". Tidak ada listrik, tidak ada internet. Hahaha... 

Itu pasti anak TK atau SD yang kalau Rabu tak ada sekolah. Tanpa internet, dia tak bisa menonton youtube. Bahkan televisi pun kan sekarang via internet! Meskipun dengan antena pun, tanpa listrik ya nggak jalan juga!... 

Listrik akhirnya baru menyala setelah setengah jam. Cukup lama untuk ukuran mati listrik di sini. Lekas saya buka laptop untuk kembali masuk ke ruang zoom. Baru masuk, langsung ditembak untuk sharing. Baiklah...

Selesai bicara, ada SMS dari Butet. Minta makan siang Indomie goreng saja. AlhamduliLlaah. Gampang! Tinggal rebus air, seduh mi, campur bumbu, jadilah mi instant yang katanya terenak sedunia itu! Indomie goreng rasa ayam panggang. Buatan Serbia. Tak ada sambal atau bubuk cabenya!... 😅


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah