Susah-Gampangnya Memilih Buku untuk Remaja

Rabu yang lalu, saya membeli dua buku untuk Butet. Grisha alias Shadow and Bone-nya Leigh Bardugo dan La Faucheuse alias Scythe-nya Neal Shearman. Dua-duanya buku pertama dari trilogi. Dua-duanya kami ambil dari rak buku adolescent, remaja. Versi terjemahan Prancis...

Grisha

Grisha merupakan buku yang saya usulkan. Tadinya karena melihat promo Netflix yang akan mengeluarkan adaptasi novelnya dalam serie, akhir April ini. Serie-nya sendiri, entah apa akan saya tunjukkan ke Butet. Pasalnya, ratingnya 16+. Untuk kekerasan...

Melihat bahwa serie itu diambil dari buku, saya langsung mencari informasinya. Dari ulasan-ulasan yang saya baca, buku best seller ini dimasukkan rating 13+. Dari temanya, saya lihat buku ini bakal cocok buat Butet yang saat ini sedang tertarik dengan tema-tema distopia. Dan belakangan, sesudah membaca, dia memang suka... 

Kebetulan sudah diterbitkan format poche-nya. Ini penting untuk tidak merasa membuang uang kalau-kalau ternyata Butet tidak suka dan tidak mau meneruskan membaca triloginya...

Saat sudah di rumah, Butet baru menyadari kalau penerbit mengategorikan buku itu untuk remaja usia 15 taun ke atas! Tulisan di cover belakang tertutup oleh stiker bar code!

Kami langsung mencari lebih dalam ulasan-ulasan lain. Semua mengonfirmasi kalau buku bisa dibaca untuk remaja seusia Butet. Bahkan ada yang memberi rating 12 dan 10 taun ke atas! Pembaca dewasa menyatakan bahwa buku ini terlalu sederhana. Tidak sesuai dengan yang diharapkannya...

Bahaya, Melihat Kekerasan Sebagai Sesuatu yang Biasa!

Meski lebih yakin, saya menawari Butet untuk membacanya terlebih dahulu. Minimal di awal-awal. Untuk mengetahui gaya dan arahan bahasanya...

Butet komentar tenang saja. Buku-buku lain yang dipinjamkan ole teman-temannya juga ada kekerasannya. Dia baik-baik saja kok!... 

Dan saya pun menguliahinya. Justru itu yang tidak diinginkan, bahwa dia jadi terbiasa membaca buku tentang kekerasan. Terbiasa dan menjadi biasa. Memandangnya sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Itu berbahaya sekali! Apalagi memasuki usia remaja, di mana anak-anak sedang rapuh secara mental karena sedang menjalani tahapan pencarian jati diri...

Butet mengerti maksud saya. Meski akhirnya saya tak memaksa untuk membaca terlebih dahulu Grisha itu. Saya memercayakan standar Butet. Dan dia menjaga kepercayaan saya itu dengan bercerita di setiap tahap bacaannya. Di mana ada kekerasan, seperti apa bentuknya, ... Saya memang tak sempat membaca Grisha karena menurut saya, membaca La faucheuse lebih urgent!...

La faucheuse

La faucheuse sempat saya ceritakan sedikit dua hari yang lalu. Buku ini tidak ada dalam alternatif pilihan sebelum pergi ke toko. Mungkin karena memang baru sekali terbit versi poche-nya. Baru Februari kemarin. Best seller, pula! Karenanya, terpampang jelas di rak bagian remaja...

Novel ini meraih banyak sekali penghargaan. Baik di Amerika, maupun di Prancis. Penghargaan sebagai buku remaja ini juga yang mendorong kami membelinya tanpa terlebih dahulu melihat-lihat ulasan di internet...  

Sampai di rumah, kami menari informasi mengenai buku ini. Ulasan Prancis menunjukkan bahwa buku ini bisa dibaca untuk remaja usia 13 taun ke atas. Baiklah, aman. Namun kemudian saya membaca sebuah ulasan orang Prancis tentang buku dalam versi aslinya. Katanya terlalu mengandung unsur kekerasan!... 

Seperti sempat saya singgung sebelumnya, sensor unsur kekerasan di Prancis cukup ketat terutama yang menyangkut buku anak-anak. Sambil Butet membaca Grisha dan dua buku lain yang dipinjamkan temannya, saya memutuskan membaca dulu La faucheuse ini untuk memastikan. Paling tidak untuk mengetahui gaya dan arahan bahasanya itu tadi...

Cocok atau Tidak untuk Remaja Kita?

Saat ini saya sudah membaca La Faucheuse sampai setengahnya. Dan sepertinya saya akan melanjutkannya sampai selesai... Temanya menarik, gaya ceritanya asik. Cukup dalam, sebenarnya. Namun apakah Butet menangkap hal yang sama dengan saya? Itu tergantung kedewasaan juga kan ya!?...

Saya akan memberikannya pada Butet untuk dibaca. Saya yakin dia bisa mencerna kekerasan yang ada di dalam novel dengan baik. Namun saya jelas tidak menyarankannya untuk remaja di bawah 13 tahun...

Butet sudah membaca cukup jauh Grisha meski belum sampai setengahnya. Masalahnya, cetakannya tidak nyaman. Ukuran hurufnya kecil dan rapat. Dia mengeluh lekas lelah. Apalagi bahasanya cukup sulit. Entah karena penerjemahannya, atau memang begitu aslinya. Namun Butet mendapati ceritanya menarik dan dia meminta saya untuk membelikan dua buku lain untuk melengkapi triloginya. Yang langsung saya pesankan di toko buku langganan, kemarin...

Tips Memilih Buku Remaja

Dari sini saya ingin merangkum beberapa poin catatan dalam memilih buku remaja, yang rasanya bisa diterapkan dalam memilihkan buku untuk anak secara umum.

  • Ambil tema yang disukai anak
  • Sesuaikan usia anak dengan rating penerbit sebagai panduan dasar
  • Baca ulasan sebagai masukan, dengan tetap mengingat nilai-nilai yang kita pegang sendiri
  • Kedewasaan tiap anak berbeda. Tidak bisa mendasarkan mutlak minat anak lain akan sesuai dengan anak kita. Yang seusia sekalipun. Kakaknya sekalipun
  • Perhatikan gaya bahasa, jangan sampai terlalu sulit, namun juga tidak boleh terlalu sederhana. Bahasa yang terlalu sederhana akan menyebabkan anak lekas bosan membacanya
  • Perhatikan arahan bahasanya. Meski sama-sama mengandung kekerasan, ada buku yang menceritakannya secara halus atau bahkan tersirat saja, ada yang menampilkannya secara vulgar
  • Format cetakan. Jangan memaksakan buku format pocket jika anak pada dasarnya tidak terlalu suka membaca. Ukuran huruf yang kecil melelahkan mata
  • Baca terlebih dahulu meski tak sampai tuntas sebelum memberikannya kepada anak, untuk memastikan

Voila voila... Kalau ada tips lain, tulis di komentar yaaa... 

Selamat membaca bersama anak!...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah