1 Syawal 1446 H

Idulfitri tahun 1446 H ini, saya dan Paksu akhirnya ke Marseille. Ya, berdua saja. Seperti yang sempat saya singgung kemarin, kami mengambil keputusan yang sangat rumit!

Mungkin harus dibahas dulu mengapa Butet tak ikut.

Selain karena minggu depan yang akan berat bebannya, Butet tak enak badan sejak kemarin. Tubuhnya protes minta diistirahatkan. Memang seminggu yang lalu dia sibuk sekali. Antara berbagai evaluasi di sekolah, ujian lisan, penyusunan film pendek, plus finalisasi Parcoursup untuk pendaftaran perguruan tinggi negerinya.

Dia pilek dan memang terlihat lelah. Karenanya, saya tak terlalu memaksa saat dia keberatan ikut ke Marseille. Apalagi kami harus berangkat pagi-pagi sekali. Pagi sekali, jam 4 musim panas yang baru dimulai hari ini. Dini hari jam 3 untuk jam musim dingin yang baru dilalui kemarin! Tentunya, kami harus bangun lebih pagi lagi untuk bersiap kan!?

Saya dan Paksu sudah sempat menyerah untuk mengejar waktu salat Id di KJRI. Kereta dan bus pertama di hari Minggu berangkat jam 7.30 pagi. Dengan durasi perjalanan 2 jam, kami baru sampai setengah jam sesudah jadwal salat. Itupun baru sampai stasiun/terminal. Belum sampai ke konsulatnya yang masih perlu naik metro dan 650 meter jalan kaki.

Tapi entah mengapa, tumben-tumben Paksu semangat sekali. Tak apa telat juga. Siapa tau masih kebagian khutbah. Padahal dia bukan tipe orang yang suka bersosialisasi. Jadi tak seperti saya yang salah satu alasan salat Id ke Marseille adalah untuk bisa ketemuan dengan teman-teman Indonesia lainnya! Hehehe.

Baiklah. Kami putuskan demikian. Tetap berdua karena Butet makin merasa tak ada gunanya jauh-jauh ke Marseille bukan untuk salat Id.

Saat Paksu mencari tiket, ternyata dia menemukan keberadaan bus Nice-Marseille yang sampai Marseille jam 7.30! Agak kepagian, tapi lebih baik daripada terlambat kan!? 

Kami verifikasi berkali-kali, apakah bus itu benar-benar tak lewat terminal Cannes, sebelum membeli tiketnya. Karena Butet naik bus dengan jurusan yang sama saat berlibur bersama teman-temannya Oktober lalu. Memang bukan di jam yang sama sih.

Dijadwalkan berangkat jam 5, kami harus memanggil Uber untuk ke tempat keberangkatan yang berada di bandara Nice. Ya: kami harus berputar 30 km ke arah timur untuk kemudian kembali ke arah barat, menyusuri jalan balik yang sama—minus keluar dari jalan tol dan masuk ke kota Cannes—, dan lalu melanjutkan perjalanan sampai ke Marseille!

Usaha sekali, kan!? Waktu, tenaga, dan biaya yang tentu saja membengkak, bukan hanya karena membeli tiket mendadak, tapi terutama karena harus ditambah dengan menggunakan Uber untuk ke bandara! Dan itulah yang kami lakulan!

Singkatnya, semua berjalan lancar. Kami tiba di Konsulat, salat Id, silaturahmi dengan saudara sebangsa yang tinggal di berbagai penjuru Prancis selatan, menyantap hidangan ketupat lengkap khas Lebaran, lalu pulang menggunakan kereta api regional dengan selamat. Butet yang ditinggal di rumah sendirian juga baik-baik saja, bisa belajar serta melanjutkan persiapan berkas pendaftaran perguruan tingginya, dan terlihat lebih sehat!

Mungkin lain waktu saya cerita lagi? Atau edit di blog ini? Lihat saja nanti. Yang jelas saya sudah mengantuk sekali. Sudah menjelang tengah malam juga. Meski kalau dari perspektif CET, ini baru jam setengah 11 malam. Heu ... kapan adaptasinya kalau gini terus, coba? Hahaha.

Sekali lagi: Selamat Idulfitri! 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Menengok Ketentuan Pemberian Nama Anak di Prancis

Perjalanan Bela Bangsa

Blogger Curcoler? Yes!