Stage 3e Butet : Hari Ke Dua

Bangun tidur, suami menyapa dengan, "Mau tetep pergi atau di rumah aja?" yang saya jawab dengan, "Heh?"

Rupanya bekas rekan kerjanya mengirim kabar malam-malam. Butet boleh tetap masuk stage meski direkomendasikan untuk di rumah saja...

Saya tak tahu harus menjawab apa. Kenapa harus ada pilihan? Kenapa tidak ada keputusan jelas dari perusahaan? Saya serahkan diskusinya pada bapak dan anak saja...

Sambil menunggu keputusan mereka, saya tetap menyiapkan sandwich salmon dan keju untuk sarapan, lalu menggoreng telur agar siap membuat sandwich salmon lebih lengkap untuk bekal makan siang...

Kemarin Butet mendapati bahwa sebagian besar rekan kerjanya membawa bekal makan siang dari rumah. Mereka makan bersama di ruang pertemuan. Karenanya Butet memilih membawa bekal juga, meski ada yang ke luar untuk membeli makanan dan sudah saya beri uang saku...

Butet bingung menjawab. Karena dia tak tahu prosedur stage dari rumah seperti apa. Tak tahu apa yang harus dilakukannya...

Papanya pun mengusulkan untuk tetap pergi stage. Dengan menggunakan protokol seperti saat sekolah; autotes di h+2 dan h+4. Kebetulan bisa dipaskan untuk tes Rabu dan Jumat sebelum berangkat...

Saya pun mengantarnya. Kali ini, kami berangkat di jam pergi kerja, tidak lambat seperti kemarin. Jalan lebih rame. Tapi lancar...

Kami sampai lingkungan perkantoran terlalu cepat. Masih ada 15 menit sebelum waktu resmi mulai kerja. Kami santai di mobil saja sambil cek cek whatsapp...

Menjelang saat beranjak, tiba-tiba Butet tersadar bahwa dia melupakan kotak makan siangnya! Ah, sudah mepet kalau harus mencari toko. Apalagi saya tak kenal jalan...

Saya minta Butet cek apa dia membawa uang saku yang saya berikan kemarin. AlhamduliLlaah ada. Karena saya tak memegang uang kotan sama sekali!

Saya minta Butet mengatur sendiri. Minta dia tanya yang lain. Kemungkinan terburuk, dia harus menahan lapar dan minta pulang lebih cepat. Saya tak bisa balik lagi mengantarkan makan siang karena ada janji temu rontgen lutut. Lagipula, biar Butet belajar juga...

Saya jemput Butet seperti kemarin. Lagi-lagi, ternyata dia sudah selesai sebelum jadwalnya. Lagi-lagi, dia diantar keluar oleh pembimbing stage-nya. Kali ini, saya mendekat ke pintu kantornya. Kali ini, kami tak menyempatkan mengobrol karena pembimbingnya sebenarnya sedang ada meeting. Rupanya, memastikan Butet keluar dari lingkungan kantor dengan aman merupakan salah satu tanggung jawabnya...

Dan yang pertama saya tanyakan adalah makan siangnya bagaimana?

Butet cerita bahwa dia diantar pembimbingnya membeli makanan. Beberapa rekan kerja yang tak membawa bekal memilih membeli dari Uber Eats. Tentu saja Butet belum memiliki aplikasi Uber Eats di teleponnya...

Butet bercerita kegiatannya selama stage. Dia diperkenalkan ke beberapa macam profesi di dalam perusahaan seperti yang sudah dilakukannya kemarin. Ternyata ada banyak sekali profesi dalam perusahaan yang tampak kecil tempatnya itu...

Besok akan ada perkenalan profesi lain lagi. Dan Butet tidak menerima instruksi untuk stage jarak jauh. Jadi mustinya bisa masuk lagi. Dengan autotest yang sudah saya ambilkan siang tadi. Negatif, tentunya, insya Allah...

Tadi pagi, sesudah saya dan Butet berangkat pergi, ternyata pembimbing stage mengirim pesan dua kali ke suami. Yang pertama, memberitahukan bahwa bosnya meminta Butet tinggal di rumah saja. Jelas suami saya bingung. Berpikir menelepon Butet yang sudah di tengah perjalanan. Karena saya tak mungkin mengangkat telepon saat sedang menyetir...

Belum sempat menelepon, ada pesan lagi. Kali ini memberitahukan bahwa menurut HRD, Butet masuk saja!

Wah, dalam satu perusahaan saja bisa beda keputusan, ya!? Namun di sini memang HRD yang lebih menentukan ketimbang bos... 

Apakah besok begitu lagi? Ya kami siap-siap saja. Paling harus pulang. Ambil hikmahnya kalau memang harus pulang; bahwa Butet bisa makan dengan nyaman dan saya tak perlu balik menjemput...

Tapi semoga semua lancar-lancar saja... 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah