MOOC Pertama 2022

Hari ini mendung. Tapi bukan karena itu kami tak ke mana-mana. Belanja ke swalayan pun skip. Belanja daging, lewat Uber Eats. Lalu menghabiskan hari bersantai saja. Memang dasar orang rumahan sekali ya!?...

Pagi tadi seharusnya saya libur. Tapi jadi ikut zoom yang diselenggarakan grup pengajian kami untuk anak dan remaja. Tadinya saya sudah pamit absen karena toh anak remaja saya tak mau ikut. Sudah terlalu besar, katanya. Dan hari Minggu memang dia memilih bermalas-malasan saja. Meskipun sebenarnya acara dimulai jam 10!...

Dari beberapa hari yang lalu, saya sudah dikontak salah satu anggota tim untuk menanyakan tentang cara merekam meeting. Sudah saya jelaskan. Dan sepertinya sudah jelas juga. Namun sebagai dukungan moral, saya hadir saja di pertemuan pertama. Apalagi memang saya sedang tidak ada acara ini...

AlhamduliLlaah semua lancar. Anak-anak terlihat antusias dan semangat. Aktif bereaksi. Hanya share screen presentasi pembicara yang agak tertutup oleh blok hitam entah apa. Sayangnya kami agak lambat mengingatkan. Tak mengganggu acara, tapi mengganjal juga...

Jadi evaluasi untuk acara. Yang berikutnya, akan dicoba dulu share screen-nya. Dan saya sarankan ke panitia untuk tak segan mengingatkan pembicara jika ada masalah seperti itu...

Kali ini bukan saya yang mengurus rekamannya. Tapi tetap bersiap kalau-kalau dikontak. Karena saya tak yakin yang mengurusi rekaman punya koneksi ke akun youtube pengajian...

Acara hanya berlangsung satu jam saja. Memang sengaja tak panjang-panjang biar anak-anak tak jenuh. Setelahnya saya tak langsung beranjak, meski ada setumpuk cucian yang harus dijemur. Pakaian yang ada di jemuran masih belum kering benar. Maklum musim dingin... Saya hanya mengeluarkan satu celama panjang suami yang mungkin harus dibawanya business trip Selasa nanti...

Saya tetap di depan komputer untuk browsing-browsing lagi mengenai perguruan tinggi. Mencari fakultas seni di universitas negri. Penasaran. Ingin memprospek juga. Karena masuk sekolah seni itu tak mudah. Harus ada aternatif universitas "normal" yang masuknya hanya berdasar nilai rapor saja...

Tentu saja masuk universitas negeri tidak selalu mudah. Apalagi kalau yang diincar adalah universitas yang bagus, yang bergengsi. Tapi tetap saja rasanya lebih gampang pegangannya. Karena tidak ada nilai rasa, seperti seleksi dalam sekolah seni...

Sesorean kami masih berbincang mengenai sekolah seni itu. Masuk-masuk ke kunjungan virtual, melihat-lihat summer course, memilih buku seni untuk dicicil beli, ... menonton video hasil karya para mahasiswa sekolah-sekolah animasi yang bagus-bagus itu. Sampai-sampai rekomendasi Youtube saya pun berubah arah!...

Lalu Butet memutuskan mendaftar ke Coursera. Ada beberapa pilihan kuliah dari California Institute of Arts di sana, perguruan tinggi yang paling populer untuk bidang animasi. Butet mengambil materi Character Design for Video Games, pas sekali dengan minatnya!...

Saya diminta menemaninya. Baiklah... 

Kami mendaftar sebagai auditor saja. Pengin tau saja materinya seperti apa. Sekalian memanfaatkan liburan yang masih seminggu lagi. Siapa tau ke depannya bisa beneran kuliah di Calarts kan!?... Aamiin...

Apakah ini jadi MOOC pertama saya di tahun 2022 yang berhasil diikuti sampai selesai? Setelah kemarin, MOOC tentang Google Sheet yang drop. Karena yang saya temani juga tak meneruskan. Semoga kali ini Butet semangat ya!...

Yang jelas, begitu mendaftar, kami langsung menyelesaikan minggu pertama. Dan langsung mengerjakan tugasnya. Meski tak yakin bisa ikut peer gradingnya sampai akhir karena kami cuma auditor...

Yuk ah, semangattt!... 💪😎

Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah