Kerja Kelompok di Masa Pandemi

Siang ini, sejak sekian lama, ada seorang teman Butet yang datang ke rumah. Salah satu sahabat yang merupakan partner tugas Bahasa Inggrisnya. Tugasnya adalah membuat video memasak kuliner Prancis!...

Ceritanya, kelas Butet berkorespondensi dengan satu kelas dari sebuah sekolah di Dubai. Korespondensi dilakukan melalui blog privat. Hanya kedua kelas yang bisa mengaksesnya. Itupun dengan terlebih dulu meminta ijin wali murid untuk menampakkan wajah siswa. Meskipun wajah-wajah itu nantinya bermasker. Baik sekolah Butet maupun sekolah di Dubai, keduanya menjaga privasi anak-anak...

Butet dan temannya memilih memasak Suisse aux pépites de chocolat. Suisse, atau torsade, atau drop, ... Banyak penyebutannya. Sedikit beda penampilannya. Semua prinsipnya sama; roti tangkup berlapis krim custard dan chocolate chips!... Roti ini memang favorit Butet dan sahabatnya itu. Mereka sering membelinya di boulangerie dekat terminal bus saat bersama-sama pulang sekolah...

Kedua gadis memilih resep yang praktis dari website Marmiton yang menggunakan puff pastry yang sudah jadi. Tidak perlu menyiapkan adonan roti sendiri. Hanya perlu menyiapkan krim custard, mengoleskanya ke pastry yang sudah dipotong-potong, membubuhkan keping coklat, menutupnya, mengolesi telur, dan memanggangnya. Sudah!...

Saat temannya datang, Butet menutup pintu kamar Ucok di mana papanya bekerja, dan mengurung saya di kamarnya. Saya dengar mereka sepertinya menyiapkan skenario terlebi dahulu meski saya tak menangkap pembiacaraannya. Saya tak langsung berposisi santai. Tetap bersiap sewaktu-waktu dipanggil. Karena meski sudah saya ingatkan berkali-kali, Butet tak mau menyiapkan semua perlengkapan sebelum temannya datang. Dan benar saja; tak lama kemudian saya dipanggil karena dia tak berhasil menemukan timbangan!... 

Tapi ternyata kedua koki cantik bermasker itu cukup menguasai medan. Mereka hanya memanggil saya sekali lagi untuk mengeset suhu oven. Memasang timer dan mematikanya, mereka sudah lihai sendiri!...

Kerja kelompok berjalan serius. Tak boleh buang waktu. Karena ada jam malam mulai pukul 18. Meski si teman tinggal tak jauh dari rumah kami, tetap saja lebih baik berati-hati mengalokasi waktu yang cukup untuk bersiap dan berjalan pulang. Tak urung mereka tetap menyempatkan mengobrol sebentar sambil mencicipi hasil masakan mereka sendiri sebelum akhirnya si teman berpamitan...

Saya sempat kebagian secuil. Dua suisses yang tersisa setelal dibagi dua, ludes saat saya tinggal zoom meeting. Ya, sore tadi saya memulai pelatihan online untuk calon pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing yang diadakan Kedutaan Indonesia di Paris. Namun, itu cerita lain lagi...

Sayang juga tadi saya tak sempat mengambil foto hasil masakan kedua sahabat. Butet sendiri juga tidak mengambil foto saking konsentrasi mengambil video untuk tugas. Entah apakah nanti saya bisa berkesempatan menonton video akhirnya. Yang jelas tak akan bisa saya bagi karena masalah perlindugan privasi... 😉


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah