Hari Terakhir Vacances Hiver 2022

Kemarin kami keluar agak sore. Saya biarkan Butet bermalas-malasan. Karena toh, kami keluar utamanya untuk membeli buku La Faucheuse (Scythe) jilid ke 3 yang dijadwalkan terbit kemarin. Sekalian mengambil pesanan buku buat pelajaran Bahasa Prancis. Buat dia, gitu... Jadi terserah mau pergi apa enggak...

Cuma memang saya pesankan kalau kami akan sekalian ke agen pengelola apartemen. Kami harus ke sana untuk mengambil remote pembuka gerbang besar. Entah kenapa remote kami tak berfungsi. Sudah diganti baterainya sekalipun...

Saya bilang, kalau mau keluar, harus ke sana dulu. Jadi makin lambat dia bersiap, makin pendek waktu kami jalan-jalan di kota!...

Kami baru pergi jam 4 lebih. Ada acara balik lagi ke rumah mengambil handphone pula!... Bukan apa-apa. Barre code buat pengambilan pesanan ada di sana. Tak mungkin kami mengambil paket tanpanya...

Acara ke agen lancar saja. Kebetulan kami mendapatkan bus dengan cepat juga. Dari rumah, ke kota dulu, menyambung bus, lalu balik ke kota lagi, semua hampr tanpa periode menunggu. Agen juga sigap melayani kami...

Kami langsung ke tujuan utama. Fnac Cannes. Langsung ke bagian buku remaja. Langsung ngubek-ngubek rak dan tak ada!...

Saya pun menanyakan ke petugas. Petugas datang. Ikut ngubek-ngubek rak. Hasilnya sama...

Saya bilang padanya kalau bukunya baru keluar kemarin itu. Petugas membenarkan. Dan dia meminta saya menunggu sembari mengecek di gudang...

Kami berharap banyak. Karena ini bukan pertama kalinya kejadian. Kami datang di hari terbitnya buku. Berpikir bahwa jaringan toko buku terbesar pasti sudah memiliki stoknya. Tak urung kami cek dulu secara online, memastikan apakah buku tersedia di toko. Karenanya kami yakin saja...

Tapi ternyata petugas kembali dan bilang kalau buku tidak ada. Entah salah informasi di internet, atau dia yang tak berhasil menemukannya. Yang jelas, saat dia menawarkan memesan, saya meminta dikirimkan ke rumah saja. Tak mau mengambilnya ke toko. Meskipun harus kehilangan diskon 5%...

Memang sebagai pemilik kartu pelanggan Fnac, kami berhak mendapatkan diskon 5% untuk pembelian buku dan alat tulis. Syaratnya adalah beli di tempat. Atau click and collect. Bisa di Fnac seluruh Prancis. Diskon ini tak berlaku untuk pembelian yang dikirim ke rumah. Tapi toh dengan biaya kirim yang jadi gratis, rasanya sudah untung juga...

Kalau kami lebih suka belanja di toko, bukan cuma karena diskonnya itu. Tapi juga kesempatan untuk memegang bukunya, membuka-buka halamannya, memilih sendiri kondisi buku yang mau dibawa pulang. Selain itu, kami ingin mengurangi sampah karton. Karton pembungkus yang digunakan untuk pengiriman...

Saat mencatat pemesanan, diinformasikan bahwa jika mengambil opsi dikirim ke toko,  buku bisa diambil Sabtu. Jika memilih pengiriman ke rumah, minggu depan baru tiba...

Saya sudah terlanjur agak kesal. Sudah tak peduli lagi. Biar saja kalau mau sampe kapan juga. Meski saya tau pasti kalau pesan online, sehari juga sudah sampai!

Saat sampai rumah, saya cek di akun Fnac saya. Ternyata ada informasi kalau buku akan tiba hari ini. Dan benar saja. Jam 9an pagi buku sudah ada di tangan!... 

Seperti biasa, buku datang dibungkus dengan kotak cukup besar. Alasan kami menghindari belanja buku online. Apalagi kalau hanya beli satu begitu...

Jadi, hari ini baca buku? Tentu... Tapi bukunya Haruki Murakami dulu. Le glas-nya musti nunggu Butet selesai baca. Heu... Bakal lama kayaknya. 800an halaman!!!

Tapi kalau kami tak ke mana-mana seharian, itu bukan karena Butet mulai membacanya. Siang tadi --paginya jelas tidur sampai siang dilanjutkan malas-malasan--, Butet mulai panik mengerjakan tugas-tugasnya. Tak terasa, hari ini sudah hari terakhir libur sekolah! Dengan diiiringi omelan mamanya sesekali, mengulang-ulang lagu yang sama, "Sudah dibilang buat nyicil dari awal. Salah sendiri nggak nurut!"

Dikiranya saya ga capek apa ya, ngulang-ngulang gitu?... 

Yah, begitulah akhir dari libur musim dingin kali ini. Meski masih ada weekend sebelum kembali sekolah Senin nanti... 😉


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah