Ramadan 1446 H: Hari 26

Dan datang juga hari di mana saya tak terbangun pada saat seharusnya bangun! 

Tenaaang. Tak telat sahur kok. Hanya saja, saya bangun 15 menit lebih lambat dari "seharusnya"!

Saya sudah sempat cerita kan, kalau saya mengeset 3 macam alarm selama Ramadan? Setiap malam, saya tak lupa memajukan masing-masing alarm 1-2 menit sesuai perkembangan jam Subuh. Begitupun semalam. Salahnya, saya lupa memajukan unit jamnya!

Pagi ini adalah pertama kalinya berganti jam bangun dari jam 4-an ke jam 3-an. 3.58 sih. Tapi tetap saja kan: kalau lupa memajukan satuan jam, artinya alarm pertama saya terlambat satu jam!

Saya sudah sempat terbangun jam 3.11 (saya mengecek jam) dan sadar: ah, masih setengah jam lebih. Tidur lagi saja. Setelah itu sempat terbangun beberapa kali. Tapi saya langsung tidur lagi tanpa mengecek jam. Sampai akhirnya saya terdorong untuk melihat jam, dan ... lah!!! sudah jam 4.12!!!

Itu artinya masih ada satu jam lebih sebelum Subuh datang. Masih ada waktu untuk salat malam. Namun jelas, tak ada waktu untuk memasak nasi goreng sesuai yang direncanakan. Sepertinya memang jatahnya untuk memakan poulet rôti yang saya masak kemarin dan tak sempat dimakan.

Kemarin, sepulang sekolah Butet yang sedang tidak puasa banyak ngemil sebelum mulai bimbingan online-nya. Saat Magrib tiba, Paksu tak mau menunggu Butet untuk makan dan memesan antar padthai. Saat Butet selesai bimbingan, anaknya merasa masih kenyang dan tak mau makan. Papanya? Sepertinya sudah kenyang dan masuk kamar.

Saya sendiri merasa tak mampu makan lagi. Sudah cukup lah, satu porsi padthai boga bahari. Saya berpikir untuk menyimpan poulet rôti menjadi menu Rabu malam ini saja, dan tetap menyiapkan nasi goreng untuk sahur. Rencana tinggal rencana....

Jelas, satu ekor ayam utuh tak bisa saya habiskan berdua Paksu. Bahkan masih ada sisa setelah Butet menyantapnya untuk makan siang tadi. 

Sampai siang, saya masih belum ada ide mau memasak apa. Rasanya sudah bosan mengulang menu yang itu-itu saja. Di sisi lain, saya malas sekali kalau harus ke luar belanja daging lagi. Dan tak ada ide mau masak apa juga, sih!

Yang jelas, pagi tadi saya langsung memajukan satuan jam di alarm pertama saya. Mumpung ingat, sebelum lupa. Sampai akhir Ramadan tahun ini, hanya alarm pertama yang berganti satuan jam. Itu kalau Ramadan berakhir Sabtu. 

Kalau Minggu? Toh pas saatnya pergantian jam dari jam musim dingin (CET) ke jam musim panas (CEST) dengan daylight saving time. Tapi itu cerita nanti saja. Sekalian menunggu kabar kapan Lebarannya!

---

Malam ini akhirnya saya memasak memasak dada bebek madu. Kali ini dimakan dengan nasi putih dan tabouleh ala Libanon, beli jadi di swalayan. Sahur besok? Nasi goreng dengan ayam sisa poulet rôti laaah! Hahaha.


Comments

Popular posts from this blog

Menengok Ketentuan Pemberian Nama Anak di Prancis

Perjalanan Bela Bangsa

Blogger Curcoler? Yes!