Kongsi Tempe

Kemarin ada teman berinisiatif kongsi memesan tempe bersama. Memang tempe tidak lagi sulit didapatkan asal mau usaha. Toko Asia di Cannes belum ada yang menyediakannya. Tapi ada toko Asia di Nice dan Antibes yang hampir selalu memiliki stok meski dalam keadaan beku. Ada juga beberapa toko bahan organik yang menjual tempe. Tapi tidak selalu ada. Super food ini masih kalah populer dengan tahu atau steak vegetal...

Dipopulerkan mode organik, tempe jadi lebih mudah diakses meski agak mahal. Sekitar 4-5 euro untuk 200 gramnya. 20 euro per kilo! Dulu, saat ada temannya teman yang rutin datang dari Belanda dan bisa membawa tempe, sebungkus tempe 400 gram yang dihargai 5 euro terasa murahnya. Sekarang, sebungkus tempe buatan Belanda itu, bisa dibeli dengan harga 2,5 euro saja... 

Saya dan beberapa ibu-ibu Indonesia memang biasa berkongsi untuk memesan tempe bersama. Untuk menjamin ketersediaan, dan untuk memperoleh tempe segar. Kami biasa memesan di toko Asia di Antibes. Lebih dekat untuk kami-kami yang tinggal di sekitar Antibes, Cannes, Mougins, dan Grasse. Lebih mudah pula pendistribusiannya nanti...

Biasanya, saat distribusi tempe adalah saat ketemuan. Entah itu ngeteh pagi bareng, atau makan siang botram. Karena pandemi, terakhir kali kami distribusi tempe, kami tak bisa kumpul-kumpul berbanyakan. Ada yang datang, ada yang pergi. Tapi tetap lumayan sekedar melepas kangen ketemu muka meski bermasker...

Toko di Antibes mensyaratkan pemesanan kelipatan 20. Kami sih senang-senang saja. Tapi ya tidak jadi memesan banyak-banyak. Harus memikirkan penyimpanannya, kan!?... Saya biasa memesan minimal 4. Dua dimasak segar, yang lain dibekukan di congelateur, karena tempe tak bisa tahan lama. Apalagi sudah ditambah waktu perjalanan pula. Yang dibekukan itu dihemat-hemat. Dimasak kalau pengen banget saja. Biasanya saya sisakan minimal satu, dan baru dihabiskan saat sudah mulai memesan lagi. Seperti hari ini!

Kebetulan masih ada dua sih, di stok saya. Si pemakan tempe merantau, tempe jadi bertaan lama karena tak ada yang minta mendoan kegemarannya... Ucok memang penggemar tempe. Tapi tidak demikian dengan Butet. Karenanya, mumpung Butet makan di kantin, saya masak tempe saja untuk makan siang berdua suami...

Satu bungkus tempe saya sisakan 8 iris untuk mendoan. Sisanya iris lagi kecil-kecil untuk percobaan membuat tempe kering. Kalau berhasil, mungkin bisa dikirim ke si Ucok... Tapi jelas bukan yang hari ini. Karena ... ya belum berhasil memuaskan!... 😁


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah