Hari Bumi dan Hari Buku

Tak terasa sudah memasuki 10 hari ke dua Ramadhan. Hari terakhir libur sekolah...

Kemarin, Perdana Menteri Jean Castex berpidato menjelang kembalinya anak-anak ke sekolah, Senin nanti. TK dan SD di kelas, SMP dan SMA online dulu selama seminggu, untuk kemudian kembali ke kelas minggu depannya. Hybride untuk SMA secara nasional, hybride untuk SMP bagi daerah-daerah yang masih merah. Daerah kami tidak termasuk...

Kemarin tidak menulis di blog ini. Mulai Selasa lalu, saya menjalani observasi kelas pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris sebagai lanjutan dari pelatihan calon pengajar BIPA yang saya ikuti sebelumnya, yang juga diselenggarakan oleh KBRI Paris...

Saya mendapatkan jatah observasi di kelas debutan yang berjadwal Selasa dan Kamis. Pembelajaran diadakan via zoom, pukul 19 hingga 20.30 CEST. Yang ini tentu saja memerlukan adaptasi agenda harian, terutama masa Ramadan begini...

Jadwal memasak yang biasanya sekitar pukul 19 untuk buka yang saat ini sekitar pukul 20.20 pun harus dipindahkan. Selagi sehat dan sempat, Selasa dan Kamis kemarin saya memasak siang hari. Sekitar jam 3 sore. Saat jam buka yang saya masih dalam zoom, Butet dan papanya tinggal memanaskan dan bisa makan tanpa menunggu saya yang cukup berbuka dengan air putih saja dulu...

Penuhnya agenda membuat waktu berpikir berkurang. Padahal kemarin adalah Hari Bumi. Di mana sebenarnya saya sudah ada ide untuk menulis tentang sayembara tahunan triage au sort yang diselenggarakan gabungan beberapa kota di daerah kami yang disebut Pays des Lerins...

Triage au sort adalah undian berhadiah yang diadakan untuk mendorong masyarakat melakukan daur ulang. Untuk mengikuti undian, cukup memasukkan secarik kertas berisi nama, alamat, dan nomor telepon ke dalam botol plastik transparan, sebelum membuangnya di tempat sampah spesial daur ulang plastik...

Mudah dan menarik, bukan!?... Tapi kami belum pernah mencobanya. Secara kami memang jarang mengonsumsi produk dalam botol plastik. Dan malas mengeringkan botol untuk memastikan partisipasi kami tak luntur...

Mendaur ulangnya sih pasti lah ya. Tanpa hadiah juga sudah rutin kami lakukan... 😉

Namun kemarin saya tetap sempat menulis untuk setoran KLIP. Pasalnya, saya yang sebenarnya hanya berniat menjelaskan mengenai status Facebook saya tanggal 21 April mengenai akhirnya menonton film Kartini, ternyata jadi menulis panjang-lebar. Isinya pada intinya sama dengan tulisan di blog ini sebelumnya tentang mengubah setting Netflix. Tapi benar-benar saya tulis dari nol...

Tadinya ragu, apa saya mau setor tulisan dengan ide yang sama begitu? Sempat berpikir untuk menulis lagi saja. Sambil istirahat, saya baca ulang tulisan di blog, juga draft tulisan untuk Facebook. Gaya tulisan tetap sama-sama curcol. Tapi pengungkapannya berbeda... Akhirnya tetap saya jadikan setoran karena tak ada waktu menulis lagi...

Senang juga hari ini ternyata posting saya di Facebook itu membawa manfaat. Memang sampai saat ini saya belum mempublikasikan blog ini selain ke komunitas KLIP dan MGN. Jadi kalau anda bukan anggota KLIP atau MGN dan membaca artikel ini, berarti anda orang yang beruntung!... Eh? Hehehe...

Hari ini Hari Buku dan Hak Cipta se-dunia. Agak menggelitik saya karena kemarin kita harus menjaga bumi, dan hari ini membicarakan kertas. Sepertinya saya berpikir terlalu jauh ya!?... 😅

Tema Hari Buku tahun ini adalah "To share a story". Demikian saya akhiri cerita yang saya bagi hari ini... 🤗


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah