Stage 3e Butet : Hari Ke Empat

Kemarin, sepulang mengantar Butet ke stage-nya, sambil mempersiapkan laptop untuk pengajian, saya mengirim pesan ke seorang sahabat. Saya bilang kalau saya agak-agak melankolis, karena sejak Senin, saya lewat daerah rumah sahabat saya itu setiap hari!

Memang jalur perjalanan ke kota Sophia Antipolis, tempat stage Butet, melewati bagian Mougins yang merupakan rumah sahabat saya dulu. Rumahnya, yang dulu. Bukan sahabatnya!... Sahabat saya itu pindah sejak musim panas kemarin...

Saya bayangkan, kalau saja dia belum pindah, mungkin saya akan sering-sering ke rumahnya selama Butet stage. Lumayan bisa makan siang gratis. Eh?... Hehehehe... Yang jelas, jadi memotong perjalanan menyetir sampai setengahnya, kalau saya bisa singgah di rumahnya seharian...

Lama, sahabat saya tak menjawab. Memang dia pembimbing tadarus di pengajian kami tiap satu per dua Rabu. Bergantian dengan sahabat lain. Jadi saya maklum saja. Lagipula saya juga sedang sambil ribet bersiap menyusul koneksi ke zoom room yang sama...

Sahabat saya itu kemudian menjawab saat pengajian sudah dimulai. Katanya, dia jadi ikut mello juga!... Dulu saya tak sering ke rumahnya. Memang agak jauh. Dan jauh dari mana-mana. Seperti tempat stage Butet... Sahabat saya lah yang lebih sering datang mengunjungi. Karena rumah saya lebih dekat dengan kota. Dia bisa sekalian sekedar mampir...

Saat itulah, datang SMS dari Butet tentang kasus positif di tempat stage-nya!

Dan hari ini, saya tak lewat-lewat lagi di daerah rumah sahabat saya dulu...

Butet melanjutkan stage-nya secara online. Pagi ini, video conference pertama dijadwalkan jam 10 pagi. Tanpa perlu persiapan ganti baju dan sarapan, tanpa perlu perjalanan yang memakan hampir setengah jam, tentu Butet lebih santai...

Jadwal pagi ternyata bersambung sampai tengah hari. Break makan siang, lalu video conference besar! Tak cuma soal pesertanya yang seluruh tim, pembahasannya tentang proyek besar perusahaan, namun juga rentang waktunya yang sampai hampir akhir jam kerja stage...

Butet baru keluar dari kamarnya jam setengah 5 sore. Itupun masih disambung dengan telepon pembimbingnya untuk memastikan jadwal besok...

Dan saya pun memanfaatkan pergantian mode stage Butet ini...

Pagi-pagi bisa santai cek telegram. Membaca pesan yang ratusan jumlahnya. Biasanya saya hanya tengok notifikasi dan skip dulu kalau kebanyakan. Cek lagi agak siangan, saat waktu lebih luang...

Tak rugi mengecek tadi pagi. Ada kabar menyenangkan datang dari komunitas Mamah Gajah Ngeblog. Tulisan saya dalam tantangan bulan Januari terpilih menjadi "Paling Relatable" ke-5! Niat konsisten lagi dalam mengikuti tantangan bulanan MGN tahun ini jadi lebih terpicu...

Bebas di siang hari, saya bisa mengambil janji dengan dokter untuk mengurusi lutut saya yang Selasa kemarin didiagnosis ada popliteal cyst dan tendonitis. Jam 3 sore pun tak masalah, karena tak perlu buru-buru menjemput Butet...

Tak cuma itu! Saya yang sudah beberapa minggu ekstra hati-hati takut kena masalah lutut, hari ini kembali aktif. Beberes, menjemur cucian yang terlupakan sejak 2 hari, tanpa takut-takut. Toh kalau misal sakit kaki, saya tak terlalu dibutuhkan di luar rumah. Fatalis sekali? Yah, begitulah...

Apalagi mulai minggu depan dimulai vacances d'hiver, libur sekolah musim dingin, selama 2 minggu. Kalau-kalau lutut kambuh, bisa lebih santai selonjoran tanpa banyak pikiran. Meski sepertinya jadi tak berani mengusulkan jalan-jalan ke salju... 🤔


Comments

  1. Semoga cepat ketemu ya Fi masalahnya dan nggak sakit2 lagi. hugs hugs ❤
    Butet, makin semangat kau sekolah ya Nang, biar pintar dan cepat kerja beneran, bukan stage lagi. trus beliin Mamakmu mobil baru yang bisa nyetir sendiri biar lututnya nggak capek 😆

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin... Buat lututnya, juga buat mobil barunya... Hihihihi... Peluuuk... 🤗

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah