Karnaval 2021

Hari ini Mardi Gras, hari Selasa sebelum Mecredi des CendresDi Indonesia saya mengenal Mercredi des Cendres atau Rabu Abu, tapi tidak kenal Mardi Gras yang secara literal artinya Selasa (Ber)Lemak. Rabu Abu menandai dimulainya puasa 40 hari Pra-Paskah bagi umat Kristiani. Ditandai dengan menghabiskan bahan-bahan makanan agar tidak menggoda iman selama puasa. Hari menghabiskan gras, lemak, alias makan enak. Hari di mana secara tradisi orang-orang memasak beignets, crêpes, gaufres, ganses, bugnes, oreillettes, churros, ... segala goreng-gorengan yang memeriahkan karnaval!...

Ya, Mardi Gras adalah hari di mana secara tradisi diadakannya karnaval. Skala besar seperti Rio Carnival atau Carnaval de Nice, juga skala kecil di sekolah-sekolah ataupun lingkungan keluarga. Tahun ini, karnaval-karnaval dalam skala besar ditiadakan karena pandemi. Rata-rata orang tua siswa di Prancis sudah tidak memikirkan diadakannya karnaval di sekolah lagi. Karenanya, saya dan seorang sahabat kaget juga mendapatkan pemberitahuan diadakannya karnaval Jum'at sore kemarin!...

Pemberitahuan Jum'at sore untuk Selasa berikutnya, tentu saja membuat kami kelabakan. Sahabat saya memiliki dua anak perempuan. Paling tidak si adik yang masih TK bisa mengenakan kostum kakaknya yang sudah SD. Tapi untungnya si adik memiliki kostum princess yang masih bisa dipakai. Si kakak sudah tumbuh lebih cepat. Tak bisa lagi memakai kostumnya tahun lalu. Untung ada kostum Butet tepat di umur yang sama yang masih tersimpan. Dan anaknya mau. Itu faktor penting!...

Butet malas-malasan saja sejak adanya pemberitahuan. Jiwa remajanya sedang suka ngomel-ngomel menunjukkan kekesalan dan ketidakpuasan. Bukannya mencari ide, entah apa yang dilakukannya sepanjang weekend. Memang Sabtu hujan seharian dan tak bisa turun ke kota untuk window shopping. Tapi kalau ide pun tak ada, mau window shopping ke mana?...

Baru Minggu sore dia memutuskan sebuah ide. Tapi tak dirintis juga. Hanya mencari tutorial yang dinilainya paling pas. Saya ingatkan untuk mengerjakan PR untuk hari Selasa yang sudah diberikan. Supaya Senin sore bisa konsentrasi mengerjakan pernak-pernik karnavalnya. Apalagi ada kemungkinan bakal ada PR tambahan yang diberikan Senin, kan!?...

Butet tidak menurut. Tetap santai. Saya biarkan saja. Biarkan bertanggung jawab. Resiko terburuknya kan cuma bawa dia tak berkostum karnaval. Dan itu tidak aneh untuk usia SMP. Beda dengan anak TK atau SD yang akan terlihat aneh tak berkostum di tengah-tengah teman-temannya yang beruba menjadi princess atau Spiderman...

Senin sore sepulang sekolah, Butet tak segera bergerak juga. Mengeprint pola pun tidak. Padahal banyak sekali bagian-bagian yang harus disusun dari tangan robot yang diinginkannya...

Ya, tangan robot. Dia ingin menyamar menjadi Cinder. Satu tokoh novel remaja berjudul yang sama karya Marissa Meyer. Karena novel, tentu tak ada conto kostum yang jelas. Cover bukunya pun sudah berapa kali berganti. Butet mendasarkan pada deskripsi profil Cinder sendiri dalam novelnya; berdarah Asia, bekerja sebagai montir, dan yang terpenting adalah bertangan kiri robot!

Berbekal tutorial dari Youtube How To Make A Robotic Hand Glove With Cardboard, Butet baru mulai mengerjakannya lewat jam 6 sore. Karena PR-nya banyak! Itupun belakangan saya ketahui ternyata belum selesai semua!...

Saat dia mulai mengerjakan, dia bertanya, "Mama bisa bantu, kan!?" Dan saya bilang, kalau ada waktu. Karena memang sudah waktunya untuk saya memasak, menyiapkan makan malam juga. Meski saya tahu, tak mungkin saya tidak membantu, saya ingin dia bertanggung jawab dan bergegas mengerjakan apapun yang dia bisa kerjaka sendiri tanpa bantuan...

Sambil menunggu kelinci di oven, saya bantu Butet memotong-motong bagian-bagian jari yang berjumlah sesuai dengan ruas jari. Saya minta Butet menyesuaikan ukurannya sendiri, dan baru saya bantu motong. Saya bantu juga melapisi ruas-ruas jari itu dengan aluminium foil... Jari-jarinya yang langsing tidak memungkinkan dipasangnya kawat penyambung antar ruas jari. Akhirnya dibiarkan saja dan dikenakan seperti cincin...


Hasilnya lumayan juga... Meski itu membuat dia, dan juga saya, tidur jam 11 malam. Meski pagi ini kami jadi agak lambat berangkat, terjebak di kemacetan dan baru sampai sekolah tepat saat bel masuk pukul 8 pagi berbunyi!...

Pulang sekolah, Butet bahagia. Tangan robotnya sukses meski karnavalnya tidak meriah dan camilan yang dijanjikan hanya berupa pipcorn manis. Butet lebih suka popcorn asin! 😜 Sekarang saatnya untuk membereskan semua keberantakan yang dibuatnya kemarin malam, yang sengaja tidak saya bereskan seharian!... 😈😝


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah