Tahapan Pembukaan Kuncitara 3.1

Pagi ini adalah satu-satunya di mana saya tak ada zoom. Ya, seminggu ini, tiap pagi ada pengajian. Kecuali hari ini. Tak ada pagi. Tapi tetap ada di siang hari. AlhamduliLlaah ya... Ramadhan jadi banyak siraman ruhani. Dan meskitak ada zoom pagi, bukan berarti saya jadi bisa tidur sampai siang!...

Butet sudah mulai online dari jam 8 pagi. Dia menyalakan alarm setengah 8 agar tenang bersiap. Semua guru mengadakan visio sampai tengah hari kecuali satu jam bahasa Inggris. Setelah jam istirahat makan siang tidak ada visio pelajaran bahasa Prancis maupun bahasa Latin. Tapi Butet tetap online. Chatting dengan sobatnya sesiangan. Sambil mengerjakan tugas kelompok...

Saya sempat tertidur sebentar ba'da Dhuhur. Bangun langsung segera online zoom. Tak perlu banyak bersiap. Tidak ada tadarus. Pengajian tafsir Al Qur'an ini biasanya merupakan pengajian rutin Rabu pagi. Sesudah beberapa kali absen karena waktunya digunakan untuk pengajian PERMIIP, ustadz menawarkan mengganti dengan jam lain. Dipilihlah Kamis 15.15 CEST atau 20.15 WIB ini, saat ustadz sekira sudah selesai tarawih... 

Sempat ragu untuk bergabung secara Kamis malam ini saya ada kelas observasi BIPA lagi. Bukan masalah zoom berturut-turutnya. Pengajian toh hanya satu jam saja. Tapi masalah kapan saya memasak untuk buka puasanya...

Saya pun meminta suami untuk delivery saja. Dan Butet juga setuju... Jadilah saya tenang mengikuti ke dua zoom dengan waktu istirahat yang cukup di antaranya. Sempat mandi menyegarkan badan yang maunya malas-malasan. Bukan (hanya) karena haus dan lapar, tapi juga karena hujan seharian yang membuat ingin berselimut saja...

Kelas observasi BIPA cukup menegangkan. Asalnya lancar. Di akhir jam pelajaran, Bu Guru mengalami masalah koneksi. Diawali dengan sulitnya dia masuk ke chat room. Lalu video beliau tidak bergerak. Tak ada suara juga. Kemudian tiba-tiba beliau keluar dari meeting room!

Saya dan rekan yang observasi pun bingung. Kami tak ada instruksi harus bertindak bagaimana. Kontak pribadi dengan Bu Guru pun tak ada. Beruntung kelas D2 ini kelas yang aktif. Ada salah satu yang mengajak berdiskusi mengenai rencana mereka ke Indonesia... Namun tentunya keresahan tetap ada...

Satu-dua siswa memilih ke luar. Saya memutuskan intervensi, berbincang sebentar dengan para siswa, dan kemudian mempersilakan mereka keluar karena sudah lewat jam pelajaran juga. Setelah berbincang sejenak dengan rekan observer dan Bu Guru tetap tidak kembali, kami memutuskan menutup forum. Dan saya mengirim e-mail ke atdikbud untuk melaporkan insiden dan meminta arahan jika terjadi hal yang sama...

Pagi tadi sahabat saya mampir. Tak masuk rumah. Hanya bertemu di depan gerbang. Dia membawakan crêpe untuk Butet. Untuk kami serumah lah. Ada banyaaak... Crêpe buatan pasangan sahabat saya ini memang yang terenak di dunia. Sudah disertifikasi Ucok dan Butet...

Sudah lama juga kami tak mengobrol bersama. Meski komunikasi whatsapp dan telepon rutin, bertemu tatap muka tentu beda kesannya. Apalagi rame-rame bersama teman-teman lain. Ditemani teh melati hangat dan camilan khas Indonesia...


Hari ini presiden mengumumkan tahapan pembukaan kuncitara. Tahap pertama mulai 3 Mei nanti yang sudah jelas adalah kembalinya anak collège dan setengah lycée ke sekolah. Senin itu juga akan dihapuskan pembatasan jarak untuk ke luar rumah. Pergerakan antar propinsi sudah diperbolehkan...

Selain itu masih tetap sama. Pembukaan dilakukan dalam empat tahap, dengan tahap ke 2 19 Mei, tahap ke 3 9 Juni, dan tahap ke 4 30 Juni yang diagendakan pembukaan restoran dan akhir dari diberlakukannya jam malam. Namun tentunya semua masih dengan syarat bahwa tidak ada lagi kenaikan gelombang kasus dan saturasi rumah sakit...

Terus tak henti berdo'a, semoga pandemi lekas berlalu... 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah